Mimpi - Kedekatan Kedatangan dan Penghakiman

Author : Meitri Angelina

Saya dan keluarga saya sedang pindah rumah dalam mimpi kali ini. Seingat saya, yang paling sering muncul dalam mimpi adalah bokap dan adik saya. Saat itu saya pindah ke rumah yang sangat mirip dengan rumah lama saya, hanya saja lebih luas dan besar.
Saat itu, saya sedang membersihkan bagian dalam rumah tersebut. Dan memang, bagian dalam rumah itu sudah bersih, rapi dan terang. Dan tiba-tiba saya merasakan sebuah kejanggalan. Ternyata, adik saya yang terkecil menghilang!
Keluarga saya juga tidak tahu ke mana anak itu. Dan karena tidak ada clue sama sekali tentang keberadaannya, saya kembali melanjutkan beres-beres rumah. Saat saya selesai, saya keluar dan kaget melihat bagian depan rumah baru tersebut yang berantakan! Ditambah lagi, ada banyak lukisan-lukisan aneh yang bikin saya merinding tidak enak. Kemungkinan besarnya, lukisan-lukisan horor itu adalah hasil buangan bagian dalam rumah. Namun anehnya, saya merasa sangat malas membereskan teras rumah. Setelah itu, saya pun hanya memutuskan untuk menguduskan rumah bagian depan dan mendeklarasikannya sebagai milik Tuhan.

Persis saat itu juga, adik dan ayah saya sedang menatap langit. Adik saya berkata, bahwa bulan hari itu terlihat aneh, dan ia segera memanggil saya. Awalnya, saya merasa sangat malas dan ogah-ogahan untuk melihatnya, tapi adik saya memaksa terus. Dan saat saya menurutinya, saya melihat bulan terbakar oleh lidah api. Setelah itu saya langsung berteriak, “Pengangkatan!” kepada keluarga saya. Namun, mereka cuek bebek! Bahkan mama saya sempat marah, sedangkan ayah dan adik saya malah diam membeku.
Saya mulai panik,dan saya teringat bahwa saya tidak dapat menemukan adik saya yang terkecil. Dan saat saya menatap langit untuk melihat perkembangan selanjutnya, saya melihat bola-bola cahaya putih yang terbang menuju langit seperti komet yang keluar dari bumi. Saya berpikir dengan kalut, jangan-jangan saya tertinggal Pengangkatan! Panik, saya segera berlutut dan berdoa mengakui semua kesalahan saya. Setelahnya, saya tidak dapat mengingat apa-apa selain balutan cahaya putih dan perasaan terangkat ke atas.

Saya sampai di suatu tempat, saya yakin. Tapi saya tidak tahu di mana karena saya tidak dapat membuka mata saya. Saya hanya merasa bahwa saya sedang tidur di tempat yang dingin. Tidak lama kemudian, saya terbang lagi ke atas. Perasaan terbang kali ini terasa sangat nyata! Dan secepat yang saya tahu, saya telah berada di tempat Penghakiman, dan ini giliran saya untuk dihakimi. Sang Hakim menilik saya cukup lama. Puji Tuhan saya akhirnya diizinkan masuk, dengan alasan bahwa saya berusaha mengampuni adik dan ayah saya.
Setelah lulus, saya merasa bahwa saya kembali ke tubuh anak-anak. Dan... Saya terlihat mengenakan piyama putih yang agak kotor dan sudah menguning. Saya bingung. Saya seperti berada di awan, di mana ada banyak orang yang sedang menantikan orang-orang terdekat mereka dengan penuh sukacita. Kemudian saya terbangun saat saya bertabrakan dengan seorang wanita yang mengenakan baju khas bangsawan Eropa zaman Victoria.


Berdasarkan tuntunan Hikmat, inilah makna mimpi tersebut:

·         Pindah rumah menandakan kelahiran baru dan komitmen untuk pindah dari keadaan ‘tidak mengenal Allah’ menjadi ‘sahabat Allah’. Analogi perpindahan ini pernah beberapa kali dipakai oleh para rasul dalam surat-surat mereka untuk menjelaskan perpindahan status kita dari orang-orang yang tadinya tidak mengenal Tuhan, jadi ‘dikenal’ sebagai kepunyaan-Nya.

·         Proses author membersihkan bagian dalam rumah adalah proses membersihkan hati dan inner self sebagai Bait Allah yang Kudus. Kata Alkitab, diri manusia itu terdiri dari tiga bagian, yaitu roh, jiwa dan tubuh. Pendobrakan dan gerakan yang dilakukan Tuhan selalu dari dalam ke luar, dari roh, baru ke jiwa dan tubuh. Dan setelah seseorang menerima Yesus, maka Roh Kudus akan dengan sendirinya berdiam di dalam roh orang tersebut, membersihkannya dari segala noda. Tapi bukan berarti roh itu tidak dapat kotor kembali. Hati—yang merupakan bagian dari jiwa dan bukan roh—juga demikian. Hati, bila tidak ditilik dan tidak rutin dibersihkan, tidak akan mampu melaksanakan kehendak Roh Kudus dengan baik. Bisa saja ada orang yang rohnya sigap dan tanggap akan Roh Kudus, tapi jiwanya malas dan ogah-ogahan dalam bekerja dan bersekutu dengan Tuhan.

·         Keputusan untuk mendeklarasikan bahwa bagian depan rumah adalah milik Tuhan Yesus adalah keputusan untuk bayar harga dan menempuh penempaan.

·         Bulan yang terbakar menunjukan betapa dekat waktu sekarang ini dengan kesudahan segalanya. Ini dicatat sebagai salah satu tanda akhir zaman dalam Kitab Wahyu.

·         Bola-bola cahaya putih yang terbang ke langit adalah mereka yang terangkat.

·         Adik terkecil author yang hilang menunjukan bahwa setiap anak kecil yang di bawah umur, memiliki kesempatan lebih tinggi untuk terangkat karena kemurnian hati mereka. Tuhan sendiri sering menganalogikan bahwa setiap orang-orang yang mau memasuki Kerajaan Sorga harus menyambutnya seperti seorang anak kecil.

·         Piyama yang menguning menunjukan ketidaksiapan untuk Pesta Perjamuan Kawin Anak Domba. Ini juga merepresentasikan keadaan batin seseorang yang bisa saja masih dianggap kotor di hadapan Bapa.

·         Awan di mana orang-orang menanti kerabat mereka dengan sukacita menandakan keadaan Sorga sendiri. Bukankah telah ditulis bahwa kita memiliki banyak saksi di Sorga seperti awan yang mengelilingi kita?

·         Wanita yang memakai baju pesta, gaun ala zaman Victoria, menunjukan betapa tidak siapnya kita dibandingkan orang-orang yang telah lama menunggu-nunggu Kedatangan Tuhan Yesus dengan baju pesta yang pantas.


Validasi : Yohanes 14:15-26, Ibrani 12:1, Matius 22:1-13, Ibrani 9:14, 1 Tesalonika 4:13-17, 1 Tesalonika 3:7, Wahyu 3:18-19.