Author
: Benedictus Harvian
Ibrani 10:25
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah
kita, seperti dibiasakan banyak orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Saudara, kita tahu
bahwa Allah adalah Sumber Air kita dan barangsiapa yang datang kepada-Nya tidak
akan lagi merasa haus. Ia juga adalah Roti Kehidupan yang membuat kita tak akan
pernah lagi merasa lapar.
By the way, apa Saudara tahu lagu ini?
“Saat kurenungkan hidup bersama-Mu
Seringkali ku melupakan-Mu
Ku berjalan sendiri seakan ku mampu
Lalui tanpa kekuatan-Mu”
Yap,
mungkin familiar dan rings a bell. Benar
sekali, lirik penuh kontemplasi dan kerendahan hati di atas adalah lirik lagu ‘Cinta
Sejati’ yang dibawakan dengan indah oleh Nikita.
“Semakin berat beban hidupku
Semakin ku menjauh dari-Mu”
Bagaimana
tanggapan Saudara akan lagu ini? Apakah barangkali…. nohok? Yah, kalau begitu tanggapan kita sama, Saudara! Tapi walau
memang sungguh kontemplatif dan membuat kita sadar bahwa kita memang masih
harus ditempa dan ditempa lagi dalam Tuhan, lirik yang paling saya sukai dalam
lagu ini datang dalam baris-baris berikutnya :
“Namun ada cinta yang tak pernah berlalu
Cinta yang kudapat dari-Mu
Tlah teruji lalui rentangan sang waktu
Kau mati bagiku
Berkorban untuk diriku”
That’s called grace.
Kasih karunia. Tanpa ada hubungan dengan tindakan atau sikap kita, Tuhan tetