Author : Aloisius Kevin
Ada yang ingin sedikit saya bagikan mengenai ‘suara Tuhan’. Ada dua poin besar yang ingin saya bagikan mengenai hal ini, yaitu:
1. Suara Tuhan Yesus bukanlah selalu seperti petir yang menggelegar. Ia adalah Allah yang rendah hati dan lemah lembut, tidak selalu Suara-Nya menggelegar sejelas petir di malam hari. Ia dapat saja berbicara dalam bentuk analogi, suara hati nurani yang dipimpin Roh Kudus, dialog sederhana, ataupun pengertian Hikmat. Satu hal yang pasti, Ia selalu berbicara dengan kondisi yang sesuai dan cocok dengan kita—bukan dengan cara yang kita inginkan. Bukan tidak mungkin juga Ia berbicara atau menghibur kita melalui orang lain atau suatu kejadian.
2. Jangan terfokus pada pencarian Suara Tuhan semata. Cobalah pikirkan, buat apa kita mencari Suara Tuhan secara intens tetapi hati kita beku seperti es balok dan tidak mengerti apa yang sebenarnya Ia inginkan dari hidup kita... Bukankah yang terpenting dari hidup ini adalah Tuhan Yesus sendiri? Alih-alih mencari air dari sungai yang mengalir, mengapa kita tidak mencari sumber mata airnya?
Kemarin ini Tuhan Yesus berkata kepada saya: “Seringkali banyak orang yang ingin mendengar Suara-Ku, tapi tidak ingin mengenal Aku. Banyak juga yang ingin mengenal-Ku, tapi tidak mau membayar harga.”
Ingatlah, Yohanes 20 : 29 mengatakan dengan jelas mengenai posisi Tuhan dalam hal ini. Dan bukankah iman memang bekerja dengan cara yang demikian?