Sensor Roh

Author : Felicia Yosiana G

17 Oktober 2011.
Sehari sebelum tanggal di atas, Tuhan menyuruh saya untuk bertanya-tanya mengenai Sensor Roh. Sebelum masuk dalam dialog dengan-Nya, biar saya perjelas dahulu mengenai hal ini.

Sensor Roh adalah kepekaan roh yang dimiliki setiap anak-anak Allah dan berbeda kepekaannya pada tiap orang. Saya, dalam kasus ini, dapat merasakan ciri roh seseorang hanya dengan berpapasan dengan mereka. Biasanya, saya akan langsung mendapat hints mengenai keadaan roh seseorang (dan dengan demikian inti dari isi hati mereka—walau saya nggak bisa baca pikiran) dalam beberapa kali lihat. Semua ini biasanya akan jadi jauh lebih jelas saat saya sudah ‘kenalan’ dengan orang tersebut dan mengajaknya ngobrol dan mendengar caranya berbicara.
Ini berbeda dengan trik-trik psikologis atau cara-cara membaca gerak-gerik orang. Yang saya baca atau rasakan di sini bukan keadaan mental atau batin seseorang, tapi rohnya—inti kehidupan dari setiap manusia.

Dalam kasus saya, saya umumnya tidak bisa ‘melihat’ roh mereka tapi merasakan dan mendengar. Ada teman Tim Doa, Harvi dan beberapa teman lainnya, yang sudah mulai tajam juga Sensor-nya dan diberikan cara pendeteksian roh yang berbeda dari saya.
Bahasa jeleknya, saya seperti bisa merasakan ‘getaran’ atau vibrasi roh orang lain.
Jadi jangan kaget kalau saya suka cuek bebek dan jarang lihat-lihat kalau jalan—salah satu faktornya adalah karena malas memperhatikan roh-roh yang ‘hitam’...

Umumnya, dalam kasus-kasus tertentu, Roh Kudus sendiri yang akan membimbing saya untuk ‘mengenal’ roh orang lain. Ia akan mengatakan satu dua hal yang menyebabkan roh mereka menjad kusam atau bahkan gemerlap. Misalnya, Ia akan mengatakan “Orang ini memiliki kepahitan,” saat saya sedang ngobrol dengan seseorang. Dari hints itulah biasanya saya mulai menggali masalah untuk dibawa dalam doa dan dikatakan kepada orangnya bila Ia menyuruh saya untuk bicara.

Saya juga jadi dapat merasakan roh yang sangat terang dan gelap. Umumnya kalau orang-orang dengan roh terang lewat (dalam arti mereka dekat dengan Tuhan atau taat kepada-Nya), saya akan langsung menoleh dan get attracted dengan rohnya. Sebagai contoh: salah satu guru bahasa Inggris saya memiliki roh yang cukup terang, dan saat dia lewat di depan saya untuk yang pertama kalinya (saya belum kenal), saya langsung tahu dan cengar-cengir sendiri. Hal ini kemudian diklarifikasi dan dibenarkan dengan sharing beliau mengenai hidupnya dan saat saya mendengarnya berbicara dan melihatnya bertindak.

Kalau roh-roh yang *****... Lebih baik nggak usah dibahas, deh. Yang jelas, ada perasaan super jijik dan kasihan kalau saya melihat mereka. Roh Kudus selalu membimbing saya untuk berdoa bagi orang-orang ini secara khusus dan selalu mengingatkan saya untuk tidak membenci orangnya, namun si Jahat yang menyiksa rohnya.

Oke, cukup introduksinya. Sekali lagi, saya bukan peramal, paranormal, atau dukun. Saya cuma manusia delapan belas tahun yang modal nekad dan ngotot dalam mencari jalan pulang ke Rumah Sang Bokap Sorgawi.
Yap, mari kita mulai~


A : Tuhan, kemarin Anda menyuruh saya untuk tanya-tanya soal Sensor Roh. Bisa kita mulai?
JC : Silahkan.
A : Saya mulai dengan apa itu sebenarnya Sensor Roh?
JC : Sensor Roh adalah kepekaan roh yang Aku berikan kepada setiap anak-anak-Ku. Sama seperti kalian mengenal orang lewat fisik mereka, roh kalian juga melakukan hal yang sama.
A : Terus, gimana cara mempertajam Sensor tersebut?
JC : Minta pada-Ku. Hidup benar dan kudus di hadapan-Ku. Minta Hikmat dan berjalanlah dengan iman.
A : Salah nggak, Tuhan, kalau kita menilai orang dari rohnya dengan Sensor ini?
JC : Menilai, tidak. Menghakimi, iya. Sudah tertulis kan di Alkitab mengenai hal ini?

Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.”
1 Korintus 2 : 15

A : Apa bedanya?
JC : Bedanya adalah, orang yang ‘menilai’, masih memiliki kasih dan pengharapan. Orang yang menghakimi tidak.
A : Bisa tolong Anda jelaskan cara kerjanya?
JC : Kamu mengalaminya sendiri, kok. Kamu bertemu orang (roh), dan kamu merasakan atau ‘melihat’ roh mereka.
A : Anda sengaja tidak membuka ‘mata’ roh saya 100 % karena itu horror...
JC : Benar. Pernah kan, satu kali, Aku membuka mata rohmu terang-terangan? Apa yang kamu lihat?
A : Saya melihat sekumpulan bayi-bayi rohani yang menangis dan menjerit-jerit pilu. Banyak dari mereka yang sudah membusuk dan bau anyir karena darah. Mereka terluka karena serangan setan. Saya ingat saya kepingin lari begitu lihat, tapi Roh Kudus menahan saya diam di tempat.
JC : Sekarang kamu mengerti kenapa satu Sorga bersukacita karena satu oang berdosa (tidak mengenal Allah secara intim) yang bertobat.
A : Ya. Dan lucunya, ada di antara mereka—banyak—yang aktif pelayanan.
JC : Ada banyak, Yosi. Pelayanan tidak menyelamatkan dan menjamin pertumbuhan rohani seseorang. Hanya kedekatan dengan-Ku yang melakukannya. Kamu takkan percaya jumlah orang yang melakukan pelayanan kosong di rumah-Ku (gereja).
A : Inikah yang Anda maksud dengan bermuka dua?
JC : Ya! Aku membenci ini! Keaktivan di gereja membuat banyak orang merasa sudah aman dan rohani. Tapi, tidak. Kamu telah melihat kebenarannya...
A : Ugh... Mengenaskan banget, Lord...
JC : Sudah hampir tak ada waktu lagi. Janganlah kamu kehilangan pengharapan dan iman dalam mendoakan mereka. Kamu mungkinampai ek  dinista, tapi jangan mundur! Kamu ingin menolong bayi-bayi mengenaskan itu kan—walaupun cuma seorang?
A : Iya...
JC : Sensor roh hanyalah satu dari sekain banyak fasilitas yang Aku berikan untuk pejuang-pejuang-Ku—anak-anak-Ku yang dengar-dengaran dengan Aku—untuk membantu mereka dalam peperangan akhir zaman ini. Jangan disalah-gunakan dan jangan sampai kamu malah mundur karena hal ini.
A : Siap, Lord!
JC : Berhati-hatilah, Yosi. Si Jahat akan selalu berusaha agar pengelihatanmu teralih pada kegelapan di sekelilingmu alih-alih Cahaya-Ku yang bersinar terang. Janganlah termakan godaan mereka dan jadilah bijak dalam melihat maupun memilih.
A : Oke. Ada hal lain yang ingin Anda sampaikan, Tuhan?
JC : Sensor roh sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Namun keaktivan dan orientasi serta kepekaannya bergantung dari kedekatan dan ketaatan orang tersebut kepada-Ku.
Biarkan Roh Kudus yang menavigasikan kalian. Para dukun juga menggunakan Sensor ini, namun secara paksa dengan bantuan Iblis. Inilah yang Kumaksud dengan orientasi.
Dalam segala hal, mintalah kepada-Ku dan tanya Roh Kudus! Jangan berjalan dengan hikmatmu sendiri atau tanpa komando!
Sesungguhnya lubang jerat si Jahat menganga di sekeliling kalian. Tanpa arahan-Ku, kalian tidak akan mampu berjalan dengan selamat sampai ke Rumah-Ku.
Percayalah hanya pada-Ku.