The Power of Thinking

Author : Silvia Gautama
            Anda tahu? Belakangan ini, tanpa sadar, semua harapan yang saya ucapkan secara iseng Tuhan kabulkan. Misalnya yang satu ini. Saya cuma secara iseng berpikir untuk puasa 10 jam walau saya tidak benar-benar berencana puasa selama itu. Rencana awal saya adalah 8 jam. Yah, tapi, entah kenapa hari itu saya ‘dibuat’ puasa 10 jam oleh Tuhan. Saya berencana untuk tidur sebentar setelah itu bangun, mandi dan buka puasa. Tapi ternyata saya tidur sampai 3 jam! Waktu buka puasa saya sudah lewat 1 jam dan akhirnya saya berpuasa hingga 10 jam. Pikiran saya benar-benar jadi kenyataan.
            Contoh lainnya, waktu seorang teman bilang dia mau menginap di kos saya. Walau merasa tidak enak, jujur saja saya ingin menolak karena satu-dua alasan tertentu. Tambah lagi, kehadirannya akan membuat saya tidak bisa SaTe dengan leluasa. Saya hanya berpikir dalam hati, “Tuhan.. Jangan sampai dia menginap dong..” Dan benar saja, besoknya teman saya tidak jadi menginap tanpa alasan yang jelas!
            Pikiran-pikiran lainnya yang secara tidak sengaja saya ucapkan dalam hati menjadi kenyataan. Kejadian ini membuat saya berpikir bahwa Tuhan mendengar setiap pikiran saya, bahkan ketika saya tidak mengharapkan itu menjadi kenyataan. Tuhan benar-benar peduli pada harapan-harapan saya. Bahkan yang paling sepele pun Dia dengarkan!

            Hal inilah yang membuat saya berdoa dengan sangat detail. Menurut saya, Tuhan kita itu sangat detail. Dia memikirkan segala sesuatunya sampai hal terkecil. Walaupun Tuhan sudah tahu apa yang akan kita katakan, tapi Dia tetap ingin mendengarnya langsung dari kita! Dia juga menghargai setiap waktu yang kita berikan. Menurut Rick Warren, waktu adalah pemberian Anda yang paling berharga karena Anda hanya memiliki waktu yang terbatas. Anda bisa membuat lebih banyak uang, tetapi Anda tidak bisa membuat lebih banyak waktu. Ketika Anda memberi seseorang waktu Anda, Anda sedang memberi  mereka satu bagian dari kehidupan Anda yang tidak bisa Anda dapatkan kembali. Itulah mengapa pemberian terbesar yang bisa Anda berikan adalah waktu Anda.
Oleh karena itulah, saya ingin menginvestasikan waktu saya lebih banyak lagi bersama Tuhan. Berdoa dengan detail dan tidak terburu-buru membuat saya merasa saya sedang menghabiskan lebih banyak waktu bersama Tuhan. Contohnya, pernah suatu kali saya berdoa dengan detail supaya komunikasi saya dengan orang tua membaik dan saya bisa dengan jujur mengatakan apa yang saya inginkan—tidak seperti biasanya, di mana saya hanya minta Tuhan memberikan kesehatan kepada orang tua saya dan tidak secara detail.
Sehabis berdoa, papa saya menelepon. Saat itu saya bisa dengan lebih mudah mengucapkan semua yang ada di pikiran saya--tanpa harus bohong tentu saja! Biasanya, saya sulit mengucapkan hal yang sebenarnya dan mati-matian menghindari untuk berbohong. Mungkin terdengar berlebihan, tapi itulah kenyataannya.. Bilang mau pergi ke komsel saja sangat sulit. Saya takut dengan tanggapan orang tua saya yang notabenenya bukan orang percaya. Yah, tapi ternyata ketika saya bicara jujur, respon mereka tidak semenakutkan yang saya bayangkan. Mereka memberi izin, bahkan. Tuhan mengabulkan doa saya dengan sangat cepat!
Jadi, berhati-hatilah dengan setiap pikiran Anda karena Tuhan mendengar dan mengetahui setiap detailnya. Tidak hanya kata-kata, tapi pikiran juga punya kuasa. Pikiran yang positif membantu kita untuk berbuat yang sama! God bless.
           
