Short Letters from Angels

Author : Felicia Yosiana

29 November 2011

Ada suatu aktivitas lucu hari itu. Pada kelas Aktualisasi Diri di seksi kuliah saya, sang Dosen membagikan kertas-kertas berwarna dan sebuah amplop pada kami. Ia kemudian meminta kami untuk mengedarkan amplop bernama itu kepada teman-teman kami untuk diisi kertas berwarna tersebut. Intinya, kami diminta untuk saling memberikan masukan, dorongan semangat, dan pujian atau kesan pesan terhadap teman yang amplopnya kami pegang. Tentu saja, ini kegiatan yang sangat lumrah di fk. Psikologi.
Tapi ada yang membuat saya kaget. Para malaikat yang diutus Allah untuk menjaga saya kemudian berinisiatif untuk melakukan hal yang sama! Bedanya, mereka hanya akan menuliskan pesan untuk saya dalam kartu warna-warni, bukan kepada setiap dari mereka. Saya penasaran dengan apa yang akan mereka tuliskan untuk saya.

Obidience.”

Itu adalah bunyi kartu pertama. Saya membeku begitu membacanya.

Obey the Lord.”

Itu adalah bunyi kartu kedua.

Saya mengangkat satu alis, mulai mengerti maksud mereka. Para malaikat tersenyum dan kembali memberikan saya kartu-kartu lainnya.
Dan... Seperti yang sudah Anda duga, semuanya berisi tentang ‘ketaatan’ yang hanya dituliskan dalam beberapa kata saja. Di situlah saya benar-benar mengerti bahwa kesukaan mereka—para malaikat—adalah bila anak-anak Allah menaati Allah dan melakukan perintah-Nya.

[ Read More ]

Drabbles - Quotes

Author : Felicia Yosiana

30 November 2011.



Saya sedang dalam pujian penyembahan saat saya berusaha menggapai Ketiga Persona Allah. Kemudian, terjadilah percakapan ini, dan saya ingin menuliskannya dalam bentuk quotes. Yah... Ia berbicara dalam bentuk ini, sehingga inilah yang saya tulis. Sekali lagi, harap inisial diperhatikan untuk mengetahui siapa Persona Allah yang berbicara. Dan saat itu perbincangan terjadi dalam bahasa Inggris, sehingga saya akan menterjemahkannya sesuai dengan arahan Roh Kudus—kecuali untuk kalimat-kalimat yang akan aneh bila dialih bahasakan...

LF : Kamu dicintai, o anak-anak. Arahkan matamu kepada langit dan lihatlah apa yang Aku punya untuk setiap dari kalian di Atas.


U : Jangan lakukan dosa.


JC : Aku sedang datang.


G : Ambil kembali apa yang telah dicuri darimu.


LF : Kasihilah satu sama lain. Cintailah saudara-saudaramu sebagaimana Aku telah mencintaimu.


G : I am the Spirit of Compassion. You can never truly love others without My Grace.



JC : Jadilah murni dan tanpa noda.


LF : Aku membutuhkan kerja sama dan kemauan anak-anak-Ku. After all, I am a humble God.


JC : Evangelize. Bahkan satu orang sangat berarti untuk-Ku.


JC : Jadilah seperti Aku.


G : Aku adalah Temanmu, Gurumu.


LF : Kau telah menyenangkan Aku, nak. Teruskanlah. Ya, Kami mencintaimu. Kami sangat mencintaimu.


JC : Bersukacitalah! Aku datang untuk membawamu pulang.


LF : Waktunya sudah nyaris tiba. Semuanya telah tersedia bagi Pengantin Wanita Anak-Ku. Semua telah siap untukmu. Apakah kau berdebar-debar? Aku merasakannya.


LF : Aku adalah Allah yang rendah hati. Aku adalah Bapa yang penuh dengan kasih.


G : Kasih tidak menyombongkan diri. Kasih tidak iri hati.


JC : Kasihilah Aku sebagaimana Aku mengasihimu.


LF : Semuanya telah siap. Rumah menantimu. Akupun menantimu.


JC : Kau bisa memuji dan menyembah sepanjang waktu di Sini. Dan kau tidak akan lelah. Semuanya sempurna di Rumah.


G : Kau bahagia, nak?



LF : Aku juga senang mengobrol denganmu, anak-Ku.


