Author : Benedictus Harvian
Ingatan pertama saya akan mimpi yang cukup panjang ini adalah latar sebuah mobil yang sedang melaju kencang. Rupanya seperti mobil sedan, kalau tidak salah. Saya—berada dalam tubuh roh anak umur 11 tahun—sedang duduk di kursi belakang, bercengkerama ria dengan companions saya di mobil itu yang duduk di samping kiri-kanan saya. Ada pengemudi dan seorang lagi di kursi depan.
Keadaan ini berlangung sekian menit hingga saya menyadari ada yang aneh. Lama kelamaan, wajah orang tersebut berubah menjadi menyeramkan... Suara tertawanya jadi sangat spooky. Dan, oh, senyuman ramah yang saya lihat sebelumnya menjadi seringai ala psikopat! Aura ketidaknyamanan berganti dengan aura ketakutan. Kekeh-kekeh histeris mereka makin membuat saya ngeri..
Sampai akhirnya, keberanian menggantikan ketakutan yang memuncak tersebut. Entah dari mana, saya mengeluarkan sebilah pedang. Ayunan cepat tangan kanan saya menghasilkan tusukan mantap ke arah perut. Sebelum sempat melihat reaksi sang korban, dengan beberapa tusukan dan sabetan kilat saya menyerang orang-orang sisanya. Terlalu sadis dan horor kah saya? Sebelum berkonklusi, silakan nantikan bagian interpretasi mimpi ini di bawah, ya...
Rupanya mereka belum sepenuhnya terimobilisasi. Mereka mulai mengamuk dan meraung!! Saya memutuskan bahwa tidak ada jalan kecuali keluar dari tempat tersebut. Membuat irisan berbentuk persegi di atap mobil, saya loncat keluar. Saya menjejak atap mobil dengan panik. Ternyata saya sedang berada di jalan tol yang super padat dengan mobil-mobil yang melaju kencang. Dengan motif mencari tempat aman, saya meloncat ke atap mobil di belakang saya—berlawanan arus dengan melajunya mobil. (roh saya atletis juga, sepertinya... :P)
Saya frantic tingkat tinggi. Benar-benar panik! Yang saya lakukan hanya terus melompat dan melompat dari satu mobil ke mobil lain sambil berseru-seru memanggil Tuhan. Setelah beberapa saat, saya melihat figur Tuhan Yesus yang tinggi dengan jubah putih-Nya yang biasa. Ia tepat di sebelah saya. Namun saya hanya bisa merasa santai selama sepersekian detik sampai saya sadar kalau ternyata ‘Tuhan Yesus’ ini bukan yang asli! Saya merasakan aura tidak enak yang beda banget sama damai sejahtera-Nya Tuhan yang biasa kalau saya berada di hadirat-Nya.
“Dalam Nama Yesus, aku ikat, patahkan dan hancurkan segala kuasa jahat yang mencoba menyamar!”
Setelah hampir seperti refleks mulut saya melantunkan kata-kata itu, sosok tersebut mulai menunjukkan wujud aslinya. Penyamarannya yang serba putih mulai rontok digantikan dengan warna hitam legam yang sangat menyimbolkan ketiadaan kehidupan. Sayap hitam ala kelelawar yang mulai terentang dan wajahnya yang seperti tengkorak mengingatkan saya akan makhluk mitos Eropa bernama gargoyle. Seram? Jangan kuatir, Saudara. Allah kita jauh lebih perkasa!
Spontan, saya langsung cabut dari posisi dan meneruskan adegan ala film action tadi. Setelah mobil kesekian yang saya lompati, saya tiba di atas sebuah kendaraan yang juga sedang melaju dengan sangat kencang. Kabel listrik yang terbentang di atas, gerbong-gerbong yang dikaitkan, beserta suaranya yang khas ketika dijalankan meyakinkan saya bahwa itu sebuah kereta.
Ah, kali ini, saya kembali melihat sosok Tuhan Yesus sedang berdiri di samping kanan saya! Tapi... Tunggu dulu! Saya tidak mau terkecoh lagi! Dalam hitungan sepersekian detik, saya mengacungkan tangan kanan dalam tindakan protektif. Sama dengan di atas, saya pun menguji kalau-kalau itu merupakan samaran dari si jahat. Yap, tentu saja dengan otoritas Nama-Nya yang kudus!
Syukurlah, sosok-Nya tetap sama kali ini. Tangan kanan saya yang masih teracung dipegang-Nya dan Ia menggelengkan kepala seakan mengatakan ‘Tenanglah, Aku Allahmu.’ Rasa hangat yang spesial merambati tangan saya yang berada dalam genggaman-Nya. Perasaan nostalgik dan damai ini—Ialah Tuhan Allah Penebusku!
Kemudian, Tuhan menunjuk ke langit. Kepala saya menoleh sesuai arah yang Ia tunjukkan—dan saya melihat seekor gagak yang ukurannya ratusan kali lebih besar dari gagak normal, sedang terbang menukik ke arah kami! Sebelum saya sempat kuatir apa ia akan menerpa kereta yang kami naiki, ia terhalang oleh sebuah pelindung tembus pandang berbentuk setengah lingkaran. Seakan tak terpengaruh akan hantaman kerasnya pada pelindung itu, ia kembali menerjang dan menerjang dengan ganas di sisi yang berbeda-beda. Adapun, pelindung tersebut tetap kokoh.
