Memasuki Ayin Dalet (part 1)


Author : Meitri Angelina


Belum lama ini, kita baru saja merayakan tahun baru orang Yahudi atau Rosh Hashanah. Tahun ini disebut dengan tahun AYIN DALET. Ayin berarti Mata Tuhan, sedangkan Dalet berarti gerbang. Dalam AYIN DALET, akan ada jenjang atau pintu yang Tuhan bukakan agar kita naik level. AYIN DALET berbicara mengenai tahun dimana akan ada banyak pintu-pintu yang dibukakan. Kita akan melihat pintu-pintu gerbang yang selama ini tertutup akan terbuka.

Dalam rangka menyambut AYIN DALET, saya dengan seorang saudari saya bersama-sama mengikuti SHRK (Seminar Hidup dalam Roh Kudus) yang diadakan di Gelanggang Samudera, Jakarta 2-4 September 2013. Kami mengikuti SHRK tersebut pada tanggal 3 September dan tanggal 4 September. Berikut ini merupakan pengajaran yang berasal dari kotbah Pendeta Petrus Agung.
Ayat yang menjadi pembahasan dalam SHRK  pada tanggal 3 september adalah Markus 3:13-22.

Markus 3: 13-22 ini berbicara mengenai saat Tuhan Yesus memanggil kedua belas muridNya. Kalau kita mengamati secara jeli, setelah Yesus memilih kedua belas muridnya, Ia mengalami serangan-serangan secara bertubi-tubi. Ada 3 jenis serangan yang Yesus alami, pertama adalah serangan di tubuh. Pada ayat 20 dikatakan Yesus dan murid-murid-Nya tidak dapat makan karena orang banyak berkerumun. Ini merupakan salah satu bentuk serangan yang ditujukan pada tubuh kita. Bentuk serangan ini adalah tidak bisa makan, tidak bisa tidur. Hal ini karena saat tubuh kita terserang maka juga akan mempengaruhi performa kita dalam melayani Tuhan. Kita harus waspada dengan tipe serangan seperti ini.

Serangan kedua adalah serangan di jiwa yang digambarkan di ayat 21. Terkadang Iblis menyerang jiwa kita. Saat saya menulis tulisan ini, saya pun mengalami serangan ini. Seharian ini, saya merasa bosan dan menjadi tidak tenang. Perasaan juga kacau balau. Pekerjaan saya pun menjadi terbengkalai. Saya tidak merasa sukacita saat saya melayani Tuhan. Ditengah kekalang kabutan  saya, beruntung saya menghubungi orang yang tepat yaitu saudara saya di Tim Doa. Saya mengucapkan terimakasih dan meminta maaf atas kecerobohan saya. Ia menegur saya dan menyadarkan saya mengenai kesalahan saya. Saat saya membuka hati, ini merupakan awal dimana Tuhan menyadarkan saya bahwa saya mengalami apa yang dinamakan serangan di jiwa. Setelah saya, menyadari dan meminta bantuan Tuhan. Saya merasakan ada pemulihan. Selain itu, mimpi buruk atau mimpi-mimpi yang mengganggu Anda juga dapat merupakan serangan di jiwa.

Serangan ketiga adalah serangan di roh, yang dijelaskan pada ayat 23.

Mengapa Yesus mengalami serangan bertubi tubi setelah ia memilih kedua belas murid-Nya?

Hal ini karena Iblis takut saat Yesus melaksanakan perintah Bapa, yaitu mempersiapkan dan memuridkan kedua belas rasul yang nantinya akan menjadi pionir untuk menyebarkan Kerajaan Allah setalah kematian Tuhan Yesus Kristus. Iblis melihat para murid sebagai ancaman yang luar biasa bagi mereka sehingga mereka merasa gentar dan tidak bisa diam saja. Saat ini, apabila Anda merasakan serangan-serangan bertubi-tubi saat Anda ikut Yesus, justru itu bisa merupakan hal yang menandakan anda sedang berjalan dalam Kehendak Tuhan. Justru Anda harus mempertanyakan apabila selama anda ikut Tuhan jalan anda selalu mulus-mulus saja! Saat kita ikut Tuhan, wajar kalau kita mengalami tekanan atau serangan yang bertubi-tubi, namun satu hal yang pasti, kekuatan kita berasal dari Allah. Serangan-serangan yang ada tidak membuat kita jatuh tapi seharusnya membuat kita semakin kuat. 

Hal kedua yang dapat dilihat dari  Markus 3 adalah soal menjadi murid Kristus. Saat ini, Tuhan memanggil kita untuk menjadi murid-Nya. Apabila Anda mau melihat perjalanan yang ajaib dan bergerak dari kemuliaan ke kemuliaan maka Anda harus belajar menjadi murid-Nya.

