Sekai Wo Kaeritai

Author: Aloisius Kevin


‘Sekai wo kaeritai…’
(I want to change the world)

Apakah kata-kata tersebut terdengar familiar di telinga Anda?
Saya sebagai remaja yang suka menonton anime, terutama  anime dengan genre tokusatsu, sudah sangat sering mendengar kata-kata semacam itu.
Sekedar informasi, kata-kata tersebut muncul hampir di setiap seri anime yang saya tonton.

Apa itu anime? Apa itu tokusatsu?
Anime adalah film kartun animasi buatan Jepang.
Sementara tokusatsu adalah film yang disertai dengan efek-efek khusus, misalnya saja ledakan, sinar laser,dll

Di Indonesia sendiri, film tokusatsu dari Jepang sudah banyak beredar.
Masih bingung seperti apa film tokusatsu?
Jika dulu Anda pernah menonton film ‘Satria Baja Hitam’, itu adalah salah satu contoh dari film tokusatsu.
Begitu juga dengan ultraman, kamen rider, power ranger, dan masih banyak film tokusatsu lainnya.
Bahkan karena dulu saya sangat suka dengan Satria Baja Hitam, saya sempat mempraktekan ‘tendangan maut’ di halaman sekolah.

Film-film tokusatsu biasanya memuat  cerita tentang seorang hero yang menyelamatkan dunia dari kehancuran.
Tokoh hero tersebut akan berhadapan dengan berbagai macam monster aneh, sampai pada episode terakhir di mana dia mengalahkan musuh besarnya.

Terdengar  sedikit naïf atau kekanak-kanakan memang.
Mungkin banyak yang berkata ,
‘Sok jagoan lah, sok keren lah, sok puitis lah, gak ada deh yang namany superhero jaman sekarang.’

Tapi di sisi lain, ada satu hal yang sangat saya sukai dari tokusatsu sampai sekarang.
Yaitu HOPE..

Sadar atau tidak, selama ini HOPE (Pengharapan) adalah makna dari sebagian besar film tokusatsu.
Film-film tokusatsu seperti kamen rider, power ranger, ultraman dan banyak film-film lainnya, ingin menyampaikan  bagaimana sebuah pengharapan dapat merubah banyak hal.
Mulai dari harapan untuk menyelamatkan orang lain, harapan untuk menjadi Hero, dan yang paling sering saya temui yaitu harapan untuk merubah dunia ini menjadi tempat yang lebih baik
Tentu saja hal tersebut tidak ‘segampang’ kelihatannya.
Dan yang lebih pasti lagi, yang namanya ‘pengharapan’ adalah sesuatu yang belum terjadi.
Jika hal tersebut sudah terjadi, itu namanya suatu kejadian dan bukan pengharapan.

Masalahnya pengharapan tersebut tidak bisa diwujudkan kalau kita hanya berharap terus.
Berpengharapan tentu saja boleh atau malah wajib, tapi di sisi lain kita juga harus berusaha untuk mewujudkannya.
Misalkan saja kalau kita mau makan ayam penyet.
Apakah kita akan memejamkan mata kita dan berkata ,
’soto ayam..soto ayam ..soto ayam’, sambil membayangkan makanan tersebut?
Kemudian tiba-tiba saja …
“Voilaaa….”
Soto ayam tersebut muncul di depan kita, lengkap dengan nasi dan sambal terasi????
Tentu saja tidak seperti itu bukan..
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Yang pertama, kita harus berpengharapan pada Tuhan untuk memakan soto ayam tersebut.
Yang kedua, kita harus berusaha yang terbaik untuk mendapatkan soto ayam tersebut.
Jadi jika Anda tiba-tiba ingin makan soto ayam, berdoalah pada Tuhan dan ambil kunci motor Anda.
Pergilah ke restoran yang terkenal soto ayamnya, beli, kemudian makan deh..


Tidak ada yang sulit jika kita mau memulai langkah pertama, tapi kita seringkali takut akan apa yang ada di depan sana.
Kalau dalam kasus soto ayam, nanti saya takut kalau ayamnya habis lah, takut macet lah, dll
Dan setiap rasa takut atau keraguan kita, akan memudarkan semangat kita dalam meraih cita-cita.
Lalu apa yang harus saya lakukan agar saya tidak takut?
Gampang, mulailah dengan berharap pada Tuhan.

Paulus menyebutkan di roma 15:13,
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuataan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah di dalam pengharapan.
Ayat tersebut ingin menyampaikan bahwa Tuhan adalah sumber dari segala pengharapan.
Jika Anda memiliki pengharapan yang kuat di dalam Tuhan, Anda akan mempunyai semangat yang kuat dalam mewujudkan cita-cita Anda.
Mulailah dengan meminta agar Tuhan menguatkan Anda di dalam setiap pengharapan yang Anda miliki.
Karena Dialah yang dapat memberikan kita kekuatan dalam mengejar cita-cita kita, agar nantinya kita tidak jatuh lemas di tengah jalan.

Nah, sekarang setelah kita tahu bagaimana cara untuk mewujudkan sebuah pengharapan, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah merubah cara pandang kita.
Belajarlah untuk memulai langkah pertama.

Analoginya seperti ini, anggap saja kita adalah orang yang mempunyai cita-cita untuk merubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Maka untuk merubah 1 dunia, kita terlebih dulu harus merubah 1 negara.
Agar 1 negara yang tadi kita ubah, bisa membawa pengaruh ke negara-negara lainnya.
Untuk merubah 1 negara, kita perlu merubah 1 pulau atau propinsi terlebih dahulu.
Untuk merubah 1 pulau atau propinsi, kita perlu merubah 1kota.
Untuk merubah 1 kota, kita perlu merubah 1 daerah.
Untuk merubah 1 daerah, kita perlu merubah 1 rumah
Untuk merubah 1 rumah, kita perlu merubah 1 keluarga.
Untuk merubah 1 keluarga, kita perlu merubah diri kita sendiri.
Untuk merubah diri kita sendiri, kita perlu merubah hati kita.

Jadi untuk merubah 1 dunia, dimulai dari merubah diri kita sendiri.
To do something big, you can start from something small

Contohnya, jika kita ingin kota kita menjadi lebih bersih, maka mulailah dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Jika kita ingin lulus dengan nilai baik, maka mulailah dengan belajar  1 mata pelajaran.
Jika kita ingin tugas kita selesai, mulailah dengan 1 coretan pertama pada tugas Anda.
JIka kita ingin membeli sesuatu, mulailah dengan menabung
Jika kita ingin menjadi hamba Tuhan, mulailah dengan merubah diri kita sendiri agar siap dipakai Tuhan.

Jadi pada dasarnya sebuah pengharapan akan terwujud jika kita mau dan berusaha dalam mewujudkannya.
Tuhan lah yang akan menguatkan kita dalam mewujudkan hal tersebut, karena Dialah sumber pengharapan kita.
Dan untuk melakukan hal yang luar biasa, Anda dapat memulainya dengan melakukan hal yang sangat biasa, tapi luar biasa bermakna.


Ayat Validasi:
Roma 12:12
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.