Author : Felicia Yosi
16 Oktober 2011.
Pada saat malam menjelang, seperti biasa, saya kembali bangun dari tidur sore saya dan bersiap untuk beraktivitas. Well, I’m a night owl... So don’t expect me to be all refreshed and ready when the sun’s up.
Saya memutuskan untuk kembali mengerjakan berbagai tulisan, mengedit, dan menterjemahkan notes-notes mengenai kedatangan-Nya. Saya mengerjakan semua itu dengan senang dan dengan sukacita karena saya tahu Dia mengawasi setiap pekerjaan saya. Namun, kali ini Ia memutuskan untuk mengajar saya mengenai suatu hal dengan cara nyentrik-Nya yang tidak biasa.
Setelah beberapa lama duduk di depan netbook dan mengetik, saya merasa pegal dan memutuskan untuk turun ke dapur untuk mencari makanan ringan serta gosok gigi. Pada saat saya baru berhadapan dengan wastafel, tiba-tiba listrik padam. Dari teriakan dan respons para tetangga, saya tahu kalau ini terjadi di setiap rumah di kompleks kami.
Papi saya langsung bergerak cepat untuk mengambil lampu darurat dan saya senyam-senyum sendiri di dalam kegelapan (lho, kok horror ya gue?). Well, saya tahu Tuhan bisa menyalakan lampu hanya dengan jentikan jari, jadi saya tenang-tenang saja.
Saat Papi sedang mengorek-ngorek laci dan lemari untuk mencari senter dan baterai, saya didorong Roh Kudus untuk duduk diam di depan lampu darurat kecil yang diletakkan Papi di atas meja. Saya kagum melihat nyala terang yang kuat dari lampu kecil tersebut. Biapun mini, ia mampu menerangi kegelap[an pekat di sekelilingnya dengan luar biasa.
Di saat itulah Tuhan Yesus berkata, “Kamu lihat lampu ini? Ini adalah dirimu. Dirimu di dalam dunia yang gelap dan kotor.”
Hikmat, pengertian serta serentetan ayat-ayat Alkitab mengenai pelita dan cahaya langsung ter-download ke otak dan roh saya. Belum sempat merespons apa-apa, Tuhan bertanya, “Sudah paham maksud-Ku?”
Saya mengangguk dan melihat Dia—dengan mata roh—menyalakan sekring listrik. Dan taraa~ lampu satu kompleks langsung nyala semua.
Saudara-saudara dalam Kristus, kita adalah terang dunia. Jangan pernah biarkan cahaya kita padam atau ditekan oleh kegelapan yang memang terus berusaha agar kita tidak mengusik mereka dengan cahaya Kristus. Tuhan mengatakan bahwa setiap anak-anak-Nya yang taat dan dengar-dengaran akan Dia adalah seperti lampu darurat tadi: kecil, namun cahayanya sungguh luar biasa dan sangat mudah dideteksi di dalam kegelapan.
Hal ini mengingatkan saya akan perkataan Allah Bapa yang pernah Ia katakan kepada kami (anak-anak Tim Doa): “Kamu mudah Kulihat dari Sini (Sorga). Teruslah berusaha dan berjuang, jangan biarkan cahayamu padam.”
Pelajaran Saat Mati Lampu
2011-10-18T08:24:00+07:00
The Praying Teens
sharing|