Pengenalan


Author : Felicia Yosiana

15 Desember 2011



A : Gimana caranya mengenal Anda dengan lebih dalam, ya?

JC : Dengan menyediakan waktu bagi-Ku. Lihat, kamu tidak bisa mengenal seseorang dengan  baik tanpa menghabiskan waktu dengannya, bukan? Apa kalau kamu mempelajari profil orang itu kamu sudah bisa dibilang ‘mengenal’nya?

A : Simpel, ya...

G : Nggak ada yang rumit. Aku Allah yang terbuka bagi siapa saja yang mau mencari Aku.

A : Sangat rendah hati.

LF : Begitulah Aku. Dan begitu pun kamu harus bersikap. Ingat, selalu masuk dalam haidrat-Ku untuk belajar.

G : Sesi-sesi belajar dengan-Ku harus kamu pelihara, nak.

A : Errr... Kalau ini kuliah, saya pasti udah DO karena kebanyakan bolos...

JC : Membaca Firman-Ku dengan tekun memang baik, tapi itu belum cukup. Kamu harus mencari dan mengejar Aku dengan aktif.

LF : Berhentilah menyelidiki Aku dan datanglah belajar pada-Ku. Didikan Allah Alam Semesta itu manis dan gratis.

A : Promosi sekali...

LF : *tertawa* Kenapa enggak? Aku ingin sebanyak-banyaknya dari buatan tangan-Ku yang datang kepada-Ku.

JC : Sayang sekalu bahwa manusia zaman ini telah kehilangan respek dan pengertian akan kata ‘Tuhan’.

A : Maksud Anda ‘YHWH’? Ya, saya pernah dengar di kelas katekisasi soal bangsa Isral yang sangat berhati-hati dengan nama Anda.

JC : Itulah, nak... Aku Allah yang murah hati dan bersahabat, tapi respek kepada-Ku juga tidak boleh kau sepelekan.

A : Ugh... Kami memang payah, Lord...

JC : Kalian adalah makhluk darah dan daging,

G : tapi Aku adalah Roh.

LF : Maka jika bukan di dalam roh dan kebenaran,

JC : kamu takkan bisa menggapai Kami.

A : Rasanya saya mulai mengerti.

JC : Ini konsep yang abstrak. Rohmu belajar.

A : Dan Anda menghendaki keseimbangan dalam roh dan jiwa. Karena itulah Anda memancing saya berargumen dan berpikir, kan?

JC : Jadi kritis itu penting. Tapi jangan campur adukkan itu dengan iman.

G : Prinsip iman adalah menatap dan melangkah ke depan, bukan menganalisa.

LF : Namun tanpa analisa, manusia takkan bisa belajar.

A : Kompleks tapi simpel. Kebenaran Anda benar-benar luar biasa dan mengagumkan, ya.

LF : Yang Kukagumi adalah iman yang mampu memindahkan gunung. Iman semacam itu makin langka di zaman sekarang ini.

A : I wonder why...

G : Karena iman itu terhimpit semak belukar dunia. Sedangkan yang lainnya tidak bertumbuh karena keringnya tanah.

A : Lalu, bagaimana cara menggemburkan tanahnya?

JC : Belajar daripada-Ku. Belajar pada Karakter-Ku dan sikap hati-Ku. Tiru Aku dalam setiap lakumu.

LF : Jadilah kamu kudus sebab Aku kudus.

G : Sesimpel itu.

A : Susah juga, ya... Tapi saya yakin itu nggak mustahil di dalam Anda.

G : Itu baru belajar! Ya, tidak ada yang mustahil bagi Allah asal saja kamu mau diajar.

JC : Datang pada-Ku dan kita akan bercakap-cakap serta berbagi cerita. Aku tidak pelit akan waktu sampai Aku menolak anak yang hendak curhat pada-Ku.

A : Iya. Saya mau belajar untuk lebih melihat kepada Anda dibanding dunia. Bosen lihat dunia...

G : Tentu. Toh kamu memang diciptakan untuk satu tujuan, yaitu untuk menjadi sahabat-Ku.