Kemudian, tempat saya dan Tuhan Yesus berdiri tertutup bayangan hitam yang sangat besar. Mendongak untuk mencari sumber bayangan itu, saya mendapati seekor kelelawar yang berukuran beberapa kali lipat gagak raksasa itu. Sama seperti yang dilakukan si gagak, ia menerjang ke bawah dengan garang. Untungnya, pelindung tersebut masih bekerja dengan baik.
“Kamu tahu apa yang Kumaksud,” Tuhan berbicara sambil menoleh, memecah konsentrasi saya yang sedang menyaksikan atraksi udara yang tidak biasa tersebut.
Saya mengangguk. Saya tahu Ia mengacu pada keseluruhan kejadian yang telah saya saksikan.
“Tuliskanlah.”
Dan saya pun terbangun pada kata itu.
Jadi, izinkan saya membagikan apa yang sudah Hikmat interpretasikan mengenai mimpi ini :
· Saya berada di mobil melambangkan kehidupan lama saya sebelum lahir baru dalam Tuhan.
· Companions di mobil adalah Iblis dan antek-anteknya. Sebelum mengenal Kristus secara penuh dan benar-benar berjalan di jalan-Nya,sadar tidak sadar Anda sedang menjadi ‘kawan’-nya mereka. Setelah mendapat penerangan dari Tuhan dan hamba-hamba-Nya, proses yang saya jalani waktu itu, saya baru menyadari bahwa kehidupan lama saya sungguh tidak berkenan pada Tuhan.
· Titik balik ketika saya mengambil pedang dan menghunus ‘orang-orang’ tersebut adalah benar-benar titik balik ketika saya mengambil komitmen untuk berjalan dalam ketaatan penuh pada Tuhan dan mencari-Nya dengan sungguh-sungguh.
· Gebrakan yang sesungguhnya dimulai dengan kaburnya saya dari tempat dan melawan arus jalan tol. Jalan tol yang sangat ramai melambangkan dunia. Keberanian untuk melawan arus dunia adalah titik balik seseorang untuk hidup bagi Kristus. Fakta di mimpi tersebut bahwa saya harus melompat mobil ke mobil yang berjalan kencang untuk melawan arah alih-alih hanya berjalan santai menggambarkan yang kita, anak-anak Allah harus hadapi. Serawan dan serentan itulah jalan Allah! Sedikit tergelincir dan sedikit keraguan untuk melompat sudah akan mengakibatkan Anda jatuh dan terlindas mobil-mobil lain di belakang! Stagnansi juga disinggung di sini. Kalau kita tidak terus maju dengan mantap, kita akan segera tertinggal dan terbawa kembali oleh arus dunia. Yah, tidak mengherankan. Alkitab sudah menulis semuanya.
· Yesus palsu adalah gambaran betapa si jahat menginginkan anak-anak Allah untuk jatuh ke perangkapnya. Ketidakwaspadaan akan dibayar mahal! Firman ‘ujilah semua roh’ kembali teraplikasikan di sini. Tanpa bimbingan Roh Kudus dan pengetahuan Firman yang baik, mudah sekali orang terjatuh dalam berbagai tipuan Iblis!
· Kereta yang melaju di sini, melambangkan persekutuan orang percaya (gereja, persekutuan doa, dll). Di sana saya menemukan keamanan dan Tuhan sendiri.
· Gagak besar itu adalah si jahat yang terus menyerang persekutuan-persekutuan dengan ganas. Entah ia roh pemecah, roh keraguan, roh pemadam api Roh Kudus, atau apapun. Ia tidak suka bila kita mengangkat Nama Kristus, tentu! Berkali-kali dengan tidak putus asa, ia mencari tiap sisi di mana pelindung kita bocor! Pelindung tersebut merupakan perlindungan dari Tuhan, yang adalah Perisai kita. Teruslah tilik, Saudara, apakah persekutuan Anda tanpa celah di mata-Nya! Karena celah sesedikit apapun dapat berakibat fatal—percayalah, Anda tidak akan mau merasakannya.
· Kelelawar. Lucunya, saya baru membaca tentang ini di buku karangan Ev. Iin Tjipto berjudul ‘Indonesia di TanganMu’. Beliau mengatakan bahwa ada roh dengan wujud kelelawar yang sangat besar yang bercokol di Indonesia. Seperti kelelawar normal, ia memakan buah yang hampir matang. Tapi bedanya, makanan yang satu ini secara roh. Ya, ia secara khusus ‘memangsa’ persekutuan-persekutuan atau gereja-gereja yang hampir berbuah sehingga mereka tidak dapat berbuah bagi Kristus. Miris, ya? Tapi memang itu yang akan terjadi bila kita tidak siap menghadapi serangannya..
Bersiagalah, prajurit Kristus! Waktunya menutup. Tuaian banyak namun pekerja sedikit—mari kita sama-sama mengusahakan kebun kita supaya berbuah bagi Kristus!