Jalan Serta Yesus

Author : Ivan Brian

Jadi waktu itu kami mengadakan TD di rumah Feli dan setelah TD tersebut, mulailah perjalanan mengantar pulang anak-anak yang tadi ikut TD. Di dalam mobil ada saya, Vanessa, Aivin, Angelin, Aloi, Rachel, Sandra, Hansen (adik Aloi), Siska, Harvi, dan Yani... Total 11 orang di dalam satu mobil kecil yang saya rasa kekurangan AC... (maaf ya kawan2 soal itu... Eh, bentar...  Ini beneran 11 orang di mobil gue waktu ituuuu?? Waaaaaaaaaaah!!!! Halleluya mobil gw ga kenapa-kenapa!!)

Dan perjalanan kita mulai dengan mengantar Harvi, yang rumahnya paling dekat dari Buaran Plaza. Anehnya kita sempat nyasar dahulu... Tapi tidak apa-apa, yang penting semuanya berakhir bahagia. Saya dan yang lainnya sebenarnya udah mulai pusing mikirin ini mau nganter siapa dulu, tapi tiba-tiba dapet pencerahan dan akhirnya dimulailah pengantaran massal. Yang paling muda diantar sampai ke rumah, lalu Yani. Dan pada waktu itu saya cukup bingung dengan salah seorang anggota yang rumahnya di Kali Deres.... Ini udah lewat dari jam 9 malam.. Kali Deres tuh kan jauh dan kalau cewek sendirian naek busway gimana sih rasanya... Hoi, yang cowok!! Ga enak lah ya, pikir saya mesem.

Mengalah pada hati nurani, saya pun memutuskan untuk mengantarnya sampai ke sana. Tapi ada satu lagi masalah: Saya buta jalan!!! Untung Rachel dan Aloi akhirnya memberanikan diri jadi sukarelawan pemandu jalan. Bahkan sampai adiknya Aloi diantar pulang duluan dan Aloi-nya tinggal di mobil untuk menemani kami!
Kami pun berangkat mengantar dua orang lainnya dan keajaiban berikutnya terjadi. Kami sampai di rumah Vanessa kurang dari jam 11.30 pm, sesuai dengan janji JC yang mengatakan bahwa 1 jam itu lama. Tinggal empat orang di mobil saat itu... Saya, Rachel, Aloi dan Angelin—yang masih harus dibawa idup-idup ke habitatnya yang nun jauh di ujung pandang...

Haleluya banget Rachel ternyata tahu jalan ke Citra Land. Tapi urat tegang kami nggak berenti membunyikan alarm karena Angelin lupa jalan ke rumahnya... (*insert any emots that you like, pls*).
Intinya, we walk by faith. Serius, teman-teman, kami buta jalan! Harapan kami saat itu Cuma JC dan Aloi yang mengemban tugas untuk menghafal jalan pulang. Dan memang indah perjalanan bak labirin itu... Di saat-saat seperti inilah saya iri dengan otak GPS.


Singkat cerita, kami sampai di rumah Angelin...! Perjuangan kami setengah terbayar dan... saya mules! Serius, sakit perut saya kambuh lagi. Ini adalah sakit perut yang udah ngebandel mengganggu sejak beberapa hari sebelumnya. Bahkan saya nggak yakin saya bisa nyetir sampai subuh dengan kondisi seperti ini... Tapi karena Dia bilang bisa, ya saya mencoba pede saja. Dan terbukti iman itu bekerja sesuai dengan tindakan, sakit perutnya hilang saat saya mulai menekan gas! JC emang keren!!
Nah, satu halangan tersisa: jalan pulang. Kami nggak tahu jalan, dan Aloi bilang dia lupa jalannya. Lucu sekali yaa... Saya udah mesem-mesem di mobil, berdoa dalam hati supaya Tuhan mau membimbing tiga orang buta jalan ini untuk sampai di rumah dengan selamat. Dan keajaiban terjadi! Tiba-tiba, Aloi tahu jalan! Padahal nggak sampai semenit yang lalu dia bilang lupa total...

Keajaiban yang paling kocak adalah bensin. Bayangkan, dari Jakarta Timur ke Kali Deres, terus ke Jakarta Timur lagi, tapi jarum penunjuk bensin nyaris nggak gerak!! Padahal waktu saya cuma muter-muter di Jakarta selama 30 menit aja bensin udah berkurang lumayan drastis. Sebodo deh, saya hanya mau mempercayai JC yang pas isi bensin mengatakan, “Cukup, kok.”
Anyway, dari bensin yang nyaris nggak berkurang, perut saya yang sakit, Aloi yang tiba--tiba tahu jalan, ada satu lagi... Lampu merah. Padahal waktu itu lampu sudah merah di depan, tapi tiba-tiba tuh lampu jadi hijau lagi! Kok bisa yah? Jadi selama perjalanan, kalau nggak salah,  ada 5 lampu yang begitu... Bahkan ada yang udah hijau mau berganti ke merah (lihat timer lampu) dan bunyi tetooot tetooot’, eh tetap hijau tuh lampu! JC banget dah ituuu!! Like this, Lord!!
"Katanya mau pulang cepet?" Ia menjawab.
Dia emang gokil!!

Mulailah kami bertiga ketawa-ketawa memuji Dia karena semua itu. Keren sekali Tuhan kita!! Bahkan sampai bensin dan lampu merah pun ada di dalam kendali tangan-Nya!
Penyakit? Keadaan fisik tidak memungkinkan? Tidak akan menghentikan kehendak Tuhan.
Memori? Nggak ngaruh! Lihat aja Aloi yang bisa tiba-tiba ingat jalan balik.
Peraturan? Lewat! Kalau Dia mau, semua hukum dunia bisa Ia jungkir balikkan.
Biaya? Dia cukupi! Bensin aja cuma kurang sedikit...

What an awesome God indeed!