Our Timeline?

Author : Aloisius Kevin

Saya tidak bisa bilang bahwa berjalan kaki di kota Jakarta adalah hal yang menyenangkan. Selain banyaknya pedagang asongan yang berjualan di sana, banyak pula kendaraan bermotor roda dua yang ‘berjalan’ di trotoar. Belum lagi membahas kondisi trotoar yang rusak, yang justru mengganggu para pejalan kaki... Yah, mungkin kondisi tersebut memang tidak ideal bagi kita, namun di sisi lain saya sangat menikmati berjalan kaki. Kenapa? Mungkin dengan  berjalan kaki saya bisa melihat banyak hal dengan seksama, dibanding ketika saya naik mobil atau kendaraan bermotor lainnya. Saya jadi bisa menghargai proses perjalanan saya dari satu tempat ke tempat lain. Dan tentu saja saya tidak sendirian, namun ditemani oleh Tuhan saya tercinta Yesus Kristus.
Berjalan kaki pastinya akan menghabiskan lebih banyak tenaga dan waktu. Tapi semua itu sepandan dengan pengalaman berjalan kaki saya dengan Tuhan. Pada saat tersebut saya bisa mengobrol apapun dan belajar dengan Tuhan. Mulai dari hal rumit sampai hal yang sepele seperti menggombal, rasanya semua kami lakukan. Oh iya, tahu tidak kalau Tuhan kita itu jago ngegombal, loh… Pernah saya menemukan tenda penjual seafood di pinggir jalan, saat saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Tiba-tiba saya sangat ingin makan seafood saat itu juga, namun karena saya sedang di dalam angkot dan dikejar waktu, saya akhirnya curhat ke Tuhan.

God.. Tiba-tiba aku pengen makan seafood deh, atau aku masak aja ya di rumah. Omong-omong Anda bisa masak, nggak?”

Dan seperti biasa jawaban dari Dia melumerkan hati saya.

Bisa, dong,” kata-Nya pede. “Masak CINTA

Hadeh…Mulai deh Tuhan menggombal... Mati deh saya denger gomabalan Anda Tuhan...! Oke, oke, kembali ke topik berjalan.

Akhirnya saya mulai tersadar dari kebiasaan saya berjalan kaki, bahwa hidup ini juga seperti sebuah perjalan kaki dengan Tuhan. Dan menurut saya, berjalan kaki di jalan Tuhan, jauh lebih sulit dibanding berjalan kaki di kota Jakarta. Karena jalan yang ada dihadapan kita, bukanlah jalan lurus seperti jalan bebas hambatan, melainkan penuh kerikil tajam dan tempat-tempat yang belum pernah kita datangi sebelumnya. Dan jika kita tidak hati-hati, kaki kita bisa-bisa terluka atau terantuk pada sesuatu. Kerikil tersebut adalah berbagai masalah kehidupan yang pastinya kita lalui.
Saya sebagai manusia seringkali mengeluh kepada Tuhan soal menghadapi ‘kerikil’ ini.
Karena seringkali Dia tidak muncul sebagai sosok yang menghaluskan jalan saya, tapi justru sebagai sosok yang memaksa saya untuk berjalan. Bukan sebagai sosok hero yang mengalahkan monster, tapi sebagai sosok pemimpin yang menyuruh anak buah-Nya untuk maju dengan pedang, menghadapi monster tersebut. Memang tidak selalu demikian sih, ada kalanya juga di mana Ia langsung menghalau kerikil-kerikil kehidupan saya, namun Ia seringkali menyuruh saya untuk maju berhadapan dengan kerikil  tersebut secara langsung.

Yang sulit tentunya, adalah saat saya harus maju menghadapi kerikil tersebut ‘sendirian’. Karena saya, sebagai manusia, melihat kerikil masalah tersebut justru sebagai sosok ‘monster’ bagi hidup saya. Saya sering mengeluh tentang cara Dia yang satu ini.

Kenapa sih Anda harus memaksa saya?

Kenapa sih Anda seperti mencambuk saya dari belakang, dan menyuruh saya maju di saat saya tidak bisa maju lagi?

Kenapa Anda tidak langsung saja membereskan masalah tersebut, seperti yang pernah Anda lakukan di dalam hidup saya?

Lalu dengan kalemnya, Dia menjawab kepada segala omelan saya:

Kamu bisa duduk di sini dengan tenang dan menunggu sampai mukjizat itu terjadi. Atau kamu bisa berjalan bersama-Ku dan menjadi bagian dari mukjizat itu sendiri.”

Dari perkataan tersebut saya belajar.


Ya, mungkin kita memang bisa menunggu sambil duduk manis, sampai Tuhan langsung membereskan masalah kita dalam sekejap mata.

Tapi di sisi lain kita bisa menjadi bagian dalam pekerjaan-Nya, dalam menghadapi masalah tersebut. Karena masalah apapun yang terjadi di dalam hidup kita, sudah ditentukan untuk  kita masing-masing pribadi oleh Tuhan. Kita bisa belajar sesuatu dari masalah tersebut, dan bukan lari daripadanya. Saya tidak mau kalau nanti pada saat penghakiman, tiba-tiba salah satu malaikat Tuhan berkata, “Yak, ini dia si Aloisius Kevin yang sering lari dari masalah sudah datang.”
Pastinya saya akan malu besar di hadapan Bapa jika hal yang demikian terjadi.

