Neraka--Sebuah Penglihatan



Author : Benedictus Harvian

Panas.

Semuanya merah membara.

Awalnya, tidak ada apapun selain api yang berkobar tanpa henti. Saya menggelengkan kepala sedikit karena terkejut dan mengerjapkan mata. Apa ini..? Jangan-jangan..

Saya belum lama bangun dan masih terduduk lemas di tempat tidur. Kembali, saya mencoba menghilangkan pemandangan itu dari benak saya dengan mengerjap-ngerjapkan mata.. Masih ada. Butuh sepersekian detik untuk menyadari bahwa itu adalah Penglihatan alih-alih sekedar mimpi atau khayalan.

Pemandangan pun berganti. Lautan api digantikan oleh tempat semacam gua yang gelap dan suram, dengan kuali super besar di tengah-tengah dua sosok makhluk yang sedang mengaduk-aduk isi kuali tersebut dengan semacam batang panjang. Trisula tersampir di bahu mereka. Mereka berwarna hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki, dengan ekor melambai-lambai dan kepala tak berambut. Saya sedikit bergidik. Dua makhluk itu adalah setan. Kuali tersebut, yang mengeluarkan asap dan gelembung-gelembung panas, adalah alat penyiksaan. Ada manusia di dalamnya! Jeritan tertahan terdengar samar-samar dari dalam kuali terkalahkan oleh kekeh tawa para penyiksa. Pengertian dari Roh Kudus jelas.

Saya sedang melihat neraka.

Beberapa kali Tuhan membiarkan saya ‘mengintip’ isi surga, tapi tak pernah neraka. Saya pongah. Sedikit rasa kantuk yang masih tersisa sekonyong-konyong lenyap. Ada rasa sukacita karena mendapat Penglihatan luar biasa dari Tuhan, tapi rasa ngeri yang terpancar dari tempat yang saya lihat begitu membuncah.

Tidak sampai satu menit, Roh Kudus menyudahi Penglihatan tersebut.

Lembut namun pasti, Roh Kudus berbicara melalui Hikmat.

Ini adalah peringatan. Penegasan akan apa yang sudah tertulis di Firman Allah mengenai waktunya sudah dekat dan tiap orang akan menuai apa yang ditaburnya. Neraka sungguh ada dan Surga sungguh ada. Berbaliklah ke jalan Tuhan dan berikan hidupmu untuk-Nya untuk memperoleh bagian di Kerajaan Surga alih-alih tempat sengsara kekal, neraka. Allah sungguh memang adalah penyabar dan penyayang, namun tidak bisa dipermainkan.

Validasi : Mat 5:29-30, Luk 12:5, Gal 6:7