Author
: Benedictus Harvian
Saya
mendapatkan pengalaman rohani ini pada hari Minggu 18-11-2012.
Saya
sedang mengikuti misa mingguan di gereja seperti biasa saat itu, ketika
tiba-tiba tubuh saya terasa agak panas dan penglihatan sebuah pilar api yang sangat
nyata melingkupi saya. Pilar api tersebut menjulang tinggi, tinggi sekali ke
langit, menembus awan-awan.
Hadirat
Tuhan yang luar biasa spontan melingkupi saya.
“Ini,”
Allah berkata, “Merupakan baptisan api.
“
Kata
demi kata yang Beliau ucapkan menghantarkan kuasa yang semakin dan semakin luar
biasa bagi saya. Kaki saya lemas dan tubuh saya berguncang sedikit.
“Dalam
waktu yang semakin singkat ini, Aku akan menganugerahkan baptisan api kepada
hamba-hamba-Ku. Hanya mereka yang setia yang akan tetap mampu berdiri bagi-Ku
sampai kesudahannya.”
Saya
tidak mampu berkata apa-apa, diam seribu
suara menyaksikan penglihatan yang datang setelahnya : Takhta Bapa yang
bersinar dalam awan kemuliaan, dengan laskar malaikat memegang sangkakala.
Gabungan emas dan berbagai batu-batu berharga lainnya menghiasi seluruh jalan
dan Takhta Bapa sendiri. Cahaya yang begitu terang terpancar dari mana-mana.
Dan
penglihatan pun selesai, diikuti dengan ucapan syukur dan pujian saya kepada
Allah atas kemurahan dan kemuliaan-Nya.
Matius 3 : 11
Aku membaptis kamu dengan
air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih
berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan
membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Apa
yang dimaksud dengan baptisan api? Hikmat menjelaskan kepada saya sebagai
berikut.
Anda
tentu ingat, Perjanjian Lama sering menggunakan kata ‘pemurnian perak’. Salah
satu contoh ayatnya adalah Mazmur
66 : 10
Sebab Engkau
telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan
kami, seperti orang memurnikan perak.
Anda
tahu bagaimana seorang pengrajin perak memurnikan perak? Dengan memasukkannya
ke dalam tungku api, lalu dijaga supaya berada di tengah-tengah perapian di
mana terdapat suhu paling panas.
Dengan
cara yang sama Tuhan memurnikan kita!
Melalui
kejadian-kejadian dalam hidup kita Allah bekerja menjadikan kita murni hingga
Ia dapat melihat wajah-Nya ketika melihat kita. Jangan tolak tempaan Allah,
Saudara. Keluarlah dari zona nyaman Anda dan perjuangkan iman Anda di padang
gurun penempaan demi Allah dan sesama.
Anda
merasa sedang berada di tengah kesukaran-kesukaran yang tak kunjung hentinya,
atau Anda merasa bahkan untuk sekadar berdiri membutuhkan seluruh perjuangan
Anda?
Coba
cari tahu maksud Tuhan! Mungkin Anda sedang berada di tengah-tengah ‘tungku api
Tuhan’ supaya dimurnikan. Larilah kepada-Nya setiap kali dan bersekutu
dengan-Nya secara intim.
Bahkan
saat Anda merasa sangat sulit untuk mendekat kepada-Nya, yang terpenting dari
segalanya adalah pertahankanlah iman Anda, komitmen-komitmen Anda kepada-Nya!
Sama seperti dalam kisah Ayub, Saudara, walau dalam titik tersulit dalam
kehidupan kita, asal kita tetap teguh kepada Allah Ia pasti akan melewatkan
kita dari situ dan bahkan menganugerahi kita rahmat berlimpah setelahnya.
Percayalah,
yang Ia berikan setelah kita bertahan dari ‘pemurnian’ tersebut sungguh
melebihi apa pun yang kita alami sebelumnya.
Keep in faith, soldiers of Christ!