           
           
[ Read More ]

Kuasa Pengampunan

Author : Meitri Angelina
Kali ini saya hendak membagikan pengalaman saya mengenai pengampunan. Ehemm.. Sebelumnya, mungkin lebih baik kalau saya mengaku dosa dulu. Belum lama ini, saya telah berdosa dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan saya. Saya membiarkan diri saya dikuasai oleh kemarahan dan menyebabkan saya menjauh dari Allah. Yap, marah merupakan salah satu dosa yang dapat mendukakan Roh Kudus dan menjauhkan kita dari Allah. Kenapa? Karena saat kita marah, kita menjauh atau tidak berada dalam kasih—dengan kata lain kita menjauh dari Allah. Hal ini sesuai dengan yang tertulis pada surat Pertama Rasul Yohanes 4:12b:
Jika kita saling mengasihi, Allah tetap dalam kita, dan kasih-Nya sempurna dalam kita.
Tak berhenti di situ, marah juga membuat saya melanggar perintah Allah untuk saling mengasihi seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:17. Intinya, saya telah berdosa, menjauh, dan melanggar perintah Allah karena saya telah membiarkan diri saya dikuasai kemarahan. Kemarahan ini juga membuat saya menyakiti orang-orang yang saya kasihi termasuk Tuhan Yesus sendiri.  Yah, kemarahan memang benar-benar tidak ada gunanya.
Setelahnya, saya menyadari bahwa saya telah berdosa dan bahkan mendukakan Roh Kudus. Terang saja saya menjadi ketakutan dan tidak tenang! Saya merasa malu sekali kepada Tuhan Yesus. Saya juga menjadi ketakutan kalau-kalau Ia marah dan meninggalkan saya. Untungnya, kita punya Tuhan yang luar biasa baik. Dia tidak membuang saya melainkan mengangkat dan memuliakan saya kembali :’). Nah, yang kerennya, Tuhan bukan hanya memberikan pengampunan yang biasa-biasa saja, melainkan pengampunan total! Saya akan menceritakan kronologis peristiwanya.
Saat itu akhirnya saya berdoa. Saya memutuskan untuk mengakui dosa-dosa saya pada Yesus Kristus. Saat itu saya sudah pasrah dengan apapun yang terjadi! Saya juga menceritakan keluh kesah saya dengan segala persoalan saya dan bagaimana saya merasa saya kehilangan orang-orang yang saya kasihi karena kemarahan saya. Tidak disangka-sangka, JC (Jesus Christ) menjawab pertanyaan saya dengan berkata,  ”I will never leave you alone, My kid.”
Spontan, saya hanya bisa terperangah.. Saat itu saya menyadari bahwa manusia mungkin meninggalkan kita saat kita melakukan kesalahan, tapi Tuhan tidak pernah. Dia tetap mengasihi kita sekalipun kita telah menyakiti hati-Nya.
”Aku mengasihimu setiap saat. Aku mengasihimu saat kamu ada di bawah dan saat kamu ada di atas. Aku bahkan tetap mengasihimu bahkan saat kamu berdosa,” lanjut-Nya, membuat saya makin larut dalam haru.
Saya merasa benar-benar tersanjung akan kasih karunia yang Ia berikan pada saya! Tidak lama, saya sudah berada di pelukan-Nya. Dengan senyum merekah, Ia berkata dengan lembut, “ I will love you always.”
Senyuman-Nya benar-benar indah! Ia kemudian mengingatkan saya akan perumpamaan anak yang hilang. Saya benar-benar merasa seperti si anak bungsu.. Bahkan setelahnya saya melihat dengan jelas bahwa saya diberi cincin yang sangat cantik dan sebuah jubah yang mahal. Betapa Yesus sangat bersukacita karena anak-Nya yang hilang telah ditemukan kembali!
Sukacita meluap-luap dalam diri saya. Tak sampai di situ saja, saya bahkan diajak untuk masuk ke ruang mahakudus untuk bertemu Allah Bapa. Saya melihat terang total yang sangat indah. Saya sedikit gugup menghadapi Allah Bapa. Kedahsyatan dan Kebijaksanaan-Nya yang dengan jelas terpancar terasa begitu kuat. Saya hanya mampu diam menunduk!
Kejadian setelahnya masih tergambar dengan jelas di ingatan saya. Bapa memberikan sebuah medali yang sangat besar layaknya seorang atlet yang baru saja memenangkan perlombaan! Detik berikutnya, Ia menanyakan apa permintaan saya kepada-Nya. Jelas saja saya merasa sangat tersanjung! Saya kemudian berada di genggaman Allah Bapa dan mendengarkan nasihat-nasihat-Nya mengenai permasalahan saya.
Ini satu pesan yang dapat saya bagikan. Karena Yesus Kristus telah mengampuni kita, haruslah kita juga mengampuni orang-orang yang bersalah pada kita. Saya mau belajar untuk mengampuni sama seperti Yesus telah mengampuni saya. Melalui tulisan ini juga, saya mau menyampaikan kepada orang-orang yang pernah menyakiti hati saya bahwa saya telah mengampuni mereka.. Saya juga mau minta maaf bagi siapapun yang pernah saya lukai hatinya.

