Mental Rajawali


Author: Meitri Angelina

Tulisan kali ini saya bagikan atas perintah Tuhan kepada saya. Saya sendiri juga merasakan bagaimana hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan khususnya di masa-masa akhir ini.
Tuhan mengatakan kepada saya bahwa Ia ingin para murid-Nya di akhir zaman ini memiliki mental seperti burung rajawali. Burung rajawali memang sudah tidak asing digunakan sebagai perumpamaan di Alkitab. Salah satu ayat Alkitab yang menggunakan rajawali sebagai perumpamaan adalah:

“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
(Yesaya 40:31 TB)

Dalam ayat itu, Tuhan mengandaikan bahwa orang-orang yang menantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru untuk dapat berlari dan tidak lesu serta mempunyai kekuatan baru untuk berjalan dan tidak menjadi lelah. Ayat ini menegaskan dengan jelas bahwa kekuatan kita hanya dapat kita peroleh dengan berada dekat pada Tuhan, Tuhan itu sumber energi bagi kita. Jangan sampai karena kita asik melayani Tuhan sampai kita lupa untuk berdoa dan diam dalam Kaki Tuhan. 

Saya seringkali diperingatkan Tuhan mengenai hal ini. Saya seringkali sibuk sendiri sampai lupa diam di kaki-Nya untuk hal-hal yang mungkin menurut saya benar. Saya tidak hanya menjadi lelah tapi juga rentan untuk jatuh. Biasanya, Tuhan akan menegur saya kalau saya mulai ‘keasikan’ sendiri. Jadi, dalam segala hal jangan sampai kontak kita dengan Tuhan terputus karena Ia adalah sumber kekuatan kita yang sejati.

sumber:
http://my.opera.com

Saya akan kembali ke topik awal sharing saya dengan menjelaskan perihal burung rajawali terlebih dahulu.

Burung rajawali adalah salah satu burung yang langka. Ia mampu terbang tinggi, bahkan lebih tinggi dari burung-burung lainnya. Hal ini karena ia memiliki sayap yang lebih lebar dari burung-burung lainnya.  



Rajawali juga mampu terbang menembus badai. Berbeda dengan burung-burung lainnya, rajawali terbang menuju pusat badai bahkan burung rajawali menggunakan badai untuk bersenang-senang. Selain itu, burung rajawali adalah burung yang memiliki penglihatan yang lebih baik dari manusia. Burung rajawali memiliki fotoreseptor di dalam retinanya sampai lebih dari 1.000.000, sedangkan manusia hanya memiliki fotoreseptor sebanyak 200.000 di dalam retinanya. Hal ini memungkinkan dia untuk menangkap mangsanya dengan tepat. Fakta unik lagi dari burung rajawali pada saat usianya yang ke 40, bulunya akan membuat dia sulit untuk terbang. Burung rajawali akan memiliki suatu masa dimana ia akan mencabuti bulu-bulunya serta menghancurkan paruhnya. Proses ini berlangsung selama 6 bulan sampai akhirnya ia bisa terbang kembali.

Hal-hal yang dapat kita adopsi dan pelajari dari burung rajawali adalah:

a. Langka
Allah Roh Kudus meminta saya untuk menuliskan poin ini sebagai salah satu aspek dari burung rajawali. Ia mengatakan kepada saya bahwa banyak orang yang ingin menjadi rajawali tetapi sedikit orang yang mau diproses untuk menjadi rajawali. Selain itu tidak jarang juga ada orang-orang yang mau mengikuti prosesnya namun ia berhenti di tengah-tengah karena dia menyerah karena proses, atau karena iri hati, kekhawatiran, atau karena ia terlalu sombong untuk mengalami pembentukan. Oleh karena itu, tidak aneh bahwa sedikit orang-orang yang mampu menjadi rajawali dan justru orang-orang seperti inilah yang Tuhan mau dan Tuhan cari untuk menjadi pasukan-Nya

b. Terbang Tinggi Menembus Badai
Burung rajawali mampu untuk terbang tinggi bahkan menembus badai. Bahkan, ia menjadikan badai itu sebagai sarana untuk bersenang-senang. Hal ini berbicara soal respon hati kita dalam masalah. Tuhan mau kita menjadi seperti rajawali yang justru menjadikan masalah-masalah dalam hidup kita menjadi batu loncatan. Tuhan mau kita tidak menjadi goyah dalam masalah melainkan menjadikan masalah itu sebagai batu loncatan kita untuk terbang makin tinggi. Cara agar kita dapat melakukan ini adalah dengan menjadikan Tuhan sumber kekuatan kita dan kita harus menjadi orang-orang yang terlatih untuk punya ‘sayap’ yang mampu terbang dalam badai. Belajar untuk melihat manfaat atau kesempatan apa yang bisa kita peroleh dari masalah yang sedang kita alami.

c. Ketepatan
Burung rajawali memiliki mata yang lebih tajam dari manusia sehingga memampukan ia dengan tepat menangkap mangsanya. Tuhan mau kita untuk punya ketepatan menangapi  waktu Tuhan. Kita memiliki mata yang terlatih untuk dengan tepat menangkap visi-visi Tuhan atas hidup kita. Kita juga punya mata yang jeli untuk melihat peluang-peluang yang Tuhan berikan. Hal ini juga Tuhan rindukan untuk anak-anak-Nya meminta mata seperti rajawali yang mampu dengan tepat menangkap waktu Tuhan. Ketepatan itu juga diperoleh dengan adanya latihan yang menjadikan kita terlatih untuk menangkap itu semua.

d. Mau Diproses
Burung rajawali merelakan dirinya diproses (ia harus mencabuti bulu-bulunya dan menghancurkan paruhnya agar bisa terbang lagi), dimana ia harus rela untuk menanggalkan apa yang menjadi kebangaannya selama ini dan menjadi sosok yang lemah. Ini bicara saat Tuhan mau memproses kita, untuk menghancurkan kesombongan kita, atau meminta kita menghancurkan zona aman kita. Saya menyadari ini benar-benar tidak mudah dan kadang menyakitkan. Mau diproses ini juga berarti kita rendah hati untuk selalu mau diproses, ditegur, dan tidak merasa kehebatan dan keagungan yang dimiliki sebagai milik kita yang harus dipertahankan. Melainkan, kita menyadari seutuhnya bahwa semua yang kita miliki semata-mata adalah milik Tuhan. Rajawali mau meninggalkan segala kehidupan lamanya, pemikiran lamanya untuk digantikan dengan kehidupan baru dan pemikiran baru.

Mari belajar untuk mempunyai mental seperti rajawali. God bless you.



Ayat validasi:
Yesaya 40:31, Yohanes 4:14, 1 Korintus 15:58, Matius 23:13, Matius 7:14, Lukas 10:2