Author : Aloisius Kevin
Hari Kelima
Bisa dibilang, doa pada hari ini adalah salah satu yang palin menyenangkan. Kenapa? Saya diminta untuk mendoakan anak-anak TD pada malam itu. Saya kurang begitu ingat bagaimana proses doanya, saya hanya meminta Roh Kudus untuk membimbing saja. Tapi lain halnya dengan apa yang saya dapatkan malam itu.
Setelah berdoa seperti biasa, saya menyenderkan kepala saya ke tepi ranjang—hasil kecapekan. Pada saat itulah saya diberikan pengelihatan: Sebuah Wajah. Di satu sisi, wajah itu memancarkan gelap, dan setengahnya sisinya lagi memancarkan terang. Wajah yang gelap itu terlihat mengerikan: penuh borok, lubang, dan lebam hitam keunguan. Pokoknya beda sekali dengan wajah yang terang. Wajah terang di sisinya berambut emas, bersinar, dan memiliki sepasang mata yang indah bersinar.
Kemudian, seperti di adegan film di mana salah satu sisi layar dihilangkan, wajah gelap itu pun disingkirkan dari pengelihatan saya. Wajah yang terang menjadi sebuah wajah utuh yang bersinar luar biasa. Cahayanya terasa sangat terang, namun di sisi lain tidak menyakitkan mata untuk dilihat. Dan saya sangat kaget saat menyadari bahwa itulah wajah Tuhan Yesus!
Waooow... Saya sungguh tidak bisa melupakan Wajah itu. Wajah-Nya tenang, penuh dengan kharisma dan kekudusan. Benar-benar sosok yang sempurna.
Saya memang sudah sering dengar kesaksian orang-orang yang dibawa ke Surga oleh Tuhan, bahwa wajah-Nya itu sangat berbeda dengan gambar-gambar Tuhan Yesus yang kita jumpai. Namun baru sekarang saya sadar total kalau memang Ia sangat berbeda dengan ribuan lukisan yang pernah ada.
Tuhan kemudian tersenyum kepada saya. Sebuah senyuman hangat yang tidak pernah saya dapatkan dari siapapun. Tidak seperti senyum manusia, di mana saya masih sering mendapatkan senyum asal-asalan atau basa-basi. Senyuman-Nya benar=benar tulus, seakan-akan seluruh bagian wajah-Nya memancarkan kehangatan!
Jangankan mau berlonjak dari posisi berlutut saya, untuk membuka mata atau berkata-kata pun saya tidka bisa. Saya lemas, dan merasa sungguh tidakn layak melihat wajah-Nya.
Tuhan duduk di atas ranjang, Ia memandang saya dan berkata, “You’ve done well. Keep going, My son. I want to show more things to you.”
Saya spontan langsung senyum-senyum sendiri sambil mengangguk.
Setelah membuka mata saya, perasaan saya dilingkupi sukacita karena telah melihat Dia. Saya tahu, di dalam roh, bahwa saat itu Ia ada di samping saya dan sedang merangkul saya. Dan di situlah datang pengelihatan berikutnya.
Saya pertama-tama melihat sebuah capitan dengan dua sisi pencapit berwarna biru perak. Pengelihatan saya berganti menjadi bagian dalam sarang lebah yang menumpahkan banyak madu.
Pengelihatan berganti lagi. Saya melihat serangkaian gambar-gambar singkat yang muncul dengan cepat: Unta yang berjalan di padang pasir, pohon Sakura, pohon anggur, dan sebuah sawah yang setengah tergarap. Saya juga melihat sebuah patung, lalu candi yang disorot dari atas dan orang-orang yang berpakaian model Timur Tengah.
Saya hanya cenga-cengo saat itu, tidak mengerti apa yang barusan saya lihat. Barulah kemudian Hikmat diturunkan Tuhan.
· Wajah yang terbagi dua adalah perbandingan wajah Tuhan Yesus yang asli dengan Iblis yang suka menyamar menjadi Beliau. Tidak ada yang dapat menyerupai Tuhan Yesus kita yang asli, apalagi bila mereka berdiri di hadapan kemuliaan-Nya.
· Pencapit merupakan pencapit doa. Itu adalah sumbol bahwa tidak ada satu pun doa yang tidak didengar Tuhan. Ia selalu mendengar doa-doa kita.
· Madu melambangkan janji Tuhan bahwa Ia akan menjamah berbagai tempat di dunia. Pernahkah Anda mendengar ayat-ayat mengatakan bahwa ‘firman Tuhan lebih manis daripada madu’? Dari situlah saya mengerti bahwa firman-Nya akan menjangkau berbagai tempat yang Ia tunjukan kepada saya di pengelihatan setelahnya.
· Setiap gambar-gambar singkat merupakan ciri khas atau simbol dari suatu negara. Unta melambangkan Mesir. Pohon Sakura melambangkan Jepang. Pohon anggur melambangkan Uni Eropa. Sementara patung melambangkan Thailand dan negara sekitarnya. Dan orang-orang bersorban melambangkan Timur Tengah. Candi, puji Tuhan, melambangkan Indonesia.
· Sawah yang setengah tergarap adalah tanda bahwa Tuhan telah mengerjakan pekerjaan-Nya yang mulia di berbagai tempat di dunia, dan itu masih berlanjut. Dengan bimbingan Roh Kudus, saya mengerti bahwa sawah yang sudah tergarap adalah negara-negara di mana tangan-Nya sedang bekerja: Mesir, Jepang, dan Eropa. (Note: Felicia mendapatkan beberapa mimpi dan pengelihatan singkat yang memvalidasi bahwa ada gerakan Tuhan yang sedang dan akan terjadi di Jepang). Hal ini, tentunya, dapat kita lihat dari kejadian-kejadian besar yang terjadi atas negara-negara tersebut. Ada pemberontakan Mesir, tsunami dan gempa Jepang, lalu krisis ekonomi di Eropa. Ini semua adalah bukti bahwa Tuhan sedang menegor negara-negara tersebut untuk kembali ke jalan-Nya.
· Sawah yang belum tergarap adalah negara-negara yang akan segera Ia lawat. Doa-doa kita memainkan peranan penting dalam pergerakan ini.