Saat ini, apapun dosa Anda, akuilah pada Tuhan.. Seberat apapun itu. Jangan merasa terintimidasi dengan dosa Anda sendiri. Tuhan sudah mengampuni kalian bahkan sebelum Anda mengakui dosa kalian melalui pengorbanannya di kayu salib.
God has already forgiven you in the Past, Present, and Future.
Jangan mau termakan jerat iblis yang membuat kita merasa hina dan takut meminta pengampunan pada Tuhan. Tuhan tidak memandang hina dosa-dosa kita--bahkan Dia datang ke dunia bagi kita! Dan, seperti yang sudah saya katakan di atas, karena dosa-dosa kita sudah diampuni oleh Tuhan Yesus, kita juga harus mengampuni orang-orang yang telah menyakiti hati kita. Beranikah kita mengampuni dan minta maaf pada orang-orang terdekat kita? Gbu always!
Ayat validasi:
Lukas 15 :11-32, Yohanes 16:9-17, Matius 6:19, Matius 6:33, Yohanes 15:7, Yohanes 14:21, Yohanes 15:10, Yohanes 14:18, Efesus 4:32, 1 Samuel 2:3a, Matius 6:12

[ Read More ]

You Are Special

Author: Silvia Gautama

Adakah di antara Anda yang seringkali tidak puas dengan hidup Anda? Banyak orang di luar sana tidak
menghargai hidupnya atau bentuk tubuh yang Tuhan berikan. Ada yang mati-matian diet karena ingin tubuh yang langsing seperti model. Ada yang berharap tubuhnya tinggi. Ada yang tidak suka dengan warna kulitnya, bentuk hidungnya, bentuk matanya dan sebagainya.

Seringkali saya juga merasa begitu. Minder dengan tubuh saya. Tidak puas dengan hidup saya. Coba saya secantik artis A, sekaya artis B, punya tubuh sebagus model C. Perasaan yang begini ini yang akan menjadi akar iri hati. Dan jelas Tuhan nggak suka anak-anak-Nya merasa minder. Anak Raja kok minder?
Saya beritahu Anda. Anda ada bukan karena kebetulan. Kelahiran Anda bukan kesialan atau kesalahan. Bahkan jauh sebelum Anda ada dalam pikiran orang tua Anda, Anda sudah ada dalam pikiran Allah. Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau (Yesaya 43:2a).
 
Tuhan merancang setiap bagian tubuh Anda. Dia dengan terencana memilih ras Anda, warna kulit Anda, rambut Anda dan setiap karakteristik lainnya. Jadi ketika kita merasa tidak puas dengan bentuk tubuh kita, itu sama saja dengan menghina karya Tuhan! Tidak suka dengan bentuk tubuh sendiri menghina karya Tuhan apalagi menghina bentuk tubuh orang lain. Itu penghinaan terhadap Tuhan sendiri.
 
Tuhan itu luar biasa kreatif. Setiap anak-anakNya pasti diberi keunikan sendiri-sendiri. Jadi daripada fokus akan kelebihan orang lain, mending fokus sama kelebihan diri sendiri. Tapi jangan sampai sombong karena semua talenta yang kita punya datangnya juga dari Tuhan.
 