JC : Teruskanlah, para Pembawa Berita-Ku. Aku punya banyak kata-kata untuk diberikan kepada umat-Ku. Kalian telah menyukakan Aku, anak-anak.


LF : Ingatlah bahwa engkau telah dipilih. Engkau dipilih untuk dicintai.


JC : Jangan kejar dunia ini. Lihat saja ke Atas.


LF : Jangan sembah para malaikat. Mereka ada untuk melayani, sama sepertimu.


JC : Aku masih menulis surat cinta, kau tahu...


G : Jadilah murni dan suci.


G : Jangan kehilangan fokusmu.
[ Read More ]

An Urgent Message from the Lord

Author : Felicia Yosiana

30 November 2011

Saya sedang mandi saat saya meluangkan waktu untuk berbincang-bincang santai dengan Tuhan. Karena saya baru saja membaca pengelihatan terakhir Jonathan dan Sebastian mengenai kedatangan Tuhan yang sudah mepet, saya sangat kagum bagaimana Ia turun dari kereta kudanya dan berjalan kaki untuk ‘memperlambat’ sedikit waktu kedatangan-Nya.
Kamu tahu,” kata Tuhan sore itu, “bila Aku tidak melakukan ini, maka kedatangan-Ku akan terjadi dalam waktu kurang dari seminggu sejak pengelihatan pertama tentang ‘mil’ ketiga.
Roh saya bergidik ngeri mendengarnya, mengingat betapa banyaknya orang-orang yang belum siap akan Dia dan Kerajaan-Nya. “Maafkan saya, Tuhan... Akhir-akhir ini saya malah tidak menyediakan waktu lebih untuk Anda karena berbagai kesibukan tugas kampus...”
Tuhan mengangguk dalam-dalam. Air muka-Nya tenang bercampur setitik perasaan sedih dan terharu. “Sekarang lihat? Saat kamu menginvestasikan waktu lebih kepada-Ku, kamu langsung belajar banyak.”
Maafkan saya...”
Kalau begitu tulis ini,” lanjut-Nya. “Aku hendak berbicara kepada anak-anak-Ku. Aku mau menyadarkan mereka bahwa banyak dari mereka yang masih bermain-main dengan waktu dan hidup mereka, bahkan detik ini, ketika Aku hanya tinggal beberapa langkah lagi menuju tempat Pengangkatan.”
Berbicaralah, Tuhan. Saya hendak mendengar dengan iman dan kepercayaan penuh.”




JC : “Wahai, anak-anak-Ku, kenapa Aku masih melihatmu bermain-main dengan hidupmu?Kenapa Aku masih melihatmu membuka buku-buku dan majalah-majalah yang tidak ada sangkut pautnya dengan Aku dan Kerajaanku? Mainankah hidup kalian ini? Apakah waktu sebegitu entengnya bagimu?

Aku telah berfirman bahwa kedatangan-Ku telah sangat dekat sekali. Aku telah mengatakannya dalam kitab-Ku. Aku telah berkata-kata melalui para nabi. Aku telah memberikan mimpi dan pengelihatan yang melimpah pada generasi ini mengenai hal itu. Dan ada banyak mukjizat terjadi di dalam nama-Ku.

Kurangkah itu untuk membuatmu percaya bahwa engkau hidup pada akhir zaman? Apakah matamu telah sedemikian buta sehingga engkau tidak bisa mendengar langkah kaki berlaksa-laksa malaikat-Ku dan Aku yang sedang menuju Bumi?

Persiapkan diri kalian, anak-anak. Jangan bermain-main dengan apa yang dapat mengotori hati dan pikiran kalian. Dunia ini bukan tempat kalian; kalian diciptakan untuk mendapatkan lebih dari sekedar kenikmatan dunia. Atau tidakkah kalian tahu bahwa Sorga itu luar biasa dan sangat nyata? Tidak percayakah kalian kalau ada tempat di mana tidak ada dosa dan ke-tidak-adilan?

Tempat seperti itu sungguh ada. Ada tempat di mana yang mengalir hanyalah rahmat Bapa-Ku dan kehidupan tak berkesudahan yang dilingkupi oleh sukacita. Namanya Sorga. Dan kalian adalah pewaris tempat itu.

Tapi lihatlah diri kalian sekarang... Apakah yang kalian lihat di dalam diri kalian? Apakah kalian telah menerima Roh-Ku? Sudahkah kalian memperlakukan-Nya dengan benar? Atau kalian masih merasa sulit percaya dengan kenyataan bahwa iman menggapai hal-hal yang berada di luar logika dan dunia sempit manusia?

