Author : Felicia Yo
Saat saya sedang menyembah sambil merenungkan mengenai buah-buah Roh yang tercatat dalam Galatia 5 : 22, Roh Kudus memberikan saya pe er.
“Tanamkan buah-buah roh itu setiap hari secara berkala,” Ia berkata dengan jelas.
Saya tidak kaget lagi. Soalnya pada saat Ia berkata begitu, dua orang teman di Tim Doa sedang melakukan hal yang sama dan mereka membagikannya pada saat sesi sharing kami. Saya saat itu tertarik untuk mencobanya tapi belum bertanya pada Tuhan.
“Boleh,” jawab saya. “Jadi Anda mau saya menanamkan satu buah roh setiap hari. Gitu, kan?”
“Ya. Tapi tidak satu-satu seperti di pikiranmu.”
Yang ada di pikiran saya waktu itu adalah seperti ini:
Hari pertama dimulai dengan buah pertama: Kasih. Hari kedua dengan buah kedua, dan seterusnya. Itu cara yang dipakai teman saya.
Kalau bukan begitu, “Jadi harus gimana, Lord?”
Jawaban Tuhan agak membuat saya merinding: “Hari pertama mulailah dengan buah pertama, Kasih. Hari kedua, karena materi kedua adalah Sukacita, maka materi hari itu adalah Kasih DAN Sukacita. Hari ketiga pun begitu dan terus meningkat sampai setiap hari kamu menerapkan keseluruhan buah-buah Roh!”
“Well, I kinda expected that kind of answer,” kata saya lemas.
Dan ya, saya pun mulai mencoba apa yang dititahkan Tuhan. Lumayan sulit. Tapi menantang dan seru!
Suatu saat, sekitar seminggu lebih setelah percakapan di atas, Roh Kudus kembali menunjukan hal menarik pada saya.
Saat itu saya sedang bersaat teduh sambil memuji dan menyembah, saat tiba-tiba Ia menarik saya ke alam roh untuk melihat Sembilan Pillar berwarna putih menyala. Pillar-pillar itu sangat besar, tinggi, agung dan diselimuti semacam awan kekudusan yang tidak asing. Setiap pillar terlihat unik walau sekilas sama. Saya tidak tahu apa yang digunakan untuk membuatnya karena saya yakin ini berada di Sorga. Dari jauh (pengelihatan saya) mereka seperti terbuat dari marbel dan sejenis permata putih yang tidak pernah saya lihat di Bumi.
Ini agak berbeda dari pengelihatan karena Roh Kudus seperti menuntun imajinasi saya untuk ‘melihat’ pillar-pillar ini dengan iman. Saya takkan kaget kalau pillar-pillar yang asli jauh lebih indah dan spektakuler dari apa yang ‘dimasukkan’ ke otak saya.
Tapi pesannya jelas: ini adalah Sembilan Pillar Roh.
Setiap buah-buah Roh merepresentasikan satu pillar dan saya langsung tahu bahwa Allah Bapa mendirikan pillar-pillar ini di Ruang Takhta-Nya.
“Dirikanlah pillar-pillar itu di hatimu,” perintah-Nya cepat. “Aku adalah Allah yang bertakhta atas puji-pujian. Tidak ada hati yang mampu menyenangkan Aku bila kesembilan Pillar Roh tidak didirikan untuk menopang Takhta-Ku.”