Self Image

Author : Silvia Gautama

            Akhir-akhir ini saya belajar tentang pikiran bawah sadar. Hidup manusia dikontrol 95% oleh pikiran bawah sadar. Analoginya begini. Ketika pertama kali naik sepeda, Anda belum memiliki kemampuan untuk naik sepeda. Anda harus berkonsentrasi menggunakan pikiran sadar untuk mengendalikan tubuh Anda. Setelah mahir, apakah Anda masih menggunakan pikiran sadar? Tidak. Anda tidak perlu berpikir tentang bagaimana mengendarai sepeda. Anda bisa mengayuh sepeda sambil bernyanyi atau berpikir tentang hal lain. Mengapa? Karena tubuh Anda sudah taat oleh pikiran bawah sadar.

            Sama halnya dengan bernapas atau proses kerjanya organ-organ dalam tubuh Anda. Anda tidak perlu memerintahkan mereka untuk bekerja karena secara otomatis pikiran bawah sadar Anda sudah bekerja untuk memerintahkan jantung memompa aliran darah, dan sebagainya.

            Jadi, pikiran alam bawah sadar Anda sungguhlah penting. Penanaman gambar dan gagasan di dalam pikiran bawah sadar terjadi lewat perjumpaan yang berkesan (positif atau negatif) dan berulang-ulang terutama pada masa kecil seseorang.

            Contohnya, sewaktu saya kecil, saya jarang sekali dipuji oleh orang tua saya. Bahkan ketika saya dapat nilai bagus mereka tidak pernah memuji saya. Hubungan saya dengan orang tua saya juga sangat kaku. Karena itu saya tumbuh  menjadi anak yang pemalu, berusaha selalu menyenangkan orang lain dan haus akan pujian. Saya berusaha keras untuk diterima orang lain. Saya tidak merasa diri saya ini berharga. Orang tua saya saja tidak pernah memuji saya.

            Setelah saya mengalami sendiri kasih dari Bapa Surgawi dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat saya, perlahan-lahan gambar diri saya dipulihkan. Jesus Christ, the owner of Heaven, is willing to be human and poor and dead on the cross only for me. Only for me, yang bahkan tidak mengenal-Nya dan mengasihi-Nya seperti Dia mengasihi saya selama 17 tahun. Tidak ada orang yang rela melakukan itu untuk saya. Saya tidak pernah merasa seberharga itu. Saya merasa sangat, sangat berharga.

            Perlahan-lahan, saya sadar bahwa saya amat sangat berharga di mata Tuhan seperti tertulis di Yesaya 43:4 “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” Saya memaafkan orang tua saya dan menerima mereka apa adanya. Mungkin mereka mendidik saya seperti itu, karena begitulah mereka dididik.

            Self-image saya pun berubah. Saya menjadi lebih terbuka dan percaya diri. Kalau dulu saya peduli dengan pandangan orang tentang saya--bahkan terlalu peduli--sekarang saya hanya peduli pandangan Tuhan tentang saya, karena orang hanya menilai penampilan luar saya saja sedangkan Tuhan melihat hati saya.

But the Lord said to Samuel, “Do not consider his appearance or his height, for I have rejected him. The Lord does not look at the things people look at. People look at the outward appearance, but the Lord looks at the heart.” – 1 Samuel 6:17, NIV.

            Kalau dulu banyak hal yang tidak saya sukai pada diri saya, sekarang saya mulai menerima diri saya apa adanya. Saya menerima penampilan fisik saya dan sifat-sifat saya. Saya tidak lagi berusaha menjadi orang lain yang bukan saya. Memang paling nyaman jadi diri kita sendiri! Be a person God wants you to be.

            Bahkan saat saya menuliskan artikel inipun, Tuhan masih bekerja memulihkan pikiran bawah sadar saya yang salah. Terkadang saya masih suka mendengarkan perkataan orang lain tentang diri saya. Ketika ini terjadi, Tuhan akan menegur saya dan mengingatkan saya kembali bahwa yang terpenting adalah perkataan-Nya. Pemulihan ini tidak hanya terjadi satu kali saja, tetapi berulang-ulang sampai Anda benar-benar pulih. Proses pemulihan pun tidak terjadi secepat kilat. Setiap orang mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk pulih.

            Untuk pulih kita harus:
1.      Mengakui bahwa kita ‘bermasalah’ dan meminta Tuhan membukakan pikiran bawah sadar kita yang masih salah
2.      Mengampuni orang yang membuat kita seperti ini
3.      Terima kebenaran Tuhan tentang diri kita. Bukan apa kata orang, tetapi apa kata Tuhan tentang diri kita. Firman Tuhan adalah penilaian yang paling benar.

Ayo mulai rajin membaca surat cinta dari Tuhan a.k.a our lovely Bible. Kalau kita saja jarang membaca Firman Tuhan, bagaimana kita tahu pandangan Dia tentang kita? Dengar perkataan Bapa tentang kita di sini http://www.youtube.com/watch?v=6TcxA_7_fi8

Selamat dipulihkan dan menjadi orang yang baru. God loves you and you are precious.