Aku adalah Alfa dan Omega. Aku tidak terbatasi. Aku tidak punya tempat di dunia ini, dan Aku tidak meletakkan kepala-Ku di manapun. Aku pergi ke mana Bapa mengutus Aku dan begitu jugalah harus kalian hidup.

Satu hal yang tidak bisa dibeli, anak-anak, dan itu adalah ketaatan. Ketaatan mengandung cinta yang murni dan tidak terpaksa. Ketaatan melahirkan sukacita abadi dan ketaatan akan membuka mata roh kalian. Mungkin ini semua terdengar seperti mitos dan dongeng, masih terasa bukan bagian dari hidup kalian... Benarkah Aku?

Maka kalau begitu, kalian belum berjalan dengan iman sepenuhnya.

Lihatlah ke atas dan masakan kalian tidak menemukan Aku dalam ciptaan-Ku? Jangan memandang dunia yang sedang hancur ini beserta standar dan sosialitanya. Semua itu akan hancur dalam hitungan detik. Pandanglah apa yang ada di atas; apa yang telah Kusediakan bagimu di atas sana sungguh melebihi segala yang dapat engkau minta di Bumi ini.

Sukacita dan kedamaian yang tidak terperi. Itulah yang dijanjikan Bapa-Ku, dan Ia bukanlah seorang pembohong.

Jangan bermain-main dengan kehidupan kalian. Kalian tidak ingin tertangkap basah sedang terhanyut dalam aktivitas kosong saat Aku Mengangkat mempelai-Ku (anak-anak Allah). Kalian tidak ingin sedang berada jauh dari-Ku saat Bumi bergoncang hebat dan nafiri dibunyikan.

Kedatangan-Ku di depan mata. Pintu telah terbuka. Aku telah menyongsong kalian dan memasuki atmosfer Bumi. Siapakah yang akan tahu kesudahannya?

Datanglah. Aku berdiri di depan pintu hatimu. Dan Aku menolak untuk pergi dari situ sampai detik terakhir Pengangkatan.

Cinta-Ku tidak akan bisa kalian ukur."
[ Read More ]

The Cheering

Author : Felicia Yosiana G

21 November 2011

Belakangan ini saya sempat merasakan apa yang dirasakan Bro. Aloi, kekosongan. (Dan karena tulisan kami ditulis sebelum sharing-nya dikirimkan pada saya, saya bahkan tidak tahu kalau ia juga mengalaminya). Intinya, saya mendapatkan kesulitan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Yep, rasanya seperti nabrak tembok setiap kali mau masuk ke hadirat-Nya. Dan saya tahu Tuhan senantiasa bersama saya, tapi seakan-akan ada sekat pada jarak kami yang begitu dekat sehingga kami sulit sekali berkomunikasi.
Sampai pada suatu kali, saya memutuskan bahwa stimulus Tuhan adalah sikap ‘diam’-Nya, yang seharusnya menjadi pendorong saya untuk maju lebih jauh kepada-Nya. Jujur saya merasa bego, nggak berguna, tolol dan maksa... Tapi apapun akan saya lakukan untuk mendapatkan lagi hubungan dekat denga Tuhan, membobol pintu Bait-Nya sekalipun...! Saya harus mendapatkan kembali Dia, apapun caranya! Dan satu cara tersisa untuk mendekati-Nya: Worship.


Dua lagu saya lalui dengan harapan akan bisa merasakan kehadiran-Nya... Tapi nihil. Saya tidak merasakan apa-apa selain perasaan benci kepada daging sendiri. Saya ingin segera mendobrak ‘sel penjara’ bernama tubuh jasmani ini untuk menggapai Bapa! Dan rupanya, Ia memperhatikan itu...
Pada lagu God of Wonders, akhirnya Ketiga Persona Allah berseru berbarengan dengan menggelegar: “The Heavens are cheering for you!

Saya terhenyak dan segera menangis. Rasa haru, kangen, gembira dan keinginan untuk pulang segera membuncah tidak tertahankan sampai saya harus mencengkram karpet di lantai supaya perasaan itu sedikitnya tersalurkan. Suara-Nya sangat nyata dan luar biasa di hari-hari ‘kering’ saya!
Dengan segera, sebuah pengelihatan samar mengikuti. Saya, pada pengelihatan sudut pandang orang pertama, membuka sebuah pintu putih besar menuju sebuah taman yang luar biasa terang. Cahaya membanjiri pengelihatan saya saat pintu terbuka dengan ringan.

Do not give up now, daughter,” kata Bapa dengan lembut. Ada nada haru dan nada semangat yang tertahan pada Suara-Nya. Agaknya, Ia juga merasakan perasaan saya: Rasa rindu yang tidak terucapkan.
Ya, saya bisa menghabiskan waktu saya di Sorga sujud menyembah di hadapan takhta-Nya selama beribu tahun dan tidak ingin keluar. Hanya kata ‘terima kasih’ yang layak saya ucapkan berulang kali dengan emosi membuncah seperti ini.

Do not give up,” ulang-Nya.

Saya mengangguk dengan susah payah. Saya tahu persis bahwa saya tidak akan pernah punya ‘rumah’ yang benar-benar bisa menerima dan mengerti saya selain tempat di mana Ia berdiam. Saya sadar dengan penuh bahwa Ia adalah satu-satunya yang dapat mengerti saya, satu-satunya yang akan menerima saya 100%. Tidak ada manusia atau roh manapun yang dapat mengasihi dan memperlakukan saya dengan begitu istimewa seperti Bapa.
Didikan-Nya, hajaran-Nya dan balutan-Nya adalah sempurna. Saya tidak butuh apa-apa lagi selain hanyut dalam lautan Kasih dan Hikmat-Nya. Semua yang saya inginkan dan butuhkan berdiam di dalam diri-Nya sebagai Persona Kudus, Yesus Kristus.


Ibrani 12: 1
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”
[ Read More ]

He Lives Inside

Author : Aloisius Kevin

Ada masa-masa di dalam hidup saya di mana saya justru ragu bahwa Tuhan mendengar atau mengerti akan beratnya hidup yang saya jalani. Bahkan, sempat beberapa kali saya melihat kehidupan teman-teman saya dan kecewa. Yang perempuan membicarakan kehidupan percintaan mereka. Ada yang ditinggal pacar, ada yang ngomongin mantan, dan lain-lainnya. Yang lelaki biasanya membicarakan hal-hal favorit mereka, seperti bola, game, anime atau komik.
Saya sempat berpikir, “Gimana caranya mereka bisa idup sebebas itu?”
Pertama, terntunya saya hanya merasa aneh. Tapi lama kelamaan, saya jadi mulai mempertanyakan hal-hal seperti, “Gimana ya rasanya jadi mereka? Gimana rasanya jadi orang sebebas mereka?”

Dan tentunya, semua ini membuat saya makin galau. Saya jadi semakin tertarik untuk hidup ‘bebas’ seperti saya yang dulu. Dan karena dibawa rasa ‘penasaran’, saya akhirnya mulai goyah. “Kenapa ya kita nggak boleh begini atau begitu? Kenapa gue gak punya i-pad, dan serangkaian gadgets lainnya?”
Setiap jawaban yang saya temukan tidak membuat saya sadar dan tidak memuaskan rasa penasaran saya terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Alih-alih dapat pencerahan, iman saya malah jadi semakin lemah. Rasanya kehidupan saya jadi monoton; apa yang saya lakukan selama ini untuk Tuhan jadi saya lakukan semata-mata karena ‘keharusan’ dan rutinitas. Dan jujur saja, itu semua membuat saya jauh dari-Nya...
Setiap kali saya hendak berkomunikasi dengan-Nya, seakan-akan saya membentur tembok baja. Dan saya heran sekali kenapa Dia tidak menegur saya saat itu. Rasanya seperti Dia ada di samping saya, tapi Ia diam saja. Ia seakan-akan membiarkan saya bergumul dengan ideologi saya sendiri...
Dan... setelah saya bergumul selama tiga hari, Ia pun memberikan jawaban pada saya.

A : Lord, Engkau di mana? Aku rindu sama Anda...

JC : Di sini. Di dalam dirimu.


Saya kemudian membuka Alkitab dari hape saya sesuai dengan perintah-Nya. Dan apa yang saya dapat? 2 Korintus 13: 5! Saya segera menangis. Saya tahu Ia ada di dalam saya.
Malam harinya, Ia pun kembali berbicara.      


JC : Kamu mau tahu kenapa Aku membiarkanmu tidak mendapat ‘jawaban’?

A : Kenapa?