Markus 3 menceritakan adanya 4 fase yang dilakukan Yesus untuk memanggil keduabelas muridnya, yaitu pentahbisan, memanggil murid untuk menyertai Dia, mengutus muridnya, dan memberikan mereka kuasa untuk mengusir setan.

Fase pertama yaitu menetapkan atau mentahbiskan keduabelas murid-Nya.  Menetapkan atau mentahbiskan apabila dilihat dari bahasa aslinya berarti "lightening the ship" atau membuat kapal menjadi ringan. Sebuah kapal memiliki batas maksimum beban yang dapat kapal itu bawa. Namun saat kapal itu diberi muatan lebih, kapal itu akan menjadi terlalu berat untuk berlabuh dan hal ini sangat membahayakan bagi kapal karena kapal dapat tenggelam atau rusak. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan kapal yaitu adalah melakukan teknik peringanan kapal ini, yaitu dengan cara beberapa meter sebelum kapal tiba di pelabuhan, lalu awak-awak kapal akan memindahkan muatan yang ada di dalam kapal ke dalam batas aman dan baru kemudian kapal itu dilabuhkan. Fase ini merupakan proses yang mahal dan berbahaya.

Proses ini sama dengan proses menjadi Murid Kristus. Satu cara untuk menjadi Murid Kristus adalah dengan ‘membabat’ kedagingan dalam hidup kita. Tuhan akan menimbang daging kita. Kedagingan kita akan dibongkar. Hal ini karena jika kedagingan kita tidak dibongkar, hal ini suatu saat akan menenggelamkan kita. Tuhan akan membuang muatan-muatan lain yang merusak dan menenggelamkan kita seperti motivasi-motivasi yang tidak murni dalam melayani Tuhan.

Fase kedua dalam menjadi murid Kristus berbicara tentang menyertai Dia atau selalu bersama-sama dengan Dia. Membangun keintiman dengan Tuhan adalah hal yang penting yang harus dilakukan oleh setiap Anak Tuhan. Tuhan mau kita dekat dengan-Nya dan mampu mengerti isi hati-Nya. Tuhan mau kita memahami dan tahu apa yang Ia mau dalam hidup kita. Dengan mengetahui isi hati Tuhan, kita mengetahui kemana dengan tepat kita melangkah.

Fase ketiga dalam menjadi Murid Kristus adalah dengan siap diutus untuk memberitakan injil. Masing-masing kita memiliki destiny yang ajaib di dalam Tuhan. Dan Tuhan mau agar kita semua bergerak untuk memberitakan injil. Hal ini juga merupakan pesan terakhir yang Tuhan berikan kepada murid-murid-Nya sebelum terangkat ke surga. Oleh karena  itu, sebagai murid-murid Tuhan di zaman ini, kita harus dengan rela hati diutus ke mana pun Tuhan menggerakkan kita. Jika selama ini kita hanya diam, maka sekarang adalah saatnya untuk mulai bergerak. Orang yang tidak mau diutus, tidak akan bergerak kemana-mana. Ia akan seperti film pada film-film zaman dahulu. Tidak ada pergerakan, hanya mengganti-ganti program saja. Tuhan tidak ingin Anda seperti ini. Kita harus bergerak.

Fase keempat yang akan kita lalui adalah perihal diberikan kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan. Kuasa disini berbicara soal otoritas. Otoritas merupakan salah satu karunia yang luar biasa dari Tuhan. Otoritas berbicara tentang kemampuan dalam menentukan pilihan dengan tepat. Kita diberikan kuasa untuk memilih dalam hidup kita. Saya berdoa agar saudara dapat memilih dengan tepat antara berkat dan kutuk. Kita memiliki otoritas untuk memilih apakah kita mau hidup kita dengan berkat atau kutuk. Otoritas juga berbicara mengenai kebebasan untuk melakukan hal yang kita sukai. Orang yang dekat dengan Tuhan memiliki otoritas Anak Allah, dimana kita dapat seperti Daud yang dapat dengan akrab meminta Tuhan untuk turun tangan dalam kehidupan-Nya. Otoritas ini hanya akan diberikan kepada orang-orang yang mau mengikiskan kedagingannya, memiliki hubungan  yang erat dengan Tuhan, dan bersedia untuk diutus ke mana pun. Hanya orang-orang yang memiliki kuasa fisik dan mental yang mampu melewati ini. Banyak orang yang mentalnya patah saat ikut Tuhan. Orang yang memili mental yang patah contohnya adalah orang yang tidak memiliki keberanian. Karena hanya orang-orang yang berani saja yang mampu untuk taat kepada Tuhan.

---to be continued