Validasi:
Yesaya 43:4, 1 Samuel 16:7, Mazmur 139:14, Mazmur 27:10
[ Read More ]

Memasuki Ayin Dalet (part 3) : Kenali Hati Tuhan

Author : Meitri Angelina

Hal berikutnya yang diajarkan selama seminar adalah mengenai cara untuk membuka 7 gerbang yang sudah disebutkan sebelumnya. Cara-cara ini akan diperoleh melalui penjabaran dari Kejadian 6:8. Tokoh yang akan dipakai untuk menjadi seseorang yang  memiliki kapasitas untuk membuka 7 gerbang ini adalah Nuh. Nuh adalah orang yang mampu memikat Hati Tuhan sehingga ia dapat membuka 7 gerbang itu.

Mengapa Nuh mampu mengikat Hati Tuhan?

Hal ini karena Nuh hidup berdasarkan ketetapan-ketetapan yang diberikan Tuhan. Ia hidup tidak bercela di tengah zamannya meski saat itu kondisi di sekelilingnya sangat memungkinkan ia untuk berbuat dosa. Ketahanan Nuh untuk tetap kudus di tengah lingkungan yang ‘kotor’ ini dihargai Allah. Satu-satunya alasan Nuh mampu bertahan adalah karena ia memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Ia bergaul erat dengan Bapa.

Hal ini jugalah yang menjadi panggilan Allah bagi anak-anak-Nya. Tuhan rindu memiliki hubungan yang erat dengan anak-anak-Nya. Ia Allah yang begitu peduli pada kita bahkan hal-hal terkecil sekalipun. Ia Allah yang mau mendengar keluh kesah kita. Ia bahkan peduli sama masakan yang saya masak atau kegiatan apa yang saya lakukan. Dia juga memiliki kepedulian yang sama pada Anda. Satu-satunya cara yang dapat kita lakukan untuk memiliki hubungan yang erat dengan Allah adalah dengan bantuan Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus akan menuntun kita untuk mendengarkan suara Allah. Saya merasakan bagaimana seringkali Allah Roh Kudus membantu saya saat saya kesulitan untuk memutuskan atau sedang berada dalam masalah.
Memiliki hubungan yang intim dengan Allah juga memungkinkan kita untuk mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat ajaib. Ibu Iin Tjipto men-sharingkan kepada kami betapa ajaibnya Kasih Tuhan dalam hidup-Nya saat ia memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Dia menceritakan bagaimana Tuhan melawat dia dan menolong dia dalam bahaya. Hal ini dapat dengan jelas Anda lihat kebenarannya dalam kitab Mazmur, bahkan dengan jelas di Mazmur 1: 3 dikatakan bahwa :

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil”

Satu hal yang dapat saya nyatakan adalah bahwa kehidupan bersama Tuhan sungguh merupakan kehidupan yang romantis. Satu hal yang bisa saya pastikan, mencintai Tuhan adalah keputusan terbaik sekaligus keputusan yang paling tepat yang pernah saya ambil. Hubungan saya dengan Tuhan adalah harta saya yang paling berharga. Ia adalah Cinta yang paling Indah sekaligus Mulia. Saat Anda ingin mengenal Tuhan, jangan kejar berkat-Nya atau kejar mukjizat-Nya tapi kejarlah Ia sendiri, sang pemberi mukjizat. Percayalah saat Anda mengejar Tuhan, maka Ia akan menyelesaikan kebutuhan Anda. Perjalanannya tidak selalu mudah tapi indah dan ajaib.

Hal lain yang harus kita lakukan untuk membuka 7 gerbang itu adalah mengenal raja kita. Hal ini dengan jelas dikatakan di Mazmur 123:2. Dengan terus memandang pada cinta dan perhatian Tuhan, kita akan mengerti isi hatinya. Hal ini sungguh sangat penting. Tuhan mau kita memahami isi hati-Nya. Jangan sampai sekalipun kita telah bergaul lama dengan Tuhan kita masih tidak mengenal Tuhan kita, kita tidak tahu apa yang menjadi kemauan-Nya. Orang bisa telah lama memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan namun masih tidak mengenali hati Tuhan karena tidak memiliki cinta untuk memperhatikan apa yang Tuhan mau. Ia egois dan hanya peduli pada apa yang ia mau.

Untuk memasuki pintu ini tidaklah mudah. Kita harus berusaha untuk masuk dan berjaga-jaga untuk mengetahui kapan pintu ini dibuka. Ayat yang akan digunakan untuk menjelaskan mengenai hal ini adalah Lukas 11:9. Ya, ada banyak sekali orang yang ingin memasuki pintu ini. Tapi siapakah yang mau berusaha untuk mengetuknya? Hal ini tentu tidak datang dengan sendirinya pada hidup kita, Tuhan berkata ketuklah maka ia mau kita berusaha untuk mendapatkan hal itu. Hal lain yang seringkali membuat seolah-olah tidak adanya terobosan kehidupan kita adalah bila kita hanya mau mengetok pintu-pintu berkat saja. Jangan hanya datang kepada Tuhan dan menginginkan berkat!