JC : Karena Aku ingin engkau bertumbuh di dalam Aku.

A :  Maksud Anda?

JC :Kamu ingat dulu kamu pernah berdoa supaya Aku menegurmu sekeras mungkin bila itu memang diperlukan untuk membawamu lebih dekat kepada-Ku?

A : Ehm... Iya sih... Jadi sebuah kondisi yang tenang-tenang saja justru adalah teguran yang keras ya?

JC : Betul! Aku memang sengaja memberikan silent treatment ini kepadamu karena Aku ingin kamu belajar bahwa Aku selalu ada di dalammu.

      Coba sekarang kamu pikir, kondisi mana yang justru membuat orang bertumbuh: Kondisi pertama adalah kondisi di mana kita terus ‘menyuapi’ orang yang kita kasihi. Atau kondisi kedua di mana kita membiarkan orang yang kita kasihi bertumbbbuh dengan memberikannya makanan keras?

A : Hmm... Yang kedua, Tuhan.

JC : Kenapa?

A : Karena dengan begitu kita bisa mandiri.

JC : Betul!! Aku ingin agar anak-anak-Ku bisa mandiri di dalam Aku. Aku melatih kalian sedemikian kerasnya agar kalian nanti siap di medan pertempuran. Seorang anak yang dimanja tidak akan sanggup menghadapi pertempuran di dunia ini/

Bayangkan, seorang anak yang setiap hari dalam hidupnya dipenuhi segala sesuatu dan segala hal, bagaimana bila langsung diturunkan ke medan pertempuran? Bisa-bisa semua anak-Ku akan lari tunggang langgang saat menghadapi musuh-musuhnya/

Begitu juga denganmu. Aku ingin kamu selalu belajar mandiri di dalam Aku. Namun bukan sebagai remaja ‘sok tahu’ yang tidak mempedulikan Aku dan justru mengejar dunia, melainkan sebagai anak kecil yang tahu untuk selalu menaruh kepercayaan 100% kepada Sang Ayah dalam setiap perkara.

Seorang anak tahu bahwa Ayahnya akan selalu ada untuk menemani dan mendidik dia/ Engkau mungkin melihat ini sebagai suatu kesulitan... Namun pandanglah Aku, maka Aku yang akan mendidik engkau.

Ketahuilah anak-anak-Ku, bahwa selama ini Aku hanya melepaskan SATU JARI-KU daripadamu. Aku selalu merangkulmu dalam menjalani jalan yang sempit ini. Engkau mungkin tidak dapat melihat atau merasakan Aku. Engkau mungkin tidak mendengar-Ku atau bahkan merasa Aku tidak peduli. Tapi ketahuilah: Aku berada di dalammu.

Aku juga ingin engkau bertumbuh di dalam Aku.


Setelah percakapan itu, pikiran saya mulai terbuka bahwa sebenarnya Ia tidak merespon saya justru karena Ia ingin melihat bagaimana respon saya. Di saat-saat membingungkan seperti itu, Tuhan rupanya ingin melihat sampai sejauh mana kasih kita kepada-Nya dan bagaimana kita akan terus hidup.
Seperti layaknya seorang kekasih yang ingin tahu sampai mana cinta pasangannya terhadap dirinya, seperti itulah Ia ingin mendidik kita agar kita semakin mengasihi-Nya!
Jangan ragu dan jangan patah semangat! Ia memperhatikan kita. Ia tahu dan mengerti apa yang kita rasakan. Bukankah Ia telah tinggal di dalam kita semenjak dunia masih dalam blue print-Nya?

Ia tidak akan meninggalkan engkau karena Ia tinggal di dalammu dan ada di sampingmu.


Yohanes 14 : 20
Pada waktu itulah kamu akan tahu , bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”
[ Read More ]

Penghakiman Orang Percaya

A/N : Notes ini diambil dan diterjemahkan dari End Times Prophecy dan ditulis oleh Augusto.
Aku menerima pengelihatan dan pewahyuan ini dari seorang saudara di USA. Ia diberikan pewahyuan ini oleh seorang Pewahyu tua Tuhan yang merupakan imigran dari US. Lihatlah.
Pewahyuan pada 11 September 1996, Minneapolis.
Seorang Nabi Penubuat perempuan tua yang sedang sakit kanker melihat dan merekord hal ini. Ini adalah permulaan pengelihatannya:

Sebuah cahaya yang menenangkan bersinar dan aku melihat sebuah perkumpulan besar orang-orang percaya. Ada malaikat-malaikat yang muncul dari sorga, dan di antara mereka, ada seorang pemimpin malaikat yang sedang menanyakan orang-orang di sana dengan cukup keras dan tegas. Ini adalah pertanyaannya:

1.      Siapa yang merokok? Pergilah ke sana.

Aku melihat orang-orang di grup ini berdiri dan bergerak ke mana malaikat itu menunjukan tempat mereka: ke kiri. Seorang lelaki duduk dengan kepala menunduk, berpikir bahwa tidak ada yang menyadari keberadaannya, tapi sang malaikat tetap memperhatikannya. Lalu dengan perlahan, lelaki ini berdiri dan bergerak ke kiri juga. Sang malaikat kembali bertanya...

2.      Siapa yang berbohong?
3.      Siapa yang mengatakan hal-hal buruk dan tidak baik?
4.      Siapa yang berbicara bodoh untuk menyenangkan orang lain?
5.      Siapa yang mengotori dirinya dengan masturbasi?
6.      Siapa yang makan dan minum bersama orang dunia saat tidak ada keperluan untuk itu?
7.      Siapa yang mencintai dunia ini dan menggunakan makeup, parfum, atau cologne dalam kecintaan pada tubuhnya?
8.      Siapa yang mengenakan pakaian yang tidak sepantasnya—perempuan mengenakan pakaian lelaki dan lelaki mengenakan pakaian perempuan?
9.      Siapa yang mengimitasi Satan dengan rambut panjang dan tak terurus?
10.  Perempuan mana yang tidak menutupi kepala mereka untuk para malaikat?

11.  Siapa yang melawan hamba Tuhan?
12.  Lelaki mana yang memanjangkan rambut mereka dan perempuan mana yang mencukur habis rambutnya?
13.  Hati mana yang terikat pada cinta akan uang?
14.  Siapa yang membenci tetangganya dan tidak memaafkannya?
15.  Mata siapa yang ke mana-mana pada saat penyembahan, tidak mendengarkan firman Tuhan dan tetap kosong?

16.  Siapa yang memberikan tempat kepada Iblis dengan takut kepada manusia?
17.  Siapa yang tidak mempercayai Tuhan dan meragukan keselamatannya sendiri dan tidak datang untuk dibersihkan? (Aku melihat rantai besar mengikat orang ini).
18.  Siapa yang dibimbing Roh Kudus tapi juga dibimbing pikiran dan keinginan mereka sendiri?
19.  Siapa yang curiga kepada tetangga-tetangganya dan membuat imajinasi di hatinya? (Aku melihat api dari neraka menyambar orang-orang ini).
20.  Siapa yang tidak mendengarkan dan menginterupsi tetangga mereka saat mereka menyombong dengan pikiran mereka sendiri?

21.  Siapa yang puas dengan dirinya sendiri dan sering mengagumi diri sendiri di hadapan kaca, menggunakan eye shadow, mewarnai alis mereka dan menata rambut?
22.  Siapa menghiasi rambut mereka dengan ornamen di dalam kebanggaan?
23.  Siapa yang mewarnai rambutnya?
24.  Manakah perempuan yang mencukur rambutnya dengan tidak pantas?
25.  Lelaki meraka yang tidak menjalankan tugas sebagai ‘imam kepala’ di rumah mereka masing-masing?

26.  Siapa yang malas dan tidak mencari kerja di rumah atau ladang-Ku?
27.  Siapa yang berani dan kasar kepada tetangga mereka?
28.  Siapa yang memasuki Rumah Tuhan tanpa rasa takut akan Allah, tapi dengan perkataan-perkataan bodoh, bercanda dan berbicara dengan berani saat masuk ke tempat Kudus?
29.  Siapa yang meyakinkan diri mereka dengan penipuan—doa-doa tetanggamu memberikanmu kelegaan tapi engkau tidak akan mengangkat satu saja jari untuk mendekat kepada Tuhan dan mengatakan, ‘Oh, Ia tahu segalanya.’
30.  Siapa yang memata-matai tetangganya untuk menjatuhkan atau menuduhnya?

