Memasuki Ayin Dalet (part 2) : 7 Gerbang

Author : Meitri Angelina

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan yang telah saya sharing-kan sebelumnya. Saya akan kembali memberikan penjabaran mengenai Ayin Dalet yang saya peroleh pada SHRK (Seminar Hidup dalam Roh Kudus) hari ketiga. Seminar SHRK kali ini dibawakan oleh Ev. Iin Tjipto.

Ayin berbicara soal mata, sedangkan dalet berbicara tentang kesempatan atau pintu. Ada 7 gerbang yang Tuhan bukakan bagi anak-anak-Nya di tahun Ayin Dalet ini, yaitu gerbang lawatan, gerbang hati Bapa, gerbang hineni, gerbang karakter, gerbang penuaian, gerbang karunia, dan gerbang kemuliaan. Setiap gerbang-gerbang memiliki keunikan-keunikan masing masing.

Gerbang hineni berbicara soal keinginan melayani Allah yang semata-mata dimotivasikan oleh cinta. Gerbang ini juga berbicara mengenai kapasitas bagi anak Allah untuk bertahan dari kesombongan. Sedih, namun seringkali saat Tuhan membawa anak-anak-Nya berada di atas, mereka rawan menjadi sombong dan kesombongan ini seperti angin yang menerpa dan menghancurkan mereka. Kesombongan jugalah yang menghambat Tuhan untuk bekerja secara ajaib dalam hidup kita. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memiliki kesadaran akan konsep hineni ini, yaitu kesadaran bahwa kita hanyalah seorang hamba yang sudah ditebus mahal oleh tuan-Nya.

Kesadaran akan kasih karunia Tuhan akan membawa kita menjadi seperti padi yang semakin ‘penuh’ justru semakin merunduk. Hati-hati dengan kesombongan karena seringkali kita bahkan tidak menyadari bahwa kita telah menjadi sombong. Mintalah kepada Tuhan untuk selalu mengecek hati kita dan diberikan kepekaan apabila kita memiliki bibit yang tidak berkenan di mata Tuhan. Hal ini penting untuk menjaga Bait Allah yang ada di dalam diri kita.

Gerbang lawatan berbicara akan lawatan Tuhan. Lawatan Tuhan akan turun secara berlipat ganda, akan ada tsunami lawatan Tuhan pada tahun ini. Kita akan melihat bagaimana keluarga kita, orang-orang terdekat kita, teman-teman kita dan bangsa kita memperoleh lawatan Tuhan. Tahun ini, apabila kita merindukan lawatan Tuhan dalam hidup kita dan dalam keluarga kita maka ini saatnya untuk mulai menggedor pintu dengan keras.

Gerbang karakter berbicara tentang pembentukan karakter-karakter Kristus dalam hidup kita. Karakter adalah salah satu kunci yang memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang. Seringkali banyak orang-orang yang Tuhan bawa naik namun akhirnya jatuh karena ia tidak mempunyai karakter yang mampu menyokong dia untuk menjalankan apa yang Tuhan percayakan dalam hidup-Nya. Salah satu tokoh dalam Alkitab yang mengalami kejatuhan oleh karena karakter yang belum ditempa adalah Saul.

Saul Tuhan angkat menjadi raja, namun akhirnya dia kehilangan perkenanan Tuhan karena ia tidak memiliki karakter seorang raja. Ia tidak mengerti hati Tuannya yang memilih dia sebagai raja. Inilah yang menyebabkan ia tidak memiliki karakter untuk mengelola apa yang Tuhan percayakan kepadanya.

Selama seminar, Tuhan mengajarkan kepada saya mengenai hal ini. Dalam seminar hari ketiga ada saat dimana kami diijinkan untuk meminta berkat Tuhan dalam hidup kami. Saya kemudian merasakan tangan saya menjadi sangat berat seolah-olah saya sedang mengangkat sesuatu! Saya tidak dapat menurunkannya sehingga tangan saya membentuk segitiga siku-siku.

Saat itulah saya menyadari Tuhan sedang mengajarkan kepada saya bahwa saat saya meminta banyak maka saya juga memiliki tanggung jawab yang besar pula, sehingga perlu untuk memiliki karakter yang sesuai untuk dapat menanggung beban itu. Setelah saya menyadari hal ini, saya merasakan Allah Roh Kudus mengajarkan kepada saya untuk meluruskan tangan saya. Ternyata hal ini merupakan analogi dari penyerahan total permasalahan saya, impian saya, dan kehidupan saya seutuhnya kepada Tuhan. Saat itu saya merasa beban saya menjadi lebih ringan!

Saya menyadari setelahnya bahwa penyerahan total kepada Tuhan bukan membuat hidup kita menjadi lebih sulit, namun justru membuat kita mampu menahan beban hidup kita. Ini semua karena kekuatan kita berasal dari Tuhan. Setelah itu, Allah Roh Kudus meminta saya untuk mengangkat ‘beban’ itu dengan satu tangan, di mana tangan satunya lagi menopang. Beban yang saya rasakan menjadi berkali-kali jauh lebih ringan! Ternyata, itulah yang dimaksud dengan memiliki partner. Saya menyadari pentingnya kesatuan dalam saat-saat ini. Tuhan suka dengan adanya kesatuan. Kesatuan jugalah yang  membuat kita menjadi lebih kokoh.

Gerbang penuaian. Gerbang penuaian berbicara bahwa semua janji-janji Tuhan yang telah Tuhan berikan kepada kita akan menjadi kenyataan. Apakah itu pemulihan keluarga, karier atau pasangan hidup, saat ini apapun yang Tuhan janjikan kepada Anda, bertahanlah dan berjuanglah sampai akhir karena perjuangan Anda tidak akan sia-sia. Apa yang Anda harapkan akan terjadi sesuai iman Anda.

Gerbang karunia berbicara mengenai akan adanya demonstrasi Kerajaan Allah yang sangat nyata pada tahun-tahun ini. Tuhan akan mencurahkan karunia-Nya kepada anak-anak-Nya secara besar-besaran.

Gerbang hati Bapa berbicara soal akan adanya restorasi. Akan ada pengampunan Bapa untuk anak-anak-Nya dan pemulihan hubungan kita dengan-Nya, beserta pemulihan gambar Bapa bagi kita. Selain itu , bidang yang juga dipulihkan adalah keharmonisan keluarga. Hati Bapa ini berbicara soal hati Bapa sendiri. Ini juga berbicara soal keintiman dan ketaatan mendengarkan isi Hati Bapa. Pentingnya untuk mengenal Hati Bapa agar pelayanan kita tidak menjadi sia-sia. (tambahan yang diperoleh Author saat menuliskan post ini : melakukan hal yang berkenan di mata Tuhan itu tidak selalu sesuai dengan apa yang kita mau atau anggap baik. Hal tersebut bertentangan dengan kedagingan kita. Sangat penting untuk meminta dan menjaga agar hati kita melekat pada hati Bapa agar kita peka terhadap apa yang Ia mau.


Gerbang kemuliaan berbicara soal Kemuliaan Tuhan. Tuhan akan mengembalikan dan menyatakan kemuliaan-Nya pada tahun ini. Hal ini berbicara soal kekudusan dan juga keadilan. Tuhan akan menegakkan keadilan-Nya di tahun-tahun ini. Akan ada pemurnian dimana Tuhan akan memurnikan mempelai-Nya (Gereja-Nya). Marilah kita saling menjaga kekudusan dan mempersiapkan diri hingga pada saat hari penghakiman itu tiba, tentunya dengan rasa sukacita! (tambahan dari Author : Perintah Tuhan janganlah dianggap sebagai beban. Awalnya, mungkin tidak enak tapi percayalah ini yang terbaik. Ingatlah bahwa apa yang kita pandang baik, belum tentu yang terbaik.)