Ayat selanjutnya adalah ayat Lukas 12:36. Dalam membuka 7 gerbang ini, kita harus berjaga-jaga. Kita harus tahu kapan Tuhan kita akan datang. Jangan kalah dengan kedangingn kita seperti rasa capai, malas, dan sebagainya, tapi nantikanlah Tuhan.

Punya waktu untuk mendengar suara Tuhan. Hal ini karena suara Tuhan tidak selalu seperti badai atau halilintar tapi terkadang seperti angin yang tenang. Kita harus menyadari hal ini dan bergerak kapan pun Tuhan mau. Saat ini, sekecil apapun suara Tuhan yang meminta kita untuk berdoa atau melakukan sesuatu, jangan abaikan suara itu. Dengarlah dan jangan membuat Tuhan menunggu. Punya mental yang selalu siap dan mau untuk Tuhan.

Maukah kita sama-sama berjuang melalui pintu yang sesak ini?

Ayin Dalet berbicara mengenai gerbang demi gerbang.. kesempatan demi kesempatan. Marilah kita berjuang untuk memasuki pintu ini. Jangan ada satu kesempatan yang berlalu tanpa kita melakukan yang terbaik. 

Tanya apa yang Tuhan mau dalam hidup kita. Lakukanlah ini bukan untuk mengejar berkat, tapi dengan motivasi yang dilandaskan kasih karunia Tuhan. Jadikanlah senyum Tuhan sebagai motivasi kita untuk melakukan yang terbaik. Sampai pada akhirnya Wahyu 3 : 20-21 terjadi dalam hidup kita.

Pada SHRK hari ketiga, bapak Pendeta Petrus Agung juga mendapatkan pesan Tuhan mengenai pintu ini.
Ayin Dalet seperti telah dibahas sebelumnya berbicara soal pintu. Dalam Yohanes 10 : 9, Tuhan mengatakan:
“ Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”

Tuhan Yesus adalah pintu itu. Sikap hati yang kita miliki dalam memasuki pintu itu akan sangat berpengaruh ke depannya. Orang yang masuk dengan sikap hati yang benar maka hasilnya akan dahsyat. Sikap hati yang benar itu seperti benih. Dengan menjadi benih, kehidupan kita akan ditabur dan dilipatgandakan.

Benih berbicara soal penyerahan total. Benih harus menjadi nol dulu baru kemudian disebarkan untuk tumbuh. Memiliki hati seperti benih berbicara soal penyerahan total. Saat, kita memasuki gerbang itu, datanglah dengan penyerahan diri secara total. Saat kita menyerahkan diri kita secara total maka kita akan bertumbuh.

Pintu ini juga adalah pintu yang ajaib. Pintu ini adalah Pintu yang tak terhingga, sehingga orang-orang yang masuk melalui pintu ini apabila datang dengan penyerahan total tidak akan sekedar ditambahkan tetapi juga akan dilipatgandakan. Dilipatgandakan berbeda dengan penambahan. Saat Anda dilipatgandakan maka Anda akan berubah dari 1 menjadi 10 mejadi 100 menjadi 1000 dan seterusnya.

Tapi orang-orang yang masuk tanpa adanya penyerahan diri total maka dari awal ia datang dengan kondisi 0. Orang-orang yang datang dengan kondisi 0 adalah orang-orang yang memiliki mental shopping. Orang ini datang dan tidak mau diproses. Mereka hanya mau apa yang mereka suka dan bukan apa yang Tuhan mau. Sekalipun dilipatgandakan berapa kali pun, hasilnya akan tetap 0. Oleh karena itu hampirilah takhta Allah dengan penuh syukur.


Validasi : Lukas 13: 24
[ Read More ]

Memasuki Ayin Dalet (part 2) : 7 Gerbang

Author : Meitri Angelina

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan yang telah saya sharing-kan sebelumnya. Saya akan kembali memberikan penjabaran mengenai Ayin Dalet yang saya peroleh pada SHRK (Seminar Hidup dalam Roh Kudus) hari ketiga. Seminar SHRK kali ini dibawakan oleh Ev. Iin Tjipto.

Ayin berbicara soal mata, sedangkan dalet berbicara tentang kesempatan atau pintu. Ada 7 gerbang yang Tuhan bukakan bagi anak-anak-Nya di tahun Ayin Dalet ini, yaitu gerbang lawatan, gerbang hati Bapa, gerbang hineni, gerbang karakter, gerbang penuaian, gerbang karunia, dan gerbang kemuliaan. Setiap gerbang-gerbang memiliki keunikan-keunikan masing masing.

Gerbang hineni berbicara soal keinginan melayani Allah yang semata-mata dimotivasikan oleh cinta. Gerbang ini juga berbicara mengenai kapasitas bagi anak Allah untuk bertahan dari kesombongan. Sedih, namun seringkali saat Tuhan membawa anak-anak-Nya berada di atas, mereka rawan menjadi sombong dan kesombongan ini seperti angin yang menerpa dan menghancurkan mereka. Kesombongan jugalah yang menghambat Tuhan untuk bekerja secara ajaib dalam hidup kita. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memiliki kesadaran akan konsep hineni ini, yaitu kesadaran bahwa kita hanyalah seorang hamba yang sudah ditebus mahal oleh tuan-Nya.

