Perihal Ketaatan dan Kepercayaan

Author : Felicia Yosiana
4 Desember 2011
Seperti biasa, JC berarti Jesus Christ. G berarti God, panggilan saya terhadap Allah Roh Kudus. Dan LF berarti Lord Father, panggilan saya kepada Allah Bapa. Oh, nyaris lupa... U berarti Union, di mana ketiga Persona Allah berbicara berbarengan. 


JC : Datanglah pada-Ku, nak.
A : Ehm... Saya bingung mau tanya apa...
JC : Bagaimana kalau mengenai Aku? Banyak orang mempertanyakan Aku akhir-akhir ini...
A : Oh? Oke.
G : Kamu tahu, dicuekin tidak terlalu enak rasanya...
A : Oops... Maafkan saya.
G : Ini berlaku untuk semua anak-anak-Ku. Bagaimana rasanya bila sapaan seorang sahabat didiamkan? Tidak enak, bukan?
JC : Kamu reluctant untuk bertanya karena takut menyinggung perasaan orang lain. Kalau begitu, biarkan Aku yang bicara.
U : Kamu bukanlah Entitas tanpa Suara dan Persona, anak-anak. Sama seperti setiap Ayah, sahabat dan saudara, Kami ingin dihargai dan dikasihi.
LF : Banyak dari anak-anak-Ku yang berpikir bahwa Aku terlalu sulit untuk ditemui. Mereka melihat-Ku sebagai seorang Raja tua yang kaku dan pendiam di atas takhta. Tapi sesungguhnya, Aku tidak kurang rendah hati untuk menyapa dan berbincang dengan setiap anak-anak-Ku.
JC : Aku adalah Temanmu. Masakan engkau mau terus-terusan menutup sambungan telepon terhadap seorang Teman?
A : Ada apa dengan anak-anak generasi ini, Tuhan?
G : Mereka telah kehilangan keintiman dan keakraban dengan Tuhannya. Kamu pernah mendengar kata-kata ‘The Fatherless Generation’ dan itulah kenyataannya. Hilangnya figur Bapa di hati dan kehidupan anak-anak zaman ini adalah apa yang sedang terjadi. Iblis telah sukses mencuri hal tersebut dari hati manusia.
A : Gimana itu bisa terjadi?
G : “Umat-Ku binasa karena mereka tidak mengenal Aku.”
A : Ah... Ayat itu... Saya mengerti. Bahkan di Sekolah Minggu, anak-anak jarang sekali diajarkan tentang kedekatan dengan Allah.
LF : Aku dipandang terlalu jauh  berada di atas.
A : Ini menyedihkan. What a depressing topic...
JC : I know. Tapi Aku merindukan kembalinya hati anak-anak-Ku. Coba lihatlah, berapa banyak yang mau memberikan agenda kosong kepada-Ku?
A : Itu karena kami tidak memiliki ‘trust...
LF : Ya. Believing is not enough, Yosi. Tanpa ‘trust’, Aku tidak akan pernah bisa memegang kendali atas hidup anak-anak-Ku.
JC : Cobalah lihat seperti ini: kita sedang membangun hubungan timbal balik alih-alih hubungan satu pihak. Bukankah Aku mati di kayu salib berdasarkan ‘love’ dan juga ‘trust’? Lihatlah, Aku ‘mempercayakan’ nama-Ku sebagai sebuah otoritas / pegangan bagi anak-anak-Ku. Bukankah semua hanya akan adil bila Aku juga menerima ‘kepercayaan’ kalian?
A : Ada benarnya. Tapi, terkadang kami ragu akan Suara-Mu, Lord. Kami takut kalau itu bukan dari Roh Kudus...
G : Kalau begitu, belajarlah. Perdalam lagi hubunganmu dengan Kami. Bukankah kamu mampu mengenali suara orang-orang yang dekat dan selalu bersamamu? Hubunganmu dengan Kami pun harus seperti itu.
JC : Tapi jangan lupa untuk terus menguiji setiap roh. Iblis, seperti yang kamu tahu, sangat pandai meniru dan menyamar. Kamu tidak ingin terjerat tipu dayanya.
LF : Obidience, Yosi. Obidience. Tidak ada yang Kuhargai melebihi itu. Bahkan kasih pun berada di dalam ketaatan.
JC : Bukankah Aku telah taat sampai mati terhadap Bapa-Ku? Kamu tidak bisa berharap akan hidup di dalam Aku jika taat pada perkara-perkara kecil pun tidak mampu.
A : Ah... Taat pada perkara-perkara kecil... Itu banyak tertulis di dalam Injil.
G : Ya. Mencontek dan berbohong adalah contoh simpelnya.
LF : Jangan lupa, dosa tetaplah dosa, nak.
JC : Keangkuhan dan keserakahan pun sama. Bukankah unta yang hendak memasuki pintu lubang jarum harus menanggalkan dulu semua bebannya dan merendahkan diri? (Lihat Lubang Jarum dan Kekayaan) Belajarlah dari-Ku dan contohlah hidup-Ku.
A : Simpel, ya. Tapi sangat luar biasa semua hukum-hukum Anda.
LF : Tidak ada hal rumit, nak. Hanya saja, kamu memang tidak akan pernah bisa menyelami Hikmat-Ku.
A : *tertawa* Saya tidak berharap bisa melakukannya, anyway. Tapi keinginan untuk menjelajah Perpustakaan Sorga tetap tidak berubah.
LF : *tersenyum* Kamu akan kegirangan begitu melihat isinya.
A : Wajar saja... Hikmat Sang Pencipta yang dibukukan...
LF : Fokuslah sekarang. Untuk sekarang ini, ya sekarang ini, peganglah imanmu. Jangan lepaskan apa yang ada padamu dan buanglah segala ‘muatan’ yang tidak diperlukan. Seekor rajawali takkan dapat terbang ke tempat yang lebih tinggi dengan beban terikat pada kakinya.
JC : Waktunya singkat. Berjaga-jagalah dan teruslah nantikan Aku.
U : Kami sangat mencintaimu, nak.
A : Saya juga, Tuhan.
LF : Ya. Ya, anak-Ku. Sekarang, lakukanlah apa yang harus kamu lakukan. Aku bersamamu.