Another War - The Rampage

Author : Felicia Yosiana G

Manado. Salah satu tempat di mana Gereja Setan dan Anti-Kris bercokol. Saya memang telah menerima banyak info soal tempat ini sejak saya aktif mendengar Suara Tuhan, tapi tidak pernah terpikirkan kami akan menyerang tempat ini secara spesifik. Ini sebenarnya ide Roh Kudus yang disampaikan melalui salah seorang Saudari, Angel Gitta Diana. Setelah briefing rapat singkat sebelum penyerbuan, kami memulai putaran selanjutnya. Kami pun berderap memasuki Alam Roh Manado.
Meitri langsung melihat siluman wanita dan pria begitu kami mulai menggempur. Setiap dari kami juga melihat berbagai kejijikan di sana. Tapi itu tidak akan membuat kami mundur. Berkali-kali saya diserang roh ketakutan dan kegentaran, tapi saya melawannya dengan Mazmur 121 : 2 dan meneriakkannya, “Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi!”

Dan Bapa begitu baik, Ia memperlihatkan diri-Nya di pertempuran itu—mengobarkan semangat kami bahwa Ia ada di dalam barisan kami dan menyertai kami. Sekedar info, Bapa sangat besar. Kalau dibandingkan dengan roh okultisme Indonesia yang ukurannya sepuluh kali menara Eiffel, kaki Bapa (doang) terlihat sudah sektar  1000 kalinya. Kami semua tertawa begitu melihat Siapa yang ada di belakang kami dan memberikan kami kekuatan. Yeah...! Kami boleh mikroskopis... Tapi Allah Bapa—Tuhan pencipta alam semesta—menyertai kami!
Pasukan kemudian segera memutar haluan ke arah Kalimantan (inspirasi dari Roh Kudus untuk menyerang tempat ini), saya diperlihatkan hutan yang gelap di Alam Roh. Di situ, saya melihat segerombolan imps dan setan-setan kecil lainnya berlari di dalam kegelapan dengan panik. Mereka berteriak-teriak kalap, “Pasukan Tuhan mau dateng!! Pasukan Tuhan mau menyerbu!!!”
Di bawah kuat kuasa Allah kami berderap maju. Rachel Kristiani di sini melihat tumbuhan yang mulai tumbuh saat kami berdoa pemulihan bagi Kalimantan.

Info tambahan, kami bertujuh dikawal masing-masing oleh segerombolan malaikat berkuda. Jadi, kalau perhitungan kasar setiap orang dikawal 5-15 malaikat, silakan hitung sendiri jumlahnya. Bahkan di tengah-tengah pujian, saya melihat sebuah salib terbakar di tengah-tengah kami yang saat itu duduk melingkar. Betapa saya kaget begitu melihat bahwa itu adalah Tuhan Yesus sendiri! Ia sedang membuka tangan-Nya lebar-lebar dan terbakar oleh Api Kudus. Hikmat segera mengalir bahwa Ia adalah Api itu sendiri—Ia adalah Tuhan yang diam di tengah-tengah barisan kami.
Apa kamu mengimani pengelihatan ini?” tanya Tuhan sedetik kemudian.
Saya sempat ragu, tapi kemudian berusaha melawan keraguan itu dan mengangguk. Tuhan mengangguk santai sebagai respons... Dan, bumm! Api Kudus bertambah besar dengan megahnya! Saya langsung merasakan getaran resonansi bahwa setiap anggota telah tersulut oleh Api tersebut.


Penyerangan terarah kepada Jakarta kami mulai setelahnya. Meitri Angelina, salah seorang prajurit sayap kanan (dalam formasi tempur Tim Doa) mengatakan bahwa ia melihat Jakarta diselimuti oleh kegelapan pekat. Saat kami mulai berdoa, ia dan saya melihat Meitri berderap dengan kuda cokelatnya dan menyalakan obor-obor di Jakarta. Ada juga makhluk-makhluk seukuran beruang yang bertampang jelek di Alam Roh Jakarta.
Dan saat kami sedang berdoa untuk pemulihan hati orang-orang di Jakarta, saya—secara roh—berderap mendekati sebuah hati yang terbelenggu rantai hitam. Dengan senjata glaive dari Allah, saya menusuk hati tersebut. Segera saja rantai yang membelenggu hati itu tersedot menempel pada senjata saya dan saya menariknya, dan langsung menghempaskan rantai tersebut. Saya tahu maksud Allah... Saat ada anak-anak yang mau berdoa bagi kelepasan dan pemulihan hati orang-orang, belenggu-belenggu setan dihancurkan di dalam Nama Yesus.

Haluan berubah lagi dan kali ini kami menyerbu Pantai Selatan. Saat kami memasuki Alam Roh berlatar pantai dengan laut berombak dan langit suram, beberapa anggota melihat ‘roh teritorial’ terkuat di sana, roh yang disebut sebagai Nyi Roro Kidul. Dalam pengelihatan saya dan Ivan, kami sama-sama melihat seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang. Ia mengenakan baju tradisional jawa berwarna hijau gelap. Dan saat kami mulai berdoa menyerbu di dalam Nama Tuhan, saya dan Ivan melihat diri kami sedang menggencarkan serangan ke arah muka roh tersebut.
(Oiya, dia—roh tersebut—saya rasa lumayan besar). Saya melihatnya kemudian menunduk dan mundur. Ivan melihatnya kesakitan  saat kami menyerang dengan Firman Tuhan dan mengklaim bendera Allah kami.

Jujur saya sempat terserang ketakutan yang begitu parah saat sedang bertempur di sana. Bahkan, saya sampai melihat kuda saya (dan saya di atasnya) jatuh tersungkur. Di saat itulah kami mulai meneriakkan penguatan dan kepercayaan kami kepada Allah yang setia, dan saya melihat roh dan kuda saya mulai bangkit di dalam kuasa-Nya.
Terpujilah Allah karena kuasa dan kesetiaan-Nya! Tidak ada Allah selain Yesus Kristus! Tidak ada yang seperti Nama-Nya!


Setelah mengakhiri putaran tersebut, Roh Kudus memberikan kepada kami berita gembira: kami boleh menyerbu roh teritorial di rumah masing-masing! Betapa keren!! Ini adalah momen yang kami tunggu-tunggu; penyerbuan total terhadap rumah-rumah member Tim Doa! Dengan sukacita dan dipenuhi rasa takjub akan Allah, kami pun segera maju bersama-sama ke rumah-rumah kami. (Kapan lagi bisa nyerbu rumah pake kuda, coy!!)

Bersambung...