31.  Siapa yang menghakimi tetangganya sendiri dan tidak mau mencari damai? – menjustifikasi dirinya dengan mengatakan bahwa Tuhan memaafkan aku bila aku menghina orang lain?
32.  Siapa yang berbuat korupsi untuk memperkaya dirinya sendiri?
33.  Siapa yang mengidolakan idola TV—baik secara umum ataupun secara sembunyi-sembunyi, dan dengan begitu membuka pintu bagi si Iblis?
34.  Siapa yang lupa akan kesucian dan memakaikan baju-baju indah kepada anak-anak mereka dan dengan begitu memberikan mereka kepada Molech?

35.  Siapa yang takut akan kelahiran anak dan menggunakan obat penghilang sakit?
36.  Siapa yang tidak mencari kesucian dalam hubungan seks antara isteri dengan suami?
37.  Siapa yang menghindari kontak dengan suaminya karena takut melahirkan dengan startegi dan kepintarannya?
38.  Siapa yang tidak jujur dan tidak peduli dengan suami atau isterinya?
39.  Siapa si pencerita di antara orang-orang percaya yang membuang kesucian?
40.  Siapa yang kehilangan rasa takutnya akan Tuhan?

41.  Siapa yang kehilangan rasa gentar akan Tuhan?
42.  Siapa yang kehilangan iman pada Tuhan?
43.  Siapa yang kosong dan tidak memiliki kasih kepada tetangga mereka?
44.  Bibir mana yang penuh dengan asap rokok seperti lubang asap dan bukan dengan perkataan Allah?
45.  Siapa yang mencintai pengetahuan dunia ini secara dalam dan meninggalkan pengetahuan akan Tuhan?

46.  Siapa yang menodai dan membenci persekutuan suci?
47.  Siapa yang mencintai kenikmatan lebih daripada Tuhan?
48.  Siapa yang sangat ingin kaya?
49.  Siapa yang bermolek dan mengatakan, “Tuhan tidak melihat penampilan luar tapi hati?”
50.  Siapa yang selalu komplain dan tidak pernah puas?

51.  Siapa yang tidak berterima kasih dan terus ingin ini dan itu?
52.  Siapa yang tidak menuruti orang tuanya?
53.  Siapa yang tidak menghormati orang tuanya dan tidak menghormati Tuhan?
54.  Siapa yang tidak bergantung kepada orang lain?
55.  Siapa yang keras kepala?

56.  Siapa yang penuh dengan rasa percaya diri?
57.  Siapa yang tidak membuahkan buah-buah pertobatan dan melakukan dosa lagi?
58.  Siapa yang tidak mengekang lidahnya?
59.  Siapa yang memanggil dirinya anak Tuhan tapi tetap berbohong dan membicarakan hal-hal bodoh dan ke-tidak-suci-an?
60.  Siapa yang menginjak-injak Darah Perjanjian dan mendukakan Roh Kudus?

61.  Siapa yang dilingkupi dengan kuasa dari Sorga tapi tidak memiliki tanda-tanda-Nya?
62.  Siapa yang menutup-nutupi kesalahan anak-anaknya?
63.  Mana isteri yang tidak mentaati suaminya dan malah mendominasi rumah tangga?
64.  Siapa yang tidak memiliki damai Sorgawi dan tidak ingin mencari Tuhan?
65.  Siapa yang sering menipu diri dengan kecurigaan palsu?

66.  Siapa yang tidak mencintai firman Tuhan dan tidak membacanya dan hanya menganggukan kepala mereka dan meyakini bahwa mereka tahu segalanya tentang diri mereka?
67.  Siapa yang tidak banyak berdoa?
68.  Mana hati yang tidak diisi oleh api akan cinta kepada Allah?
69.  Siapa yang mencintai anak-anak mereka lebih dari Tuhan?
70.  Mana mata yang tidak suci?

71.  Mana telinga yang tidak suci?
72.  Mana lidah yang tidak suci?
73.  Mana tangan yang tidak suci?

 Aku melihat banyak orang dengan dosa-dosa mereka bergerak ke kiri. Banyak, banyak sekali orang menuju ke kiri, seakan-akan ada sesuatu atau seseorang yang memaksa mereka untuk bergerak, tapi ini adalah kesadaran mereka dan konsekuensi dosa. Tidak mungkin mereka bisa berhenti.
Hanya ada empat orang yang tersisa. Orang-orang ini memiliki jubah putih dan para malaikat segera mengantar mereka ke kanan, ke Sorga. Para malaikat tidak melihat ke belakang kepada orang-orang di kiri, dan kegelapan melingkupi mereka. Aku sangat ketakutan.
[ Read More ]