Author : Benedictus Harvian
Seperti yang tertera pada Prequel, “Secret Place” adalah saduran kotbah dari seorang hamba
Tuhan yang kami hormati dan telah memberkati amat sangat dengan mengisi acara Gathering kami. Yap, here you go, “Secret Place.”
Tidak ada yang tidak butuh waktu pribadi dengan Tuhan.
Saudara butuh hubungan yang intim dengan Sang Pencipta. Mengapa?
Karena kita tidak dapat melakukan segala sesuatunya
sendiri.
Kita dapat memiliki berbagai ide-ide cemerlang lewat
pemikiran kita, namun apa yang baik bagi kita belum tentu sesuai dengan apa
yang Tuhan mau. Jelas bahwa Tuhan mau yang terbaik untuk kita. Baik saja tidak cukup.
Kesombongan tidak membawa kita ke mana pun. Saudara ingat
bukan, bahwa Iblis jatuh karena kesombongan. Keep in mind, tanpa Dia kita tidak bisa melakukan apa-apa. Hal itu
terlihat sangat jelas pada kesaksian yang menjadi titik balik dalam kehidupan
Kak Anno berikut ini.
Beliau datang dari keluarga kaya. Kehidupan ala kaum
borjuis tersebut dijalaninya tanpa disia-siakan. Dari gadget sampai mobil, mau apa
pun tinggal minta. Pada saat-saat itu, Kak Anno telah menjadi seorang
pelayan dalam gerejanya, namun cenderung masih menjalaninya dengan setengah
hati. Apa titik balik yang dapat membuat perubahan sedemikian besarnya dalam
hidup Beliau? Ternyata, Ibu Kak Anno meninggal. Karena penyakit. Tidak, hal
tersebut tidak mengejutkan Kak Anno. Pasalnya, Ia sempat mendapatkan sendiri
dari Tuhan bahwa Almarhum Ibunda Beliau, yang saat itu memang sedang sakit,
akan segera ‘pulang’. Bahkan Tuhan menanyakan kesediaan Beliau untuk melepas
Almarhum hingga tiga kali, pada kurun waktu yang berbeda! Sampai pada
pertanyaan yang kedua, Kak Anno masih menjawab “tidak.” Baru pada pertanyaan
ketiga, Kak Anno merelakan—dan saat itulah Ibunya berpulang.
Hal ini membawa dampak besar bagi kehidupan Kak
Anno—bukan hanya dampak psikis. Saat itu seluruh tanggungan keluarganya berada
pada sang Ibu, yang otomatis menjadi kacau balau ketika Almarhum sudah tidak
ada lagi. Kemerosotan ekonomi Beliau begitu parah hingga semua kehidupan nyamannya
tidak dapat lagi ia nikmati sedikit pun. Pacar yang telah menemani hidupnya
selama delapan tahun juga meninggalkannya. Terpaksa, demi manyambung hidup ia
menjadi tukang koran. Langganan makannya tiap hari turun kelas menjadi warteg,
menu yang dipilih pun selalu sama dan paling murah.
Sampai, suatu ketika ketika Beliau sudah berada dalam
batas, ia berjalan menyusuri jalan-jalan raya, absent-mindedly. Dengan pikiran kosong dan pandangan nanar, ia
menemukan sosok orang yang sepertinya agak terganggu jiwanya di pinggir jalan.
Saking sudah hilang akal, ia duduk di samping orang tersebut, mencoba
berinteraksi. Pertanyaan-pertanyaan apa pun mulai dari “apa yang kamu lakukan
di sini” sampai retorika “hidup itu keras, ya” hanya dijawab dengan anggukan
dan respon sangat bersemangat dari orang tersebut. Senyum yang disunggingkan
lawan bicaranya membuat Kak Anno merasa masih diterima, masih dianggap
keberadaannya, dan ia merasakan damai sejahtera yang amat sangat. Selesai
berbicara, ia meneruskan perjalanan dengan langkah yang lebih mantap. Alangkah
terkejutnya Beliau ketika mendapati si orang tersebut sudah menghilang sama
sekali. Saat itu ia sadar, ia baru saja mengalami hal yang dialami tokoh-tokoh
terkenal di Alkitab : perjumpaan dengan malaikat yang menyamar.
Yah, sejak saat itu hidup Kak Anno mulai kembali lagi
kepada porosnya. Bila dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya, betapa tidak
ada yang menganggap Beliau diberkati karena telah sempat mengunjungi Israel,
berkoneksi dengan pebisnis-pebisnis dunia, dan memiliki kendaraan pribadi.
Bedanya dengan kehidupan borjuisnya yang dulu adalah, ia sekarang memusatkan
segalanya pada Tuhan. Dashyat, bukan?
Nah. Yang menjadi inti adalah, sebanyak apa pun yang kita
miliki sekarang dapat saja tidak lagi kita miliki. Namun berbeda soal bila kita
hidup dalam Dia sepenuhnya dan sadar
betul bahwa kita tidak mampu. Tak mampu berbuat apa pun tanpa kehendak-Nya.
Tanpa penyertaan-Nya dan hadirat-Nya. Give
all the glory to the respected Owner. Him.
Sadar sepenuhnya
akan hal itu, penting sungguh bagi kita untuk membangun secret place dengan Tuhan. Dan, tidak hanya membangun, tapi juga
mempertahankan. It’s a continuous
relationship, one we have with God. Harus
punya hubungan yang baik dan intim dengan Tuhan!
Yesaya 55:7
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepadaNya selama Ia dekat!
Bukankah kira-kira seperti ini? Andaikan Saudara salah satu dari antara mereka dan Tuhan adalah yang satunya. Ohya, gambar berasal dari katebooksandtea.blogspot.com
Secret place.
Coba masuk ke Hadirat Tuhan. Coba tanya apa yang Tuhan inginkan dalam hidup
kita. Para pemusik, ambil gitar dan petik. Pikirkan Tuhan. Pikirkan
kebaikan-Nya. Keagungan-Nya. (Berlaku juga untuk yang menguasai alat musik
lain. Hehe) Tanpa alat musik, hape atau pemutar mp3 pun jadi.
Kita dapat merasa lelah. Kita dapat merasa jenuh. All the more reason untuk bangun secret place!
Matius 11:28
Marilah kepadaKu yang letih lesu dan
berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan padamu.
Kita harus disiplinkan diri, Saudara! Kita harus kalahkan
kebiasaan buruk kita sebelum kebiasaan tersebut mengalahkan kita. Bila sulit
bangun pagi untuk ber-saat teduh, biasakan. Tetap berkomitmen untuk setia
datang dalam perkumpulan-perkumpulan ibadah. Working hard may be good, but working smart ranks over it! Hal-hal
yang menghambat seperti contohnya luka lama karena konflik atau kebiasaan buruk
seperti yang disebutkan tidak dapat kita biarkan mengalahkan kita.
Perjuangkan sama-sama secret
place kita, yuk.