Another Dream of The Second Coming

Author : Aloisius Kevin

8 November 2011.

Di dalam mimpi, saya sedang berjalan-jalan dengan kedua orang tua saya. Langit menunjukan waktu yang saya perkirakan sekitar jam 5 sore. Saya kemudian menyadari bahwa awan-awan berbentuk aneh. Tapi tidak sampai di situ saja, cara bergerak awan-awan itupun menunjukan seakan-akan mereka benar-benar hidup. Sebelum saya sempat mengamati lebih jauh, pemandangan telah berganti menjadi langit malam.
Bintang-bintang membentuk formasi aneh di langit, dan bersinar seakan-akan mereka benar-benar hidup.
Pada saat itulah saya melihat sebuah sumber cahaya di kejauhan langit. Cahaya itu sangat besar dan berbentuk seperti lingkaran berdiameter dari ujung hingga ujung langit. Bila dibandingkan dengan gedung-gedung yang saya lihat di Bumi, perbandingan besarnya benar-benar jomplang. Walaupun sekilas terasa ‘datar’, saya merasa bahwa cahaya tersebut memiliki kedalaman.

Kemudian, seakan tanpa perlu disuruh, saya melihat banyak orang-orang berkumpul dari segala penjuru dunia dari kejauhan. Berkumpul di lingkaran itu, mereka menantikan dengan perasaan was-was... Mengspekulasi apa yang akan keluar dari cahaya tersebut, saya kira.
Barulah saya menyadari bahwa ada cahaya biru bercampur putih (ya, seperti warna langit pagi hari) yang bersinar di dalamnya.
Dan seakan seperti alarm yang berbunyi pada saat yang telah ditentukan, saya merasakan ada kata-kata yang mengalir dari hati saya: Jesus is coming.

Saya sangat tersentuh dan begitu terharu saat memaknai kata-kata tersebut. Ada bagian dalam hati saya yang berkata, “Wow... Sekarang kah waktunya?” dengan rasa kaget dan tidak percaya bahwa kedatangan-Nya sudah di depan mata.
Tapi ada juga bagian dari hati saya yang berteriak dengan rasa gembira: “Akhirnya Dia datang! Akhirnya Dia datang!!!”

Saya kemudian berteriak kepada ibu dan ayah saya, “Ma! Pa! Pengangkatan!! Tuhan Yesus datang! Lihat!!!”

Namun di luar dugaan, mereka seperti orang bengong yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Muka mereka dipenuhi kebingungan dan mencari-cari tanda di langit dengan sia-sia. “Hah? Apa sih? Ada apaan emang?” kata mereka.

Itu, Ma, lihat di sana! Masa enggak lihat?” kata saya seraya menunjuk-nunjuk langit.

Kedua orang tua saya tampak makin bingung. “Lihat apa, sih?”


Kemudian pemandangan berganti. Saya, ayah dan ibu saya sedang berjalan menuju tempat pesta yang mewah—seperti hotel bintang 5 saja interiornya. Ada lantai keramik polesan, eskalator, kaca-kaca besar, disertai juga atmosfer yang terasa ‘cozy’.
Kami tiba di sebuah ruangan besar yang terbagi menjadi beberapa ruang yang lebih kecil. Di sana, saya melihat banyak orang yang berpakaian pesta (formal), lengkap dengan segala aksesori-aksesorinya. Namun ada yang aneh dari suasana tersebut.

Jumlah makanan yang tersedia sedikit sekali dibanding jumlah tamu yang datang.
Dan yang lebih aneh lagi, saya melihat banyak orang-orang di sana memakan makanan mewah yang dihidangkan dengan piring-piring plastik berbagai warna sambil duduk ‘lesehan’ di lantai layaknya sedang makan di warteg.
Saya mulai bingung. Ada apa ini? Kenapa orang-orang ini duduk seperti ini pada acara yang mewah? Bukankah ini acara untuk kalangan menengah ke atas? Bukankah ini acara perkawinan?

Merasa takjub dengan apa yang terjadi, salah seorang orang tua saya memanggil pelayan yang bertugas di hall  tersebut dan bertanya, “Cuma segini makanannya?”

Ya,” pelayan itu menjawab. “Cuma segini.”

Mimpi selesai.


Arti mimpi menurut Hikmat dari Allah:

·         Awan dan bintang-bintang yang terlihat aneh dan hidup melambangkan kejadian-kejadian ‘aneh’ yang sedang terjadi di akhir zaman ini. Ada berbagai kejadian pertanda akhir zaman yang telah dituliskan pada Alkitab dan sedang terjadi. Dunia tidak berjalan ke arah yang lebih baik. Semuanya telah disebutkan dalam Alkitab.

Mazmur 46 : 6, “Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya dan bumi pun hancur.”

·         Cahaya di langit yang besar itu melambangkan Gerbang dari mana Juru Selamat kita akan datang mengambil mereka yang berjaga-jaga. Dan Gerbang tersebut SUDAH terbuka.
·         Orang banyak yang menunggu di depan gerbang tersebut adalah anak-anak Tuhan yang sudah bersiap dan sadar bahwa kedatangan-Nya sudah di depan mata.

Ibrani 10 : 37, “Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.”

·         Ada juga banyak orang yang tidak dapat melihat gerbang tersebut. Ini melambangkan orang-orang yang masih terikat dengan hal-hal duniawi. Mereka umumnya masih hidup di dalam nafsu kedagingan mereka dan menunda-nunda untuk datang dekat pada Tuhan. Mereka ini tidak dapat melihat ataupun merasakan pekerjaan dan Kedatangan Tuhan yang sudah mendesak. “Ahh... Masih lama. Ngapain sih siap-siap sampai kayak begitu?” adalah hal-hal yang biasa mereka ucapkan.

1 Korintus 2 : 14, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”

·         Pesta perkawinan adalah Jalan Hidup Tuhan. Orang-orang yang memakai jas dan gaun lengkap adalah mereka yang sudah menerima Kristus. Namun sangat disayangkan, cara mereka makan di lantai dengan piring plastik adalah hidup mereka yang suam-suam kuku dan sangat berbeda dari hidup kudus yang Tuhan minta. Mereka ini adalah orang yang bertobat dan mengikuti Jalan Tuhan di tangan kanan, namun berkelakuan seperti orang dunia di tangan kiri. Orang-orang ini menjalani kehidupan ganda yang sangat dibenci Bapa.

Wahyu 3 : 16, “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”

·         Makanan yang tersedia pada pesta adalah berkat Tuhan. Saya tadinya mengira bahwa berkat Tuhan itu sedikit sekali dalam hidup ini. Namun ternyata, itu hanyalah pengelihatan saya yang berpusat dari rasa tidak bersyukur dan tidak pernah puas manusia. Adalah sikap kita yang akan menentukan ‘besar’ atau ‘kecil’nya berkat Allah di dalam hidup ini. Namun Ia selalu memberikan yang terbaik: sesuati dengan porsi yang pas bagi setiap anak-anak-Nya.

Yehezkiel 34 : 18, “Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kami minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu?”


Sekali lagi, saya tidak bermaksud menakut-nakuti Anda dengan sharing profetik macam ini. Kedatangan Tuhan telah di depan mata. Gerbang telah terbuka. Tuhan Yesus hanya tinggal melangkah keluar saja. Ini semua faktanya.

Pilihan ada di tangan kita: apakah kita mau bertumbuh di dalam Dia dalam waktu yang singkat ini, atau menyerah duluan.
Tapi satu hal yang pasti, apapun pilihan Anda: Kasih Bapa selalu menyertai setiap anak-anak-Nya. Amin.