A Brief Conversation : Why Jesus Fell Three Times in Calvary?

Author : Benedictus Harvian

Sekitar malam hari 8/10/2013. Percakapan diketik dengan seizin Tuhan sendiri.

Ketika itu, Author sedang sedikit berkontemplasi setelah ‘disadarkan’ Tuhan dari pergumulan mengenai kehidupan dengan-Nya. H adalah Harvi (Author) dan JC adalah Jesus Christ, Tuhan kita yang paling kece dan Esa.

H : Tanpa sadar, aku menganggap hubungan dengan-Mu suatu beban, ya..

JC : Salib memang suatu beban, anak-Ku sayang.

Seketika, Hikmat langsung mengirimkan bayangan tentang ayat yang mengatakan ‘beban-Ku ringan dan kuk-Ku enak’.

H : (bengong sesaat) Ah.. Memang beban, tapi bisa dibuat ringan atau berat ya. Semua tergantung cara memandang..

JC : (Tersenyum)

H : Tuhan, aku mau bertanya..

JC : Maka tanyalah, nak.

H : Mengapa Engkau bisa sampai terjatuh--3 kali lagi--di Kalvari?

JC : Menurutmu kenapa, nak?

H : Ah..--Hikmat kembali mengirimkan insight--supaya bisa berempati dengan manusia yang memang prone (rentan-red) pada kejatuhan. Supaya menjadi contoh bagi manusia bahwa kita bisa bangkit kembali setelah jatuh bila memandang kepada Abba, Bapa.

JC : Nama itu…

H : Ah, Abba1, maksud Anda?

JC : Nama itu yang membuat-Ku tetap teguh memperjuangkan semuanya di Kalvari.

H : Semuanya untuk Bapa, ya.. Kembali ke prinsip awal, Hineni2, ya..

JC : Tepat sekali, nak.. Dan coba ingat dan perhatikanlah. Pernahkah Aku tidak memberi peringatan atau caution setiap ada suatu badai besar yang hendak melandamu, yang dapat menuntun pada kejatuhan bila kau tidak berpegang erat pada-Ku?

H : (spontan menjawab) Ga pernah.. Selalu Engkau memperingatkan, entah dengan cara mulai dari yang paling halus sampai keras.

JC : Yah.. Kamu tahu peribahasa sedia payung sebelum hujan, kan? Aku memegang teguh peribahasa tersebut, kamu tahu?

H : Berarti manusia bisa jatuh kalau mereka ga sadar bahwa tangan-Mu terulur hendak memberi payung, ya.. Atau justru menolaknya dan bersikeras memakai payung milik sendiri yang pastinya ga cukup kuat buat menahan..

JC : (mengangguk dengan tenang)

Footnotes
1Abba : Nama tersebut baru Author pelajari di buku Names of God. Artinya adalah panggilan sayang terhadap ayah dalam bahasa Ibrani. Kalau dibahasaindonesiakan, artinya seperti ‘papa’.

2Hineni : Artinya budak atau hamba karena cinta. Melambangkan kita yang menjadi pelayan Tuhan semata-mata karena kita mencintai-Nya.

Validasi :

Mazmur 37 : 24
Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

Mazmur 121 : 3
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.