Kesadaran akan kasih karunia Tuhan akan membawa kita menjadi seperti padi yang semakin ‘penuh’ justru semakin merunduk. Hati-hati dengan kesombongan karena seringkali kita bahkan tidak menyadari bahwa kita telah menjadi sombong. Mintalah kepada Tuhan untuk selalu mengecek hati kita dan diberikan kepekaan apabila kita memiliki bibit yang tidak berkenan di mata Tuhan. Hal ini penting untuk menjaga Bait Allah yang ada di dalam diri kita.

Gerbang lawatan berbicara akan lawatan Tuhan. Lawatan Tuhan akan turun secara berlipat ganda, akan ada tsunami lawatan Tuhan pada tahun ini. Kita akan melihat bagaimana keluarga kita, orang-orang terdekat kita, teman-teman kita dan bangsa kita memperoleh lawatan Tuhan. Tahun ini, apabila kita merindukan lawatan Tuhan dalam hidup kita dan dalam keluarga kita maka ini saatnya untuk mulai menggedor pintu dengan keras.

Gerbang karakter berbicara tentang pembentukan karakter-karakter Kristus dalam hidup kita. Karakter adalah salah satu kunci yang memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang. Seringkali banyak orang-orang yang Tuhan bawa naik namun akhirnya jatuh karena ia tidak mempunyai karakter yang mampu menyokong dia untuk menjalankan apa yang Tuhan percayakan dalam hidup-Nya. Salah satu tokoh dalam Alkitab yang mengalami kejatuhan oleh karena karakter yang belum ditempa adalah Saul.

Saul Tuhan angkat menjadi raja, namun akhirnya dia kehilangan perkenanan Tuhan karena ia tidak memiliki karakter seorang raja. Ia tidak mengerti hati Tuannya yang memilih dia sebagai raja. Inilah yang menyebabkan ia tidak memiliki karakter untuk mengelola apa yang Tuhan percayakan kepadanya.

Selama seminar, Tuhan mengajarkan kepada saya mengenai hal ini. Dalam seminar hari ketiga ada saat dimana kami diijinkan untuk meminta berkat Tuhan dalam hidup kami. Saya kemudian merasakan tangan saya menjadi sangat berat seolah-olah saya sedang mengangkat sesuatu! Saya tidak dapat menurunkannya sehingga tangan saya membentuk segitiga siku-siku.

Saat itulah saya menyadari Tuhan sedang mengajarkan kepada saya bahwa saat saya meminta banyak maka saya juga memiliki tanggung jawab yang besar pula, sehingga perlu untuk memiliki karakter yang sesuai untuk dapat menanggung beban itu. Setelah saya menyadari hal ini, saya merasakan Allah Roh Kudus mengajarkan kepada saya untuk meluruskan tangan saya. Ternyata hal ini merupakan analogi dari penyerahan total permasalahan saya, impian saya, dan kehidupan saya seutuhnya kepada Tuhan. Saat itu saya merasa beban saya menjadi lebih ringan!

Saya menyadari setelahnya bahwa penyerahan total kepada Tuhan bukan membuat hidup kita menjadi lebih sulit, namun justru membuat kita mampu menahan beban hidup kita. Ini semua karena kekuatan kita berasal dari Tuhan. Setelah itu, Allah Roh Kudus meminta saya untuk mengangkat ‘beban’ itu dengan satu tangan, di mana tangan satunya lagi menopang. Beban yang saya rasakan menjadi berkali-kali jauh lebih ringan! Ternyata, itulah yang dimaksud dengan memiliki partner. Saya menyadari pentingnya kesatuan dalam saat-saat ini. Tuhan suka dengan adanya kesatuan. Kesatuan jugalah yang  membuat kita menjadi lebih kokoh.

Gerbang penuaian. Gerbang penuaian berbicara bahwa semua janji-janji Tuhan yang telah Tuhan berikan kepada kita akan menjadi kenyataan. Apakah itu pemulihan keluarga, karier atau pasangan hidup, saat ini apapun yang Tuhan janjikan kepada Anda, bertahanlah dan berjuanglah sampai akhir karena perjuangan Anda tidak akan sia-sia. Apa yang Anda harapkan akan terjadi sesuai iman Anda.

Gerbang karunia berbicara mengenai akan adanya demonstrasi Kerajaan Allah yang sangat nyata pada tahun-tahun ini. Tuhan akan mencurahkan karunia-Nya kepada anak-anak-Nya secara besar-besaran.

Gerbang hati Bapa berbicara soal akan adanya restorasi. Akan ada pengampunan Bapa untuk anak-anak-Nya dan pemulihan hubungan kita dengan-Nya, beserta pemulihan gambar Bapa bagi kita. Selain itu , bidang yang juga dipulihkan adalah keharmonisan keluarga. Hati Bapa ini berbicara soal hati Bapa sendiri. Ini juga berbicara soal keintiman dan ketaatan mendengarkan isi Hati Bapa. Pentingnya untuk mengenal Hati Bapa agar pelayanan kita tidak menjadi sia-sia. (tambahan yang diperoleh Author saat menuliskan post ini : melakukan hal yang berkenan di mata Tuhan itu tidak selalu sesuai dengan apa yang kita mau atau anggap baik. Hal tersebut bertentangan dengan kedagingan kita. Sangat penting untuk meminta dan menjaga agar hati kita melekat pada hati Bapa agar kita peka terhadap apa yang Ia mau.