Mungkin kita kurang bisa menerima cara-Nya Tuhan dalam menghadapi masalah kita.
Mungkin tampaknya Dia tidak peduli dengan kondisi kita. Namun bukan itulah keadaan sebenarnya; Tuhan sangat amat peduli dengan kita, karena itulah kita mendapatkan masalah tersebut. Kalau misalnya kita mau lihat sekali lagi, berapa banyak pelajaran berharga yang tidak bisa kita dapatkan dari buku manapun, namun hanya bisa didapatkan dari pengalaman kita bersama dengan Tuhan. Pengalaman kita dengan Tuhan dalam menghadapi suatu masalah benar-benar tidak ternilai harganya.
Dan Ia telah menentukan cara yang unik bagi setiap jalan yang kita hadapi. Banyak sekali jalan unik yang telah Ia lakukan dalam berjalan bersama saya. Misalnya saja saat Dia melindungi saya dari kerikil-kerikil jalan, meluruskan jalan saya, dan kemudian tanpa saya sadari Dia membuka jalan yang nyaman untuk saya lewati. Dan ada juga saatnya dimana saya disuruh menghadapi kerikil tersebut dengan modal iman. Memang bukan  tugas mudah bagi saya, tapi pada akhirnya Dia selalu membantu saya dalam menghadapi tugas tersebut dan selalu setia memperlengkapi saya.

Sekarang, jika Ia menyuruh Anda untuk menghadapi kerikil tersebut, mintalah perlindungan dan kekuatan agar Anda bisa menjadi bagian dari pekerjaan tangan-Nya, dalam menghadapai kerikil tersebut. Sekedar info nih: bahkan ada saatnya Tuhan justru bersembunyi di dekat saya, sampai-sampai saya tidak bisa melihat atau merasakan-Nya. Saya pernah menghadapi kondisi yang demikian.
Ada kalanya dimana saya justru tidak dapat menemukan atau merasakan hadirat-Nya sama sekali, padahal saya sangat membutuhkan bantuan-Nya. Kenapa ‘tampaknya’ Dia sedang meninggalkan saya, ya? Karena memang itulah yang Ia inginkan, Ia sedang ingin bermain petak umpet dengan saya saat saya menghadapi kerikil tersebut. Dia bukan meninggalkan saya, tetapi Dia sedang meminta saya agar mencarinya lebih dalam lagi.

Jika Anda dihadapkan dalam kondisi yang demikian, mintalah dan carilah Dia lagi sampai Anda menemukannya. Dan tentunya masih banyak lagi cara yang bisa Ia gunakan dalam berjalan bersama Anda. Jangan lupa, Tuhan kita bukan Tuhan yang monoton. Tetapi Tuhan yang tidak terbatas, yang tidak bisa kita tebak jalan-Nya.
Kenapa cara berjalan dengan Tuhan sangat beragam, jawabannya agar manusia TIDAK bosan.


Misalkan saja saat kita penghakiman nanti, dan kita diberi timeline pada saat kita hidup di dunia seperti ini:

13 November, ini adalah saat dimana saya digendong oleh Tuhan setelah jatuh berulang kali. Balutan-Nya kerasa sekali!

14 November, saat Tuhan memberikan saya ‘pedang’ baru untuk mengalahkan masalah saya.

21 Desember, saat saya mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan akhirnya saya menemukan-Nya dalam ratap dan tangis. Ia benar-benar mendengarkan keluh kesah saya!

6 Januari, Tuhan mengajar saya lewat kecelakaan hari ini untuk lebih berhati-hati dan waspada saat menyetir. Haleluya saya hanya luka ringan.

9 Januari, Ia memberikan kejutan untuk saya di hari yang hampir saya cap sebagai hari sial... Ia memberikan seorang keponakan baru di tengah tumpukan tugas dan tanggung jawab berat ini!


Nah, sekarang bayangkan jika timeline hidup kita lurus-lurus aja dan tidak ada hal yang menarik seperti di bawah ini:

13 November, gak ada apa-apa.

14 November, lurus-lurus aja.

16 Desember, semua aman dan damai sejahtera.

18 Desember, keluarga saya masih hepi.

7 Januari, saya lulus tes dengan nilai lumayan.

10 Januari, saya bangun seperti biasa dan mengakhiri hari dengan biasa pula.

21 Januari, huh... .Bosen dah sama semua... Nggak ada yang seru, apa...?


Pastinya hidup kita jadi tidak menarik bukan jika hidup kita lurus-lurus saja?

Jadi mulailah memandang masalah bukan sebagai kerikil atau monster di dalam jalan hidup Anda, tetapi sebagai dekorasi imut-imut, tang pastinya akan mempercantik jalan kehidupan kita, saat kita menghadapinya.
Jangan lupa juga bahwa  iman, kasih, sukacita, rasa syukur harus ada di dalam diri kita. Dengan begitu jalan hidup kita akan terus dibumbui oleh berbagai pengalaman menarik, yang hanya bisa kita dapatkan bersama dengan Tuhan. Hidup kita tidak akan bosan dan menjadi penuh arti bagi diri kita sendiri, sesama, dan juga Tuhan.

Karena memang hanya Dia yang sanggup membawa Anda ke jalan yang benar dan menjaga Anda agar tetap di jalan tersebut. Yang Anda perlukan, hanya meminta-Nya untuk menemani Anda berjalan.
So, start walking with God every day.

Godspeed.