Ada satu puisi dari Russell Kelfer yang sangat saya suka. “You are who you are for a reason.”

You are who you are for a reason.
You're part of an intricate plan.
You're a precious and perfect unique design,
Called God's special woman or man.
You look like you look for a reason.
Our God made no mistake.
He knit you together within the womb,
You're just what he wanted to make.

The parents you had were the ones he chose,
And no matter how you may feel,
They were custom designed with God's plan in mind,
And they bear the Master's seal.

No, that trauma you faced was not easy.
And God wept that it hurt you so;
But it was allowed to shape your heart

So that into his likeness you'd grow.

You are who you are for a reason,
You've been formed by the Master's rod.
You are who you are, beloved,
Because there is a God!

Kira-kira terjemahannya seperti ini: “Anda ada bukan karena suatu kebetulan.”

Anda adalah Anda karena suatu alasan.
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang kompleks.
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna,
disebut lelaki atau perempuan khusus milik Dia.

Anda bertampang seperti Anda karena suatu alasan.
Dia tidak membuat kesalahan.
Dia merajut Anda menjadi satu didalam kandungan,
Anda benar-benar sesuai dengan gambaran yang ingin Dia ciptakan.

Orang-tua yang Anda miliki adalah Orang-tua yang Dia pilih,
Dan tidak peduli bagaimana perasaan Anda,
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencanaNya
Dan mereka memiliki materaiNya.

Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah.
Dan Dia menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda;
Tetapi itu diizinkanNya untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda bertumbuh menjadi serupa denganNya.

Anda adalah Anda karena suatu alasan,
Anda telah dibentuk dengan tongkatNya.
Anda adalah Anda, kekasih
Karena ada Dia!

Ayo kita belajar menghargai dan mencintai diri kita sendiri. Ingat loh di dalam tubuh kita ada bait Allah. God bless you abundantly!
 
[ Read More ]

