"Aku datang!"

Author : Felicia Yosiana



20 September 2011
Sehari sebelum renungan ini ditulis, saya mengalami apa yang Alkitab sebut sebagai ‘lembah kekelaman’. Yah, saya sih tak mau memusingkan apa sebutannya, tapi yang saya tahu, saya tidak bisa fokus dan berkonsentrasi kepada Tuhan hari itu. Pikiran saya kerap kali kabur ke tempat-tempat yang tidak seharusnya (ke daerah pikiran yang disebut sia-sia dalam Alkitab), dan itu menyebabkan saya jadi agak sulit menyimak perasaan dan suara Tuhan. Tentunya, hal ini juga memiliki efek buruk terhadap iman saya. Saya sempat sedikit ‘galau’ akan waktu kedatangan-Nya yang sudah mepet, bahkan mempertanyakan apakah Ia memang benar akan datang secepat itu.

Siang sepulang kuliah, mengetahui ada yang tidak beres dengan diri sendiri, saya segera duduk di kaki Bapa dan mulai curhat, mengakui semua kelemahan saya: betapa saya tidak bisa fokus, mudah goyah, tidak percaya, berpikir negatif, menghakimi orang dalam pikiran, berdusta dan berkhianat dengan pikiran dan hati, takut ditolak orang lain dan sederet karakter daging lainnya. Namun saya tidak sempat curhat lebih lanjut dan bersekutu dengan-Nya dalam pujian penyembahan karena serentetan tugas-tugas emergency yang sudah mulai membunyikan alarm satu per satu di otak. 
Dan berhubung tugas kuliah untuk hari Selasa belum selesai, saya menghabiskan malam tanggal 19 dengan ngalong di depan laptop, mengubrak-abrik file dan internet sambil bernyanyi-nyanyi memuji Tuhan. Saya melakukan ini dengan agak memaksa diri, sebenarnya, mengingat fokus saya masih tak jelas.
 Jam 2 pagi saya baru tidur. Itu juga disertai dengna doa dan saat teduh yang lama dan agak ngalor-ngidul karena susah fokus. Pertempuran antara nurani—yang mengata-ngatai diri sendiri karena masih sempet galau—dan pikiran pun terjadi selama saya berdoa. Walaupun Tuhan dengan baik memberikan saya Ibrani 12 malam itu, saya sama sekali tidak dapat mendengar suara-Nya karena kedegilan hati saya.


Pagi-pagi sekitar jam 4.45, saya masih uring-uringan di dapur. Saya tahu saya harus puasa, tapi saya tidak ingin makan. Membayangkan makanan pun jijik. Entah saya terancam sakit karena capek atau apa, yang jelas saya sempat berniat untuk puasa tanpa sarapan.
Kamu mau sakit?” Tuhan nyeletuk. Itu adalah kata-kata pertama-Nya di pagi itu setelah saya ‘gagal’ menyapa-Nya setelah bangun tidur (saya membiasakan diri untuk selalu mengucap salam dan doa setiap bangun tidur). “Makan,” perintah-Nya lembut.
Dengan tampang lecek, saya memanasi makanan dari kulkas. Perintah Tuhan jelas dan saya tahu ada sesuatu di balik nada-Nya yang kalem.

Berharap bisa menemukan jawaban dari blog yang sering saya baca (mengenai pengelihatan dan nubuatan akhir zaman para hamba Tuhan seluruh dunia: http://surattuhan.malang3000.com/?penglihatan-luar-biasa-mengenai-malaikat-yang-menari-di-hadapan-ruang-takhta-bapa,467), saya pun mulai browsing dengan Hp sambil makan.
Apa yang saya baca membuat roh saya berteriak.

TUHAN DATANG!

Hamba Tuhan, Augusto, mendapatkan pengelihatan pada malam sebelumnya bahwa sesudah ia menari bagi Sang Raja, Tuhan Yesus berdiri dan bersiap menjemput Mempelai-Nya dengan atribut Kerajaan Sorgawi yang lengkap!
Saat itu juga, suatu Suara menggelegar di roh dan batin saya: “AKU DATANG! AKU DATANG, OH YA, AKU DATANG UNTUKMU! TIDAK SELAMANYA AKU MEMBIARKAN ENGKAU DINISTA DAN DIHAKIMI DUNIA DAN MANUSIA! TIDAK KUTINGGALKAN ENGKAU DI BUMI YANG KOTOR DAN JAHAT INI!”

Saya pun mulai menangis karena sukacita dan harapan yang kembali memperbaharui jiwa dan roh saya yang lesu. Ia mau datang untuk saya! Ia mau datang untuk saya yang kotor dan hina!
Dan Tuhan pun melanjutkan, “Sebentar lagi saja! Sebentar lagi saja kamu hidup di bumi yang jahat dan penuh sesak ini! 

Aku telah memperhatikan susahmu, hatimu yang berduka karena dunia, aku memperhatikan keluh kesahmu dalam doa—biarpun engkau tidak merasakan-Ku saat kau bergumul ‘sendiri’. Aku memperhatikan air matamu, hatimu yang terluka karena dunia.

Dan Aku datang untuk menjadikan hatimu baru untuk selama-lamanya! 

Tidak selama-lamanya Aku meninggalkan engkau! 

AKU DATANG! Ya, untukmu, Aku datang untuk menyelamatkan dan memberikan kelegaan!”

Kemuliaan, hormat, dan segala puji-pujian untuk Raja Penebus yang sedang datang!