Author : Yani
Pernah merasa suntuk dan bête seharian? Yah, itulah keadaan saya akhir-akhir ini. Rasanya sangat tidak menyenangkan, apalagi berada di tengah-tengah kumpulan orang yang asik tertawa riang tanpa memikirkan kondisi nya secara rohani ataupun dunia, Indonesia, bahkan keluarganya. Ditambah dengan masih adanya kesibukan kuliah, saya sedang mengalami hari yang parah dan itu berdampak dengan relasi saya dengan Tuhan.
Sampai pada suatu kali, ketika saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dari kampus, saya menyampaikan uneg-uneg saya secara jujur, “Tuhan saya capek, saya lelah, saya bosan kayak gini terus. Kenapa sih gak boleh ini dan itu, kenapa sih saya harus komitmen hidup kudus, gak boleh sama dengan dunia dan mengikuti tawaran dunia? Kenapa saya harus berdoa dan membaca Firman sesungguh itu, sedangkan orang lain tidak kok, kenapa saya jadi sendirian sekarang? Tuhan sendiri juga tahu kan masa lalu saya,” dan sederet uneg-uneg lainnya.
Saya ngedumel sama Tuhan ini dan itu sampai saya puas. (Ketika diingat-ingat, saya jadi jijik sendiri... Bisa-bisanya saya ngomel ke Tuhan. Siapa saya?)
Tetapi apa yang terjadi selanjutnya?
Saya menangis. Dan saya masih di jalan! Saya saja nggak tahu kenapa saya tiba-tiba bisa nangis. Rasanya sakit sekali—tapi sekaligus lega karena telah mengungkapkan semuanya yang saya pikirkan dan rasakan. Ada sesuatu yang menyegarkan perasaan saya saat itu, dan kemudian saya berkata, “Tapi saya gak mau kehilangan Anda, Tuhan. Saya nggak mau…“
Saya pun terus menangis sambil meminta maaf karena udah ngedumel dan tampil menjijikan di hadapan Tuhan, seakan-akan komitmen yang saya jalani selama ini tak ada artinya sekarang.
Dan Praise The Lord! Tuhan yang sangat baik itu tidak langsung mencemplungkan saya ke neraka karena kurang ajar-nya saya, tapi saya diminta-Nya untuk menanggalkan beban kepada-Nya, dan beristirahat di kaki-Nya.
Saya kemudian menutup mata, merasakan kenyamanan yang amat dalam saat itu. Kemudian setelah selesai dihibur oleh Tuhan, Ayah yang luar biasa pengasih dan sabar itu, perasaan saya udah gak bête lagi, malah sebaliknya saya merasakan damai sukacita yang luar biasa sampai saya pengen senyum-senyum sendiri.
Di sini, terbukti bahwa Tuhan memang memberikan kelegaan pada anak-anak-Nya apabila kita datang pada-Nya. Bukankah ada ayatnya di Alkitab?
Belum selesai penghiburan itu, saya dikejutkan dengan dipakaikannya sebuah jubah kepada saya, entah apa itu, jubah kerendahan hati? Saya tidak tahu, saya seakan-akan seperti anak hilang yang kotor dan jijik di hadapan Bapa tetapi disambut oleh-Nya dengan jubah dan makanan mewah seperti di cerita Alkitab. Lalu saya kembali dikejutkan. Saya masih diberikannya tugas dan tanggung jawab dalam doa perang oleh Brother Harvi malam harinya— padahal saya sangat sangat merasa tidak layak untuk itu! Saya sudah ngomel-ngomel ke Tuhan, tapi Dia tetap memberikan saya bagian dalam doa peperangan...!
Kemudian saat saya membaca blog adoniyah, bagian terdapat lirik “Blessed be Your Name”, hape saya tiba-tiba menyetel lagu yag sama secara otomatis dan Dia hanya tertawa atas ‘kebetulan’ itu.
Oh well, saya hanya bilang Tuhan itu baik. Sangat, sangat baik. Ia dengan senang hati menyambut dan membalut luka kita, menyambut kita yang letih lesu dan berbeban berat, memberikan kelegaan serta penghiburan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia manapun di dunia ini. Jangan pernah meninggalkan Tuhan ataupun menjualnya kepada barang-barang dunia yang fana dan tidak abadi. Sebaliknya, terus carilah Dia—sumber segala pengharapan dan penghiburan Dia adalah Ayah, Sahabat, Kekasih yang luar biasa. Praise Him forever!