Gerbang kemuliaan berbicara soal Kemuliaan Tuhan. Tuhan akan mengembalikan dan menyatakan kemuliaan-Nya pada tahun ini. Hal ini berbicara soal kekudusan dan juga keadilan. Tuhan akan menegakkan keadilan-Nya di tahun-tahun ini. Akan ada pemurnian dimana Tuhan akan memurnikan mempelai-Nya (Gereja-Nya). Marilah kita saling menjaga kekudusan dan mempersiapkan diri hingga pada saat hari penghakiman itu tiba, tentunya dengan rasa sukacita! (tambahan dari Author : Perintah Tuhan janganlah dianggap sebagai beban. Awalnya, mungkin tidak enak tapi percayalah ini yang terbaik. Ingatlah bahwa apa yang kita pandang baik, belum tentu yang terbaik.) 
[ Read More ]

A Brief Conversation : Why Jesus Fell Three Times in Calvary?

Author : Benedictus Harvian

Sekitar malam hari 8/10/2013. Percakapan diketik dengan seizin Tuhan sendiri.

Ketika itu, Author sedang sedikit berkontemplasi setelah ‘disadarkan’ Tuhan dari pergumulan mengenai kehidupan dengan-Nya. H adalah Harvi (Author) dan JC adalah Jesus Christ, Tuhan kita yang paling kece dan Esa.

H : Tanpa sadar, aku menganggap hubungan dengan-Mu suatu beban, ya..

JC : Salib memang suatu beban, anak-Ku sayang.

Seketika, Hikmat langsung mengirimkan bayangan tentang ayat yang mengatakan ‘beban-Ku ringan dan kuk-Ku enak’.

H : (bengong sesaat) Ah.. Memang beban, tapi bisa dibuat ringan atau berat ya. Semua tergantung cara memandang..

JC : (Tersenyum)

H : Tuhan, aku mau bertanya..

JC : Maka tanyalah, nak.

H : Mengapa Engkau bisa sampai terjatuh--3 kali lagi--di Kalvari?

JC : Menurutmu kenapa, nak?

H : Ah..--Hikmat kembali mengirimkan insight--supaya bisa berempati dengan manusia yang memang prone (rentan-red) pada kejatuhan. Supaya menjadi contoh bagi manusia bahwa kita bisa bangkit kembali setelah jatuh bila memandang kepada Abba, Bapa.

JC : Nama itu…

H : Ah, Abba1, maksud Anda?

JC : Nama itu yang membuat-Ku tetap teguh memperjuangkan semuanya di Kalvari.

H : Semuanya untuk Bapa, ya.. Kembali ke prinsip awal, Hineni2, ya..

JC : Tepat sekali, nak.. Dan coba ingat dan perhatikanlah. Pernahkah Aku tidak memberi peringatan atau caution setiap ada suatu badai besar yang hendak melandamu, yang dapat menuntun pada kejatuhan bila kau tidak berpegang erat pada-Ku?

H : (spontan menjawab) Ga pernah.. Selalu Engkau memperingatkan, entah dengan cara mulai dari yang paling halus sampai keras.

JC : Yah.. Kamu tahu peribahasa sedia payung sebelum hujan, kan? Aku memegang teguh peribahasa tersebut, kamu tahu?

H : Berarti manusia bisa jatuh kalau mereka ga sadar bahwa tangan-Mu terulur hendak memberi payung, ya.. Atau justru menolaknya dan bersikeras memakai payung milik sendiri yang pastinya ga cukup kuat buat menahan..

JC : (mengangguk dengan tenang)

Footnotes
1Abba : Nama tersebut baru Author pelajari di buku Names of God. Artinya adalah panggilan sayang terhadap ayah dalam bahasa Ibrani. Kalau dibahasaindonesiakan, artinya seperti ‘papa’.

2Hineni : Artinya budak atau hamba karena cinta. Melambangkan kita yang menjadi pelayan Tuhan semata-mata karena kita mencintai-Nya.

Validasi :

Mazmur 37 : 24
Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

Mazmur 121 : 3
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
[ Read More ]

Mental Rajawali


Author: Meitri Angelina

Tulisan kali ini saya bagikan atas perintah Tuhan kepada saya. Saya sendiri juga merasakan bagaimana hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan khususnya di masa-masa akhir ini.
Tuhan mengatakan kepada saya bahwa Ia ingin para murid-Nya di akhir zaman ini memiliki mental seperti burung rajawali. Burung rajawali memang sudah tidak asing digunakan sebagai perumpamaan di Alkitab. Salah satu ayat Alkitab yang menggunakan rajawali sebagai perumpamaan adalah:

“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
(Yesaya 40:31 TB)

Dalam ayat itu, Tuhan mengandaikan bahwa orang-orang yang menantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru untuk dapat berlari dan tidak lesu serta mempunyai kekuatan baru untuk berjalan dan tidak menjadi lelah. Ayat ini menegaskan dengan jelas bahwa kekuatan kita hanya dapat kita peroleh dengan berada dekat pada Tuhan, Tuhan itu sumber energi bagi kita. Jangan sampai karena kita asik melayani Tuhan sampai kita lupa untuk berdoa dan diam dalam Kaki Tuhan. 

Saya seringkali diperingatkan Tuhan mengenai hal ini. Saya seringkali sibuk sendiri sampai lupa diam di kaki-Nya untuk hal-hal yang mungkin menurut saya benar. Saya tidak hanya menjadi lelah tapi juga rentan untuk jatuh. Biasanya, Tuhan akan menegur saya kalau saya mulai ‘keasikan’ sendiri. Jadi, dalam segala hal jangan sampai kontak kita dengan Tuhan terputus karena Ia adalah sumber kekuatan kita yang sejati.

sumber:
http://my.opera.com

Saya akan kembali ke topik awal sharing saya dengan menjelaskan perihal burung rajawali terlebih dahulu.

Burung rajawali adalah salah satu burung yang langka. Ia mampu terbang tinggi, bahkan lebih tinggi dari burung-burung lainnya. Hal ini karena ia memiliki sayap yang lebih lebar dari burung-burung lainnya.  



Rajawali juga mampu terbang menembus badai. Berbeda dengan burung-burung lainnya, rajawali terbang menuju pusat badai bahkan burung rajawali menggunakan badai untuk bersenang-senang. Selain itu, burung rajawali adalah burung yang memiliki penglihatan yang lebih baik dari manusia. Burung rajawali memiliki fotoreseptor di dalam retinanya sampai lebih dari 1.000.000, sedangkan manusia hanya memiliki fotoreseptor sebanyak 200.000 di dalam retinanya. Hal ini memungkinkan dia untuk menangkap mangsanya dengan tepat. Fakta unik lagi dari burung rajawali pada saat usianya yang ke 40, bulunya akan membuat dia sulit untuk terbang. Burung rajawali akan memiliki suatu masa dimana ia akan mencabuti bulu-bulunya serta menghancurkan paruhnya. Proses ini berlangsung selama 6 bulan sampai akhirnya ia bisa terbang kembali.

Hal-hal yang dapat kita adopsi dan pelajari dari burung rajawali adalah:

a. Langka
Allah Roh Kudus meminta saya untuk menuliskan poin ini sebagai salah satu aspek dari burung rajawali. Ia mengatakan kepada saya bahwa banyak orang yang ingin menjadi rajawali tetapi sedikit orang yang mau diproses untuk menjadi rajawali. Selain itu tidak jarang juga ada orang-orang yang mau mengikuti prosesnya namun ia berhenti di tengah-tengah karena dia menyerah karena proses, atau karena iri hati, kekhawatiran, atau karena ia terlalu sombong untuk mengalami pembentukan. Oleh karena itu, tidak aneh bahwa sedikit orang-orang yang mampu menjadi rajawali dan justru orang-orang seperti inilah yang Tuhan mau dan Tuhan cari untuk menjadi pasukan-Nya

b. Terbang Tinggi Menembus Badai
Burung rajawali mampu untuk terbang tinggi bahkan menembus badai. Bahkan, ia menjadikan badai itu sebagai sarana untuk bersenang-senang. Hal ini berbicara soal respon hati kita dalam masalah. Tuhan mau kita menjadi seperti rajawali yang justru menjadikan masalah-masalah dalam hidup kita menjadi batu loncatan. Tuhan mau kita tidak menjadi goyah dalam masalah melainkan menjadikan masalah itu sebagai batu loncatan kita untuk terbang makin tinggi. Cara agar kita dapat melakukan ini adalah dengan menjadikan Tuhan sumber kekuatan kita dan kita harus menjadi orang-orang yang terlatih untuk punya ‘sayap’ yang mampu terbang dalam badai. Belajar untuk melihat manfaat atau kesempatan apa yang bisa kita peroleh dari masalah yang sedang kita alami.

c. Ketepatan
Burung rajawali memiliki mata yang lebih tajam dari manusia sehingga memampukan ia dengan tepat menangkap mangsanya. Tuhan mau kita untuk punya ketepatan menangapi  waktu Tuhan. Kita memiliki mata yang terlatih untuk dengan tepat menangkap visi-visi Tuhan atas hidup kita. Kita juga punya mata yang jeli untuk melihat peluang-peluang yang Tuhan berikan. Hal ini juga Tuhan rindukan untuk anak-anak-Nya meminta mata seperti rajawali yang mampu dengan tepat menangkap waktu Tuhan. Ketepatan itu juga diperoleh dengan adanya latihan yang menjadikan kita terlatih untuk menangkap itu semua.

d. Mau Diproses
Burung rajawali merelakan dirinya diproses (ia harus mencabuti bulu-bulunya dan menghancurkan paruhnya agar bisa terbang lagi), dimana ia harus rela untuk menanggalkan apa yang menjadi kebangaannya selama ini dan menjadi sosok yang lemah. Ini bicara saat Tuhan mau memproses kita, untuk menghancurkan kesombongan kita, atau meminta kita menghancurkan zona aman kita. Saya menyadari ini benar-benar tidak mudah dan kadang menyakitkan. Mau diproses ini juga berarti kita rendah hati untuk selalu mau diproses, ditegur, dan tidak merasa kehebatan dan keagungan yang dimiliki sebagai milik kita yang harus dipertahankan. Melainkan, kita menyadari seutuhnya bahwa semua yang kita miliki semata-mata adalah milik Tuhan. Rajawali mau meninggalkan segala kehidupan lamanya, pemikiran lamanya untuk digantikan dengan kehidupan baru dan pemikiran baru.

Mari belajar untuk mempunyai mental seperti rajawali. God bless you.



Ayat validasi:
Yesaya 40:31, Yohanes 4:14, 1 Korintus 15:58, Matius 23:13, Matius 7:14, Lukas 10:2


[ Read More ]

Memasuki Ayin Dalet (part 1)


Author : Meitri Angelina

Belum lama ini, kita baru saja merayakan tahun baru orang Yahudi atau Rosh Hashanah. Tahun ini disebut dengan tahun AYIN DALET. Ayin berarti Mata Tuhan, sedangkan Dalet berarti gerbang. Dalam AYIN DALET, akan ada jenjang atau pintu yang Tuhan bukakan agar kita naik level. AYIN DALET berbicara mengenai tahun dimana akan ada banyak pintu-pintu yang dibukakan. Kita akan melihat pintu-pintu gerbang yang selama ini tertutup akan terbuka.

Dalam rangka menyambut AYIN DALET, saya dengan seorang saudari saya bersama-sama mengikuti SHRK (Seminar Hidup dalam Roh Kudus) yang diadakan di Gelanggang Samudera, Jakarta 2-4 September 2013. Kami mengikuti SHRK tersebut pada tanggal 3 September dan tanggal 4 September. Berikut ini merupakan pengajaran yang berasal dari kotbah Pendeta Petrus Agung.
Ayat yang menjadi pembahasan dalam SHRK  pada tanggal 3 september adalah Markus 3:13-22.

Markus 3: 13-22 ini berbicara mengenai saat Tuhan Yesus memanggil kedua belas muridNya. Kalau kita mengamati secara jeli, setelah Yesus memilih kedua belas muridnya, Ia mengalami serangan-serangan secara bertubi-tubi. Ada 3 jenis serangan yang Yesus alami, pertama adalah serangan di tubuh. Pada ayat 20 dikatakan Yesus dan murid-murid-Nya tidak dapat makan karena orang banyak berkerumun. Ini merupakan salah satu bentuk serangan yang ditujukan pada tubuh kita. Bentuk serangan ini adalah tidak bisa makan, tidak bisa tidur. Hal ini karena saat tubuh kita terserang maka juga akan mempengaruhi performa kita dalam melayani Tuhan. Kita harus waspada dengan tipe serangan seperti ini.

Serangan kedua adalah serangan di jiwa yang digambarkan di ayat 21. Terkadang Iblis menyerang jiwa kita. Saat saya menulis tulisan ini, saya pun mengalami serangan ini. Seharian ini, saya merasa bosan dan menjadi tidak tenang. Perasaan juga kacau balau. Pekerjaan saya pun menjadi terbengkalai. Saya tidak merasa sukacita saat saya melayani Tuhan. Ditengah kekalang kabutan  saya, beruntung saya menghubungi orang yang tepat yaitu saudara saya di Tim Doa. Saya mengucapkan terimakasih dan meminta maaf atas kecerobohan saya. Ia menegur saya dan menyadarkan saya mengenai kesalahan saya. Saat saya membuka hati, ini merupakan awal dimana Tuhan menyadarkan saya bahwa saya mengalami apa yang dinamakan serangan di jiwa. Setelah saya, menyadari dan meminta bantuan Tuhan. Saya merasakan ada pemulihan. Selain itu, mimpi buruk atau mimpi-mimpi yang mengganggu Anda juga dapat merupakan serangan di jiwa.

Serangan ketiga adalah serangan di roh, yang dijelaskan pada ayat 23.

Mengapa Yesus mengalami serangan bertubi tubi setelah ia memilih kedua belas murid-Nya?

Hal ini karena Iblis takut saat Yesus melaksanakan perintah Bapa, yaitu mempersiapkan dan memuridkan kedua belas rasul yang nantinya akan menjadi pionir untuk menyebarkan Kerajaan Allah setalah kematian Tuhan Yesus Kristus. Iblis melihat para murid sebagai ancaman yang luar biasa bagi mereka sehingga mereka merasa gentar dan tidak bisa diam saja. Saat ini, apabila Anda merasakan serangan-serangan bertubi-tubi saat Anda ikut Yesus, justru itu bisa merupakan hal yang menandakan anda sedang berjalan dalam Kehendak Tuhan. Justru Anda harus mempertanyakan apabila selama anda ikut Tuhan jalan anda selalu mulus-mulus saja! Saat kita ikut Tuhan, wajar kalau kita mengalami tekanan atau serangan yang bertubi-tubi, namun satu hal yang pasti, kekuatan kita berasal dari Allah. Serangan-serangan yang ada tidak membuat kita jatuh tapi seharusnya membuat kita semakin kuat. 

