Pedang Tuhan

Author : Aloisius Kevin

Setiap manusia pasti memiliki rasa penyesalan di dalam dirinya. Namun lucunya, rasa penyesalan itu umumnya muncul begitu saja. Dari mana ya perasaan itu muncul? Saya rasa, itu semua berasal dari hati. Contohnya saja, bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan ‘hati’ kita, akan ada ‘teriakan’ di dalam diri kita seperti, “Jangaaaan! Itu salah!!” Namun terlebih sering dari yang diinginkan, kita mengabaikannya.
Kita lebih sering membela diri dengan berkata, “Ya sudah, biarin ajalah... Sesekali ini,” atau “Santai aja... Semua orang juga begitu dan nggak kenapa-kenapa.”
Pertanyaannya: Sadarkah kita bahwa di saat-saat tersebutlah kita sedang menduakan hati kita—sekaligus hati-Nya? Dari situlah penyesalan muncul.

Pernah suatu kali saya merasa demikian. Namun sayangnya, karena tidak suka dengan rasa penyesalan itu, saya malah lari dari Tuhan. Seharusnya meman gsaya mengakui saja dosa saya dan berbalik, tapi saya malah membiarkan perasaan itu mengendap di lubuk hati saya. Saya tidak membiarkan Dia mengobati hati yang terluka itu.
Sampai suatu kali dalam pujian penyembahan, saya meminta-Nya untuk bekerja mem-permak hati saya. “Lord,” pinta saya, “saya mau Anda yang ada di dalam hati saya. Mulai dari lapisan yang paling luar, sampai yang terdalam.”

Pada saat itulah saya melihat sebuah pedang. Pedang tersebut menancap dan hampir membelah hati saya. Hikmat segera mengalir dan menjelaskan bahwa itu adalah Pedang Tuhan. Itulah pedang yang menebas segala yang buruk di dalam hati manusia. Sebuah pedang yang memakukan segala dosa kita dan memisahkan kita dari yang jahat dan yang baik. Rasa sakit segera menjalar. Sungguh, sakit sekali! Rasanya hati saya seperti baru saja tercabik. Namun saya tahu, inilah proses pembersihan Tuhan.

Saya menangis pada malam harinya saat menyembah. Saya kemudian menyadari bahwa Kasih dari Tuhan telah membersihkan hati saya. Lagu “Bapa yang Kekal” mengiringi penyembahan saya dan Tuhan menghibur saya.

Kenapa kamu menutupi mukamu?”

Saya nggak pantas, Lord,” jawab saya masih terisak. “Saya seorang pendosa, debu, hamba yang kotor. Saya tidak pantas untuk datang kepada-Mu! Saya malu, Tuhan...”

Singkirkan tananmu, biarkan Aku melihat wajahmu.” Tatapan Tuhan berubah menjadi tatapan heran. “Aneh,” kata-Nya sambil memperhatikan saya. “Aku tidak menemukan wajah seorang pendosa di sini, namun Aku melihat wajah-Ku.”

Tangisan saya tambah parah. “Tuhaaaaaaann...! Saya nggak pantas! Saya nggak ngerti gimana caranya Anda mau merawat hamba yang kotor ini! Kenapa Anda mau capek-capek datang ke dunia bagi pendosa seperti kami?”

Simpel. Karena Aku, Tuhan, mengasihi kalian. Aku memanggil kalian anak-anak-Ku. Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan padamu. Jangan pernah engkau lari dari Aku. Ketahuilah, anak-Ku, kamu mungkin merasa sakit, tidak enak, namun itulah proses pelatihan-Ku—dalam kasus ini, penyembuhanmu. Aku sudah tahu isi hatimu, nggak ada gunanya kau lari daripada-Ku. Bukankah Aku pernah memberikan pengertian mengenai mereka yang menyembuhkan diri mereka sendiri dengan usaha yang sia-sia? Apakah mereka sembuh?
“Tidak, nak. Aku melihatmu. Jangan khawatir. Mungkin kau merasa tidak   layak, namun Akulah yang melayakanmu. Engkau telah kubersihkan. Tenanglah. Hiduplah di dalam-Ku.”

Thank You, Lord,” balas saya akhirnya. “Anda memang so sweet...” ;B

Bagikanlah ini sekarang. Jangan biarkan anak-anak-Ku yang lain terlewat. Jangan biarkan berkat ini terhenti pada dirimu. Mereka juga harus tahu, hanya Aku saja yang dapat menyembuhkan mereka. Dan hanya Aku yang melayakan mereka. Kenapa mereka seringkali tidak datang? Padahal sudah jelas-jelas Aku mengundang mereka. Tidak peduli apayang mereka perbuat, Aku tidak memandang seberapa besar dosa anak-anak-Ku, namun Aku memandang hati mereka. Hati yang tulus dan mau bertobat dari jalan mereka yang jahat. Namun berhati-hatilah bagi kalian yang mendukakan Roh Kudus, itu besar konsekuensinya.”


Lukas 2:35
dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri - , supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang

Matius 11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan member ikelegaan padamu.

Matius 7:7
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”