Note: Tulisan ini sebenarnya merupakan tulisan yang saya buat pada awal-awal menerima Tuhan secara sungguh-sungguh, yaitu sekitar satu tahun lalu, namun tulisan ini hanya saya bagikan pada orang-orang terdekat saya saja. Belum lama ini, Allah Bapa setuju agar saya memasukkan tulisan ini ke dalam blog. Ini merupakan pengalaman awal perjumpaan saya dengan Tuhan. Ada beberapa kalimat yang saya perbaiki susunannya dalam proses editing
Sebenarnya,
beberapa lama ini saya bergumul mengenai cinta Bapa kepada saya. saya melihat
teman-teman yang berdoa pada Allah Bapa sampai bercucuran air mata. Mereka terlihat begitu bahagia. Jujur, saya merasa
sedikit iri melihat perjumpaan-perjumpaan mereka dengan Tuhan. Bukan... bukan
saya tidak mengerti bahwa Bapa mencintai setiap anaknya. Yah, saya tahu dan
percaya bahwa Bapa mencintai anakNya termasuk saya, tapi saya sangat ingin
merasakannya, sangat sangat ingin menyelami Kasih Allah Bapa. Entah apa
yang membebalkan hati dan pikiran saya sampai suara Allah Bapa pun saya
abaikan. Berkali-kali saya menyadari
bahwa Allah mencintai saya tapi saya ingin merasakan Kasih Bapa. Saya merasa
Bapa hanya mencintai anak-anak tertentu bukan saya
Secara tidak sengaja dan mungkin karena kerinduan
roh saya untuk menyembah dalam komunitas, saya ikut TD hari itu. TD adalah
kegiatan rohani rutin yang saya ikuti baru-baru ini. Dengan membawa pergumulan
yang sama, saya datang. Untungnya, Allah Bapa dengan segala rahmat dan
kebesarannya tidak membiarkan saya terus bergumul. Dari awal pujian, Allah
telah menyatakan cintaNya. Saat pujian, saya melihat sebuah kaki dan kemudian penglihatan saya zoom
out sampai melihat jari kaki yang begitu kecil. Saat itu, Saya disadarkan bahwa
Allah mencintai saya bahkan sampai jari kaki saya diperhatikan. Saya merasa
sangat terpengaruh saat itu.
Setelah itu, penglihatan saya berganti, saya juga
melihat Bapa kehilangan satu telapak kakinya (saya hanya melihat dari lutut ke
bawah bahkan lebih pendek). Kemudian, saya merasakan hikmat mengalir setelah
saya mendapatkan penglihatan itu. Saya disadarkan lagi bahwa Bapa mengasihi
kita, mengenal kita, dan menjaga kita seperti menjaga bagian tubuhNya. Jadi, Ia
sangat mengasihi anda dan saya. Dia mengatakan bahwa Ia tidak ingin kehilangan
saya, Dia tidak ingin saya beralih dari padaNya (Dia juga merasakan ini semua
kepada kita semua).
Saat itu, sejujurnya,
saya sedang dalam kondisi ingin beralih pada dunia dan sedang malas pelayanan. Bapa
kemudian menyadarkan saya. Dia mengatakan bahwa Ia membutuhkan setiap bagian
tubuhNya agar karya nyata Allah Bapa dapat mengalir bagi semua orang dan kita
semua adalah bagian tubuh Allah Bapa. Saya merasa sangat tersanjung, siapa kita
sampai Allah begitu menghargai kita padahal Allah bisa memakai orang-orang yang
jauh lebih hebat dari kita bahkan malaikat-malaikatNya untuk menyatakan
kemulianNya tetapi Ia mau memakai hamba yang paling hina ini untuk melayaniNya.
Ia juga selalu menanti saya kembali untuk melayani Dia. Dia tidak cari orang
lain untuk menggantikan posisi saya, Ia menanti saya untuk kembali melayani Dia.
Lord, siapa saya? hal itu terus menderu, rasa tidak layak menyeruak. Bagi
semuanya, Allah menanti kita semua dan rindu untuk berakrab ria lagi dengan
kita.