Hal kedua yang dapat dilihat dari  Markus 3 adalah soal menjadi murid Kristus. Saat ini, Tuhan memanggil kita untuk menjadi murid-Nya. Apabila Anda mau melihat perjalanan yang ajaib dan bergerak dari kemuliaan ke kemuliaan maka Anda harus belajar menjadi murid-Nya.

Markus 3 menceritakan adanya 4 fase yang dilakukan Yesus untuk memanggil keduabelas muridnya, yaitu pentahbisan, memanggil murid untuk menyertai Dia, mengutus muridnya, dan memberikan mereka kuasa untuk mengusir setan.

Fase pertama yaitu menetapkan atau mentahbiskan keduabelas murid-Nya.  Menetapkan atau mentahbiskan apabila dilihat dari bahasa aslinya berarti "lightening the ship" atau membuat kapal menjadi ringan. Sebuah kapal memiliki batas maksimum beban yang dapat kapal itu bawa. Namun saat kapal itu diberi muatan lebih, kapal itu akan menjadi terlalu berat untuk berlabuh dan hal ini sangat membahayakan bagi kapal karena kapal dapat tenggelam atau rusak. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan kapal yaitu adalah melakukan teknik peringanan kapal ini, yaitu dengan cara beberapa meter sebelum kapal tiba di pelabuhan, lalu awak-awak kapal akan memindahkan muatan yang ada di dalam kapal ke dalam batas aman dan baru kemudian kapal itu dilabuhkan. Fase ini merupakan proses yang mahal dan berbahaya.

Proses ini sama dengan proses menjadi Murid Kristus. Satu cara untuk menjadi Murid Kristus adalah dengan ‘membabat’ kedagingan dalam hidup kita. Tuhan akan menimbang daging kita. Kedagingan kita akan dibongkar. Hal ini karena jika kedagingan kita tidak dibongkar, hal ini suatu saat akan menenggelamkan kita. Tuhan akan membuang muatan-muatan lain yang merusak dan menenggelamkan kita seperti motivasi-motivasi yang tidak murni dalam melayani Tuhan.

Fase kedua dalam menjadi murid Kristus berbicara tentang menyertai Dia atau selalu bersama-sama dengan Dia. Membangun keintiman dengan Tuhan adalah hal yang penting yang harus dilakukan oleh setiap Anak Tuhan. Tuhan mau kita dekat dengan-Nya dan mampu mengerti isi hati-Nya. Tuhan mau kita memahami dan tahu apa yang Ia mau dalam hidup kita. Dengan mengetahui isi hati Tuhan, kita mengetahui kemana dengan tepat kita melangkah.

Fase ketiga dalam menjadi Murid Kristus adalah dengan siap diutus untuk memberitakan injil. Masing-masing kita memiliki destiny yang ajaib di dalam Tuhan. Dan Tuhan mau agar kita semua bergerak untuk memberitakan injil. Hal ini juga merupakan pesan terakhir yang Tuhan berikan kepada murid-murid-Nya sebelum terangkat ke surga. Oleh karena  itu, sebagai murid-murid Tuhan di zaman ini, kita harus dengan rela hati diutus ke mana pun Tuhan menggerakkan kita. Jika selama ini kita hanya diam, maka sekarang adalah saatnya untuk mulai bergerak. Orang yang tidak mau diutus, tidak akan bergerak kemana-mana. Ia akan seperti film pada film-film zaman dahulu. Tidak ada pergerakan, hanya mengganti-ganti program saja. Tuhan tidak ingin Anda seperti ini. Kita harus bergerak.

Fase keempat yang akan kita lalui adalah perihal diberikan kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan. Kuasa disini berbicara soal otoritas. Otoritas merupakan salah satu karunia yang luar biasa dari Tuhan. Otoritas berbicara tentang kemampuan dalam menentukan pilihan dengan tepat. Kita diberikan kuasa untuk memilih dalam hidup kita. Saya berdoa agar saudara dapat memilih dengan tepat antara berkat dan kutuk. Kita memiliki otoritas untuk memilih apakah kita mau hidup kita dengan berkat atau kutuk. Otoritas juga berbicara mengenai kebebasan untuk melakukan hal yang kita sukai. Orang yang dekat dengan Tuhan memiliki otoritas Anak Allah, dimana kita dapat seperti Daud yang dapat dengan akrab meminta Tuhan untuk turun tangan dalam kehidupan-Nya. Otoritas ini hanya akan diberikan kepada orang-orang yang mau mengikiskan kedagingannya, memiliki hubungan  yang erat dengan Tuhan, dan bersedia untuk diutus ke mana pun. Hanya orang-orang yang memiliki kuasa fisik dan mental yang mampu melewati ini. Banyak orang yang mentalnya patah saat ikut Tuhan. Orang yang memili mental yang patah contohnya adalah orang yang tidak memiliki keberanian. Karena hanya orang-orang yang berani saja yang mampu untuk taat kepada Tuhan.

---to be continued
[ Read More ]