Lamentasi

Author : Felicia Yosiana

17 Desember 2011.

Ditulis atas titah dari Tuhan setelah Author membaca Surat Tuhan ke-117 pada link End Times.


JC : Sedikit, sedikit sekali yang mau datang pada-Ku dan menyerahkan hidupnya. Sedikit sekali anak-anak-Ku yang mau bersungguh-sungguh di dalam Aku. Banyak yang berpikir Aku terlalu penyayang, terlalu baik, terlalu mudah dipermainkan. Buka mata kalian dan baca Kitab-Ku!

Tidakkah kalian melihat seberapa berat Aku menghukum bangsa Israel karena dosa-dosa dan penyelewengan mereka? Apa kalian tidak takut bermain-main dengan yang Maha Kudus? Apa kalian tidak punya rasa gentar dan takut di hadapan Allah yang begitu besar?

Aku melihat semuanya. Aku melihat seluruh isi hati dan pikiran manusia. Ya, Aku memaafkan bila kalian mau datang dan meminta. Tapi apakah gunanya itu bila kalian berbalik dan melompat lagi ke dalam lumpur yang sama?

Jangan bermain-main! Waktunya hampir habis dan begitu sedikit yang mau menerima pesan-pesan ini ke dalam hati mereka! Apakah Kitab-Ku kurang jelas dalam menjabarkan hidup kudus yang Aku kehendaki? Apakah dengan Pengorbanan-Ku di kayu salib berarti kalian boleh hidup bebas dari Hukum Taurat? Tidakkah kalian baca bahwa Hukum Taurat tidak digagalkan oleh Pengorbanan-Ku? Di mana ayatnya, kalian bertanya? Cari dan bacalah dengan teliti!

Oh, Aku sudah muak, Aku benar-benar muak dengan dunia yang jahat ini. Dunia ini dan isinya menghina Nama-Ku, Nama-Ku yang Kudus dan dikaruniakan sebagai pintu keselamatan, setiap hari. Aku melihat penyelewengan Firman setiap hari. Aku melihat kebejadan dan perilaku murtad dari anak-anak-Ku setiap hari, bahkan dari mereka yang menyebut diri mereka pengikut Kristus.

Dengarlah lamentasi-Ku, Allah yang Kudus dan rendah hati. Aku sabar, Aku pengertian. Tapi Aku adalah Aku, Allah yang tidak bisa engkau permainkan!

Bumi, oh bumi yang Kuciptakan dengan indah. Sedang menjadi apakah dirimu sekarang ini? Sedang berjalan kemanakah engkau? Sebegitukah kegelapan telah memikat dirimu? Apakah engkau membenci cahaya dan terang-Ku karena engkau takut akan tersingkapnya perbuatan gelapmu?

Dengarkanlah Allahmu, Penciptamu! Aku telah memberikan banyak lamentasi dan peringatan. Aku telah berbicara banyak melewati anak-anak-Ku di seluruh bagian dunia. Aku telah memberikan apa yang Aku bisa berikan untuk menyadarkan orang-orang.

Tapi apa hasilnya?

Hanya sedikit, sedikit, sedikit sekali yang datang dengan hati penuh penyesalan dan tekad. Selebihnya hanyalah hati yang suam-suam kuku dan takut terhadap waktu semata. Aku tidak melihat pertobatan pada hati yang seperti ini. Bapa-Ku tidak melihat hati yang tidak mencintai dan mencari-Nya dengan sungguh-sungguh.

Aku tahu pesan ini keras. Aku tahu semua ini tidak mudah. Tapi ingatlah, besar upah yang menanti hidup kudus yang Kukehendaki. Aku, ya Aku, adalah upah tersebut. Bukan hanya Sorga dan isinya, tapi Penciptanya lah yang akan menjadi bagianmu untuk selamanya—bila saja engkau menang dari pertandingan ini, seleksi ini.

Penuai sedang bekerja. Apakah engkau siap dituai? Akankah buahmu matang saat nafiri dan sangkakala dibunyikan? Ataukah engkau Kutemukan masih dalam tahap bertunas atau bertumbuh dengan lambat?

Datanglah kepada-Ku, pokok anggur yang benar, maka engkau akan menemukan hidup. Aku akan memprosesmu bila engkau mengizinkan Roh-Ku untuk tinggal di dalam hatimu. Jadikan Dia sebagai sauh yang kuat. Jadikan Roh-Ku sebagai tempatmu bertanya dan menimba ilmu. Ia adalah Guru yang sabar dan setia. Tidak pernah Ia meninggalkan orang yang hendak belajar pada-Nya, kepada Hikmat.

Datanglah, datanglah, datanglah! Datanglah sekarang!

Aku menunggu! Tidak lama, tapi masih ada sedikit waktu. Jangan sia-siakan. Jangan undur-undur lagi. Datanglah sekarang juga pada Tuhanmu!