Allah tidak berhenti sampai situ, saat saya
mendapatkan jamahan Tuhan, saya merasakan dan melihat Ia mengelus kepala saya
dengan penuh kelembutan. sungguh kasih Allah yang luar biasa mengalir di
relung-relung jiwa saya yang haus dan masih penuh dosa. Dia tidak
melihat seberapa kotor dan menjijikan saya. Ia mengalirkan cintaNya kepada
saya. saya mengakui dosa-dosa saya setelah itu. Sungguh teman-teman Dia sangat mencintai anda.
Bahkan, Ia menuliskan nama anak-anakNya (kita) di telapak tanganNya. He love
and long for you so much..
Saat doa rantai pun saya dibanjiri cinta Allah. saya
merasakan Allah memegang pundak saya bahkan memeluk saya tanpa ragu dan jijik
dengan dosa saya. He love us so much. Setiap waktu,
Ia mencintai kita setiap waktu dan menunggu kita setiap waktu. Tapi, saya lebih suka menghabiskan waktu dengan
sampah-sampah dunia. Hati saya sedih, saya kembali menyadari betapa Ia
mencintai saya sampai Ia mati di kayu salib. Allah juga memeluk saya sepanjang
doa syafaat saya sungguh merasa berat dan ada yang memeluk. Ini merupakan
pengalaman pertama yang sangat luar biasa bagi saya.
Sayup-sayup, saya mendengar ajakanNya untuk memikul
salib bersama Dia. Saya mau, Lord.. jerit hati saya. Puncak dari Kasih Allah
Bapa terjadi daat doa perang. Kepenuhan oleh Kasih Bapa membuat saya tidak
mampu menopangnya lagi. Akhirya, saya resting dan tidak bisa bangun lagi.
Lautan kasih Allah Bapa mengalir dengan deras. saya melihat air terjun yang
terus menimpa saya dan saya berada dalam air. kasih Allah Bapa mengalir dengan
deras. Lalu, Allah mengatakan (saat saya menulis ini) bahwa itu hanya sebagian
kecil dari kasihNYa kepada saya, anda, kita semua. Ia mengatakan tubuh saya
tidak akan kuat merasakna kasihnya yang keseluruhan. saya berusah bangun dan
kembali ke dalam reli doa perang tettapi saya tidak kuat dan akhirnya saya
kembali resting. Kasih Allah Bapa begitu luar biasa. Terakhir dan puncaknya,
saya melihat ada cipratan darah mengenai saya. saya juga melihat itu
darah." Itu darahKU, nak" (kira2 seperti itu). Saya sangat sedih dan
menangis terlebih saat Allah mengatakan bahwa Ia mencintai saya dan ia mati di
kayu salib untuk saya untuk membasuh dosa-dosa saya (DIA MENYEBUT NAMA SAYA
SAAT ITU). saya juga merasakan kasih Allah Bapa membersihkan relung-relung
tubuh saya sungguh membarui saya lagi. saat itu, saya ingin muntah dan merasa
tersedak berkali-kali. saya tidak tahu itu apa, saya rasa itu adalah
pembersihan Allah Bapa atas dosa okutisme yang pernah saya lakukan. Tubuh saya
lemas sekali sesudahnya. saya bahkan masih kesulitan berbicara saat merasakan
secuilan dari kasih Allah yang ditunjukkan pada saya. untungnya, setelah
sharing saya kembali dapat berkata-kata.
Kasih Allah Bapa sangat besar untuk kita semua teman-teman,
bagi yang sungguh rindu merasakan minta lah padaNya karena Ia rindu dan mau
menyatakan kasihnya dengan cara berbeda-beda bagi setiap anakNya. Ingatlah,
selalu cintaNya dan melayanilah dengan mengingat cintaNya dan segala
kebaikanNya dalam hidup kita. terlebih ingatlah pada Yesus yang sudah
memberikan nyawaNya buat kita
Ayat Validasi: Yohanes 3: 16