Ketika Hanya Ada Kau, Tuhan, dan Imanmu


Author : Benedictus Harvian
            ‘Rencana Tuhan selalu adalah damai sejahtera’.
            ‘Pertolongan-Nya tak pernah terlambat.’
            ‘Semuanya akan jadi indah pada waktu-Nya.’
            Kalimat di atas familiar sekali, bukan? Mungkin Anda pernah mendengarnya di lagu, Kitab Suci, atau kotbah. Yang jelas, kalimat-kalimat tersebut hampir menjadi pengetahuan umum bagi orang Kristen.
            Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah Anda benar-benar mengaplikasikannya dalam kehidupan Anda?
            Mengikut Tuhan bukan berarti lepas dari masalah. Tuhan Yesus sendiri mengalami penderitaan sekian dashyat selama hidup dan dikatakan bahwa seorang murid, yaitu kita, tidaklah lebih dari Gurunya, yaitu Beliau. Mungkin dapat dikatakan bahwa pasti ada saat-saat tersulit dalam kehidupan setiap orang. Saat di mana tidak ada yang tersisa dari diri kita selain hati yang hancur. Harapan yang tadinya begitu jelas menjadi terasa jauh. Rasa sakit menerpa tanpa ampun.
            Hal serupa juga dapat kita lihat dalam kehidupan para tokoh Alkitab! Yusuf, saat dijual dan dipenjara. Daud, dengan gamblang digambarkan dalam mazmur-mazmur ratapannya. Paulus, saat dianiaya sebagai pemberita Injil.
            Namun, apa yang bisa kita contoh dari mereka? Yusuf, dengan tabah melewati semua cobaan tanpa mengkhianati imannya terhadap Tuannya, akhirnya dianugerahkan jabatan tinggi di Mesir! Bagaimana dengan Daud? Ia, yang menuangkan seluruh kekalutan hatinya dalam mazmur kepada Allah, tetap aman di tangan Tuhan walau dalam serbuan musuh seperti apa pun. Paulus? Bahkan ia sendiri yang banyak menuliskan bahwa kesengsaraan adalah keuntungan, karena dari-Nya kuasa Allah justru menjadi sempurna!
Saya menemukan satu kisah yang sangat menarik pada sela-sela pemberitaan Paulus di Kisah Para Rasul 16 : 19-40.
Saat itu Paulus beserta rekan pelayanannya sedang mewartakan Injil di Filipi. Pelayanan mereka berlangsung baik, sampai ada seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung mengganggu mereka. Beberapa hari telah lewat ketika Paulus akhirnya tidak tahan lagi dan mengusir keluar roh jahat dari wanita tersebut. Tuan-tuan hamba perempuan itu, yang kesal karena sumber penghasilan mereka lenyap karena perbuatan Paulus, segera menangkap dan membawa Paulus dan Silas ke hadapan penguasa kota itu!
Paulus dan Silas dituduh telah menyebarkan ajaran yang tidak sesuai dengan adat istiadat setempat dan didera—tidak cuma sekali tapi berkali-kali! Setelah itu mereka dijebloskan di penjara dengan kaki terpasung.
Yang menurut saya menarik adalah tindakan Paulus dan Silas selanjutnya. Seperti yang Anda tahu, mereka tahanan sekarang. Tahanan dengan tubuh penuh luka dan sulit bergerak, kalau mau diperjelas. Alkitab tidak mencatat dengan jelas apa yang mereka rasakan saat itu, tapi apa pun yang mereka rasakan, saya yakin itu berbeda dengan kebanyakan orang bila ditempatkan pada situasi sama. Mengapa? Mereka malah menyanyi memuji Allah saat itu! Keras-keras, dapat diasumsikan, karena disebut bahwa tahanan lain ikut mendengarkan mereka.
Yang terjadi setelahnya sungguh karya Allah yang mengagumkan. Terjadi gempa bumi sehingga semua pintu terbuka dan semua belenggu mereka terlepas. Tak cukup, kepala penjara di situ pun bertobat dan menyediakan tempat bagi Paulus dan Silas di rumahnya—yang selanjutnya membawa seluruh keluarganya menuju pertobatan juga!
Setelah itu, pembesar-pembesar kota yang tadinya membuat keputusan untuk menahan mereka membatalkannya dan memberi perintah untuk melepaskan mereka.
Paulus dan Silas membuat terobosan dari situasi terjepit mereka dengan bernyanyi memuji Allah. Itu yang membawa mereka kepada keselamatan dari tangan-Nya.
Apa yang Anda lakukan ketika menghadapi situasi serupa? Tentu tidak persis sama dengan yang dialami Paulus dan Silas. Tidak semua orang pernah didera dan dijebloskan ke penjara, ya. Yang saya maksudkan adalah sama secara mental. Ketika Anda mengalami kesesakan yang luar biasa besar, saat di mana hanya ada Anda, Tuhan, dan iman Anda. Pada saat tersebut kita selalu dihadapkan pada dua pilihan : mempertahankan iman dan lari kepada Tuhan atau menyerah dan lari kepada dunia.
Butuh usaha yang nyata untuk mempertahankan iman kita di saat-saat terjepit seperti itu. Percayalah, saya sangat mengerti dan sudah mengalaminya—jauh lebih mudah bila kita menyerah dan menolak untuk lari pada Tuhan. Baal Perazim, secara literal berarti Master of Breakthrough dalam bahasa Inggris adalah salah satu Nama Tuhan yang paling saya sukai. Sesuai dengan Nama-Nya, kita memang harus selalu membuat breakthrough atau terobosan dalam hidup kita.
Di kala kesesakan, andalkan iman Anda dan dobrak jalan menuju jalan Tuhan. Tidak peduli walau iman Anda sudah segoyah apa pun saat itu! Cari Dia secara aktif. Anda boleh memilih cara yang lebih cocok dengan Anda untuk mencapai-Nya. Bagi saya, saya akan mengingat-ingat janji-janji-Nya yang ada dalam Firman-Nya dan menyembah. Rasakan hadirat-Nya yang begitu terasa ketika kita datang kepada-Nya dengan hati yang hancur. Curhat dengan jujur selalu membantu!
Amsal 24 : 16
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
[ Read More ]

Ketika Allah Terasa Jauh

Author: Silvia Gautama


Pernahkah Anda merasa doa-doa Anda hanya membentur langit-langit dan mengalami kesuraman rohani? Saya pernah, bahkan saya mengalaminya beberapa kali.


Saya bangun pada suatu pagi dan merasa semua perasaan rohani saya lenyap. Saya berdoa tapi dengan perasaan yang aneh, seperti Tuhan itu jauh sekali dan tidak mendengar doa saya. Saya bertanya-tanya apa yang salah dari dalam diri saya. Kenapa saya seperti tidak dapat menembus tembok yang menghalangi saya berbicara dengan Tuhan?


Saya berpikir Tuhan marah kepada saya. Saya kira saya telah berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Saya putus asa dan bingung. Kenapa begini kenapa begitu adalah pertanyaan yang kerap muncul dalam pikiran saya.



Saya pernah membaca buku karangan Rick Warren, The Purpose Driven Life, untuk mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan, berarti kita harus menjadi sahabat-Nya. Menjadi sahabat yang baik dapat dilakukan melalui percakapan yang terus menerus. Bercakap-cakap dengan Tuhan sementara Anda bekerja, berbelanja dan melakukan tugas-tugas rutin lainnya. Anda bisa memilih satu kalimat pendek yang bisa diulangi kepada Yesus dalam satu nafas: “Engkau menyertaiku”, “Aku bergantung kepada-Mu”, “Aku milik-Mu.” Katakan itu sesering mungkin sampai berakar di hati Anda.


Suatu kali, saya merasa amat kesal dengan teman-teman saya, situasi yang saya hadapi, dan masalah yang tak kunjung selesai sampai akhirnya pada titik saya capek dan ingin sekali menangis. Saya pergi ke toilet di lantai paling atas kampus saya karena biasanya sepi, mengunci diri di toilet dan menangis selama satu jam di sana hehe. Saya menangis sambil berkata “Tuhan, Aku tahu Engkau disini dan menyertaiku. Aku butuh penghiburan” berulang-ulang.


Tapi, bukan berarti tiba-tiba saya mendengar suara Tuhan atau mood saya langsung berubah menjadi gembira. Tapi entah kenapa, saya tahu Tuhan hadir di sana ketika saya menangis dan Ia memeluk saya. Saya tidak mendengar suara-Nya atau melihat Dia, tapi saya bisa merasakan kehadiran-Nya.


Setelah puas menangis, saya keluar dari toilet dan kembali menghadapi teman-teman saya yang menyebalkan. Mereka masih menyebalkan (ups), tapi ada kekuatan baru untuk menghadapi mereka lagi. Selalu saya tanamkan di otak saya bahwa Tuhan mengasihi mereka dan saya pun harus melakukan yang sama. Yang menyebalkan itu roh jahat bukan mereka.


Setelah peristiwa itu saya tahu bahwa Tuhan selalu ada, bahkan ketika Anda tidak menyadari-Nya karena kehadiran-Nya terlalu dahsyat untuk dapat diukur dengan emosi belaka. Ketika saya mengalami krisis komunikasi dengan Tuhan lagi, saya tetap memaksakan diri untuk berdoa dan mencari Dia. Saya belajar untuk mengatakan secara persis apa yang saya rasakan kepada-Nya. Belajar untuk tidak menyimpan luka dan menceritakan apapun yang saya alami. He’s my Father. There’s no taboo topic for Him. Agak sulit memang. Tapi mari kita belajar untuk mempercayai Dia J. Cerita sama Dia banyak keuntungan. Dia nggak mungkin bocorin rahasia kita dan kita sendiri juga merasa lega.


Dan jangan pernah meragukan Tuhan. V. Raymond Edman pernah berkata, ”Jangan pernah meragukan di dalam gelap apa yang Allah katakan kepada Anda di dalam terang.” Mari kita pusatkan perhatian kita kepada Tuhan, dan kebaikan-Nya yang tidak berkesudahan.


Yesus memberikan segalanya agar Anda dan saya bisa memiliki. Dia mati di kayu salib supaya kita bisa hidup selamanya. Ini sudah membuktikan betapa Tuhan teramat mencintai kita.

Mari bersama-sama kita rubuhkan tembok yang menghalangi kita berkomunikasi dengan Tuhan dan berlari menyongsong Dia.


[ Read More ]