Mimpi - Jalan Berbatu

Author : Silvia Gautama

Saya membuat janji untuk makan bersama dengan seorang teman dalam mimpi ini. Setelah kami makan bersama, saya tahu saya seharusnya menemani teman saya dalam kegiatan kami bersama, tapi entah kenapa, saya langsung pulang. Dan begitu saya mau langsung kembali ke kampus, tiba-tiba turunlah hujan deras. Namun, berniat tidak kalah sama hujan, saya ngotot berjalan kaki dengan modal payung menuju kampus saya.
Anehnya, tiba-tiba suasana kampus saya mendadak berubah menjadi suasana sebuah rumah sakit bersalin. Dan saya ingat saya saat itu hendak memberikan kado kepada salah seorang dosen saya. Namun ternyata bukan itu yang saya lakukan; alih-alih memberinya kado, saya malah memberikan tas saya dan seluruh barang yang ada di dalamnya.

Adengan berganti. Tiba-tiba saya ada di gedung kost saya. Saya ingat saya sedang meminta KTP saya difotokipi. Namun yang aneh, KTP saya tidak dikembalikan dan saya hanya menerima hasil fotokopinya saja. Dan secepat yang saya tahu, saya telah berada di sebuah lokasi lain.
Saya berada di sebuah jalan yang lurus dan berbatu. Saya tahu tujuan saya sudah terlihat di depan mata, tapi rasanya itu masih jauh sekali...! Selama saya berjalan di sana, ada banyak tukang bangunan dan mereka menggoda dan memanggil-manggil saya dengan tidak sopan berkali-kali. Akhirnya, saya marah dan membentak mereka (saya jadi galak mendadak, saya sendiri saja sampai kaget bisa begitu), dan untungnya, mereka mundur. Saya pun sampai di tujuan.
Mimpi berakhir.




Arti mimpi menurut Hikmat:

·         Makan bersama teman maksudnya adalah menyantap makanan rohani. Di sini, kami bertumbuh bersama sebagai anak Tuhan yang tergabung dalam komunitas Tim Doa.

·         Keharusan menemani sang teman yang diabaikan author adalah adanya kemungkinan kita meninggalkan saudara seperjuangan kita dalam Kristus. Bisa jadi, justru di saat-saat dibutuhkan kita malah tidak mau menjadi saudara bagi mereka.

·         Aksi saya kembali ke kampus adalah peringatan bahwa manusia dapat saja kembali ke kehidupan lama mereka dan mengabaikan panggilan Tuhan.

·         Hujan deras yang turun tiba-tiba adalah aksi sabotase dari Tuhan sendiri. Ia tidak akan begitu saja melepaskan anak-anak-Nya kepada dunia.

·         Pemakaian payung adalah aksi manusia untuk lari dari tempaan Tuhan yang sebenarnya bertujuan untuk menyempurnakan kita di dalam Dia dan mengembalikan kita ke jalan-Nya.

·         Kampus author yang tiba-tiba berubah jadi rumah sakit bersalin adalah perubahan yang Tuhan lakukan kepada hidup kita. Rumah sakit bersalin menandakan kelahiran baru dalam Roh Allah sendiri. Ini juga mengandung arti bahwa keadaan kita yang sekarang ini seperti seorang wanita yang sedang mengandung (Roh Kudus maksudnya), dan siap melahirkan—yaitu pada saat Pengangkatan, dalam arti menuai hasil jerih payah dari “masa 9 bulan mengandung”.

·         Jalan lurus berbatu adalah jalan anak-anak Allah menuju Rumah di Sorga. Jalannya sudah jelas, tidak menyimpang sana-sini, dan penuh dengan halangan serta rintangan.

·         Mas-mas tukang bangunan yang kurang ajar adalah si Iblis dan antek-anteknya.

·         Aksi saya membentak mereka menunjukan bahwa apa yang dikatakan TuhanYesus masih berlaku: kita diberi kuasa untuk menginjak ular tedung dan mengusir Iblis di dalam otoritas Nama Yesus.

·         Saya yang akhirnya jadi memberikan tas dan seluruh isinya ke dosen saya adalah inti dari hidup kudus kita di Bumi. Yap, Ia ingin kita menyerahkan semuanya dan bukan hanya sepertiga atau setengah dari diri kita.

·         KTP yang difotokopi dan hanya dikembalikan hasil fotokopinya adalah penyerahan identitas diri kita ke tangan Tuhan, Allah yang memiliki rancangan sempurna atas hidup kita. Ini sama juga dengan aksi penyangkalan diri yang disebut-sebut Tuhan Yesus sebagai syarat mengikut Dia. Kita bukanlah lagi kita yang dulu—manusia lama—saat kita benar-benar berkomitmen untuk ikut Tuhan.


Validasi : Galatia 6:2, Kisah Para Rasul 13:10, 2 Korintus 5:17, Matius 16:24, 1 Petrus 2:2, Yohanes 3:3, Yohanes 3:6-7, Markus 16:17-18, 1 Yohanes 4:4, Galatia 6:1, Markus 8:35, Efesus 4:20-24, Mazmur 91:13.