Author: Meitri Angelina
14 Oktober 2012
Pada
tulisan kali ini, saya ingin men-sharingkan pemahaman yang baru-baru ini saya dapatkan,
yaitu mengenai relasi dengan Allah. Pemahaman ini saya dapatkan ketika saya
mendengarkan lagu pujian sejati yang dinyanyikan oleh Franky Sihombing. Saat
mendengarkan lagu itu, ada lirik yang membuat saya merasakan hikmat mengalir
dalam diri saya saat mendengarnya. Lirik itu berbunyi:
MemujiMu lewat
suaraku
T’rasa cukup
bagiku
Namun semua
ternyata
Lebih dari yang
kukira
Ku hanya peduli
diriku
Ku tak mau tahu
rinduMu
Terkadang,
dalam hidup kita, kita tidak pernah benar-benar peduli mengenai apa yang Allah
inginkan dalam hubungan kita dengan-Nya. Kita cenderung lebih fokus mengenai
diri kita sendiri. Kita tidak pernah bertanya apa yang Ia inginkan atau berapa
lama waktu yang dia mau habiskan bersama kita.. Hal apa yang ia inginkan
bicarakan dengan kita.. Apa yang ingin Ia bentuk dalam hidup kita.. Terkadang,
dalam hubungan kita dengan Allah, kita tidak memperhatikan apa yang Ia mau,
terkadang kita justru ‘memaksa’ Allah dengan segala rancangan dan keinginan
kita. Hubungan kita dengan Allah dengan Allah tanpa kita sadari sering kali
hanya berlangsung satu arah, yaitu dari kita ke Allah. Kita juga tak jarang
memaksa pencipta kita untuk menuruti ‘perintah’ kita. Padahal dalam doa Bapa
kami, jelas satu kalimat yang berbunyi: Jadilah kehendak-Mu di atas bumi dan di
dalam surga.
Tanpa kita sadari, kita memonopoli hubungan
kita dengan Allah. Kita berdoa saat kita membutuhkan Dia. Tak jarang kita
mengabaikan Dia saat kita merasa tidak butuh Dia atau terlalu asik mengerjakan
kesibukan Kita. Tak jarang, Kita meninggalkan Dia sendiri. Terkadang kita
merasa waktu doa kita tidak lebih hanya kewajiban. Seringkali saat kita berdoa,
hati dan pikiran kita tidak pernah benar-benar mengarah pada-Nya. Padahal Allah
kita jugalah pribadi sehingga sudah sewajarnya hubungan kita berlangsung 2
arah. Bukankah saat berbicara dengan sahabat anda, pembicaraan tersebut
berlangsung 2 arah? Dan tentu saja anda ingin agar sahabat anda mendengarkan
anda. Tentu saja, Allah kita, yang juga adalah sahabat kita, ingin agar anda
mendengarkan Dia dan mengetahui apa yang inginkan. Kita pun juga akan tidak
suka apabila orang lain memonopolipembicaraan, begitu juga dengan Allah
kita. Terkadang kita berbicara kepadaNya hanya saat kita membutuhkan Dia
padahal mungkin saja Ia ingin berbicara dengan kita hanya karena Ia begitu
merindukan kita.. mungkin tidak pernah kita sadari bahwa Ia selama ini telah
menanti anda untuk berbicara dengannya secara pribadi.. mungkin Dia terlalu
merindukan anda untuk hanya berbincang-bincang dengan anda.. Bahkan mungkin,
saat anda membaca tulisan ini.. Dia ada disana berdiri tepat di depan pintu
hati anda, menanti anda untuk berbicara denganNya dan Dia berkata kepada Anda:
“AnakKu, Aku telah menunggumu begitu lama
untuk berbicara denganmu.. Aku ingin berbicara dari hati ke hati denganmu,
anak-Ku yang paling Kukasihi… Aku rindu engkau memangil-Ku Bapa.. ya Anak-ku, Akulah
Bapamu, Bapa yang baik..Aku ingin berbicara denganmu bukan hanya mengenai
segala apa yang kamu butuhkan atau doa yang dipanjatkan setengah-setengah
tetapi mengenai kita.. mengenai hubungan kita.. Aku merindukanmu anakKu..
anakKu yang paling kukasihi.. intan permataKu yang paling cantik”
Itu
adalah kata-kata yang saya dengar Ia katakan bagi saya saat itu. Saya percaya
mungkin dengan versi yang sedikit berbeda, Ia mengatakan hal yang sama bagi
anda bahwa Ia begitu merindukan anda bahwa Ia rindu bercakap-cakap dengan anda dari
hati kehati. Terkadang kita lupa untuk hadir bagi Dia, kadang kita terlalu
egois menggunakan standar kita sendiri memonopoli hubungan kita dengan Allah.
kita kadang puas hanya dengan memberikan sepersekian menit dalam hidup kita bagi Dia padahal mungkin Ia menginginkan lebih banyak waktu yang anda habiskan berdua dengan Anda. Layaknya sepasang kekasih yang selalu rindu untuk bertemu dan berbincang-bincang satu sama lain. Bagaimana hubungan anda denganNya saat ini? Apakah anda juga terkadang mengabaikan keinginanNya?
Saat ini, mari kita belajar untuk mengetahui apa yang Dia mau dalam hubungan kita dengan Dia.. apa yang Dia mau kita katakana dan apa yang Dia mau rancangkan untuk kita. Tidak ada salahnya apabila kita menanyakan terlebih dahulu mengenai apa yang Dia mau sebelum kita berdoa pada-Nya karena Allah kita adalah yang unik yang punya berbagai cara untuk menyenangkan hati kita. mungkin justru ada banyak hal yang ingin Ia katakan pada Anda selama ini. Sayangnya, kita terlalu sibuk ‘memerintah’ Dia dan ‘memaksakan’ kehendak kita. Saat ini, saya mengajak anda untuk belajar memahami lebih lagi apa yang Ia mau dalam hidup kita
Ayat validasi: Matius 6: 10, Amsal 19:
21