Blog Editor's Note : Sister Gitta Diana, yang berdomisili di Jogja, Indonesia, adalah seorang rekan dalam Kristus yang kami 'temui' secara 'tidak sengaja' di dunia digital. Ditilik ulang, kami pertama kali mengenal namanya dari End Times Prophecy. Bermula dai kontak-kontak kecil itu, kami sekarang banyak saling bertukar info mengenai pergerakan komsel dan tim masing-masing dan join forces di Alam Roh, khususnya untuk penggempuran skala besar. Karena pengalaman-pengalaman komselnya yang tidak kalah seru dan gokil dibanding pengalaman Tim Doa, kami akhirnya memutuskan untuk menawarkan Adoniyah sebagai tempat penampungan kesaksian mereka.
Tambahan : Kesaksian di End Times Prophecy dapat dilihat di End times Prophecy : Gitta Diana's Testimony
Author : Gitta Diana
Well... Awalnya kami adalah sekumpulan anak muda yang sama-sama mengikuti Persekutuan Doa yang bernama Bukit Doa Yerusalem Baru. PD Yerusalem Baru ini ibadahnya diselenggarakan di daerah Bintaran di kota Jogja (kota tempat tempat kami tinggal). Dari PD inilah kami mengenal sungguh pribadi Tuhan Yesus, kami dibaptis dalam roh (mendapat karunia bahasa roh dan lain-lain), tahu bahwa kami harus jadi orang-orang yang radikal, militan, dan dahsyat karena kami menyadari bahwa Allah yang kami punya adalah Allah yang luar biasa dan dahsyat, maka kamipun anak-anak-Nya juga harus dahsyat dan ngimpact buat orang lain! (Hehe. Kesetrum semangat versi alay abis ‘pollint in loph’ sama Prince Jesus. Harap maklum, yah...)
Kami tidak begitu ingat sejak kapan kami mulai digerakkan dalam komsel. Seingat kami, sekitar kurang lebih 3,5 tahun yang lalu. Awalnya kami cuma 3 orang, entah bagaimana sekarang Tuhan multiplikasikan menjadi 13-16 orang anggota tetap. Praise The Lord!
Dan dulu Tuhan menamakan komsel kami dengan nama ‘Revelation Fire’, dan benaaaaarrr… banyaaakk pewahyuan (nubuatan, mimpi, penglihatan, dan hal-hal menakjubkan lainnya) yang kami dapatkan dalam komsel kami dan sempat disharekan sampai di belahan dunia yang lain. Namun belakangan ini sejak Tuhan memberi kami sebuah project, Dia menjuluki kami sebagai ‘Holy Spirit Team’. Nah looh... Apalagi nih yang mau Dia lakuin di komsel kami? Hm... We’ll see. Kami mah sudah pasraaahh... haha.
Komsel kami biasa kumpul untuk berdoa tiap hari Sabtu siang. Kami dipilihkan hari itu karena sebagian besar anggota komsel kami kalau hari Sabtu banyak yang libur kuliah dan kerja, juga ada yang bersekolah hanya setengah hari. Sekedar info, dulu pernah coba kami pindah ke hari lain, tapi ujung-ujungnya sama Tuhan dipingpongin lagi ke hari Sabtu. Daa~n dari situ kami yakin, bahwa hari itu memang pilihan Tuhan sendiri. So, kami sendiri juga nggak bias ganggu gugat kecuali kalau Dia malah minta ekstra hari lain...
Dalam komsel, kami banyak doa di dalam roh untuk rapture, kebangunan rohani, dan doa peperangan. Kegiatan lainnya adalah pembahasan firman, sharing, dan pelayanan ke luar (doa penyembuhan untuk orang sakit, dan exorcism).
Pertama kali saya (baca: Author) kenal dengan temen-temen Tim Doa, waktu itu brader Benedictus Harvian nge-add saya di facebook. Dia mengatakan bahwa dia penasaran setelah membaca postingan di blog End Times Propechy dimana di situ ada tercantum nama saya. Brader Harvi lalu iseng mencari di facebook dan ternyata nemuin nama saya .
(Sekedar info, padahal temen-temen saya yang saya kasih nama facebook saya aja nggak mesti bisa nemuin dan nge-add.. Kok orang yang sama sekali saya nggak kenal mala langsung nemuin...?)
Ketika saya meng-accept friend request dari brader Harvi saya kaget saat melihat wall-nya karena di situ ada beberapa tulisan tentang rapture dan notes Brader Harvi menunjukkan bahwa dia bukan orang Kristiani seperti kebanyakan. Saya sangat heran ‘n excited. Sampai setelah saya mengonfirm, dia mengirimkan ke wall saya pertanyaan apakah saya orang yang postingannya diterbitkan di End Times Propechy dan lalu saya mengiyakan.
Tidak lama setelah itu, saya di-add oleh sister Felicia Yosiana. Saya melihat wall-nya sister Feli ini juga nggak jauh beda dengan wall-nya brader Harvi. Intinya, mereka bukan bocah-bocah biasa kayak yang dunia punya, tapi kayak uda ada ‘sertifikat kepemilikan’nya bahwa mereka itu orang-orang kepunyaan Tuhan. Lalu seiring waktu berjalan, brader Harvi kadang menge-tag saya di note yang dia tulis atas perintah Tuhan. Dia pun menawarkan kepada saya untuk mengunjungi blog Adoniyah yang dia dan teman-teman Tim Doa kelola. Singkat cerita, saya sering berkontak dengan brader Harvi dan sis Feli dengan message fb dan sms. Dari situlah, saya mulai menangkap bahwa bukan suatu keisengan kalau Tuhan mengizinkan kami untuk berkenalan dan benar-benar menjadi saudara ‘sedarah’ dalam Kristus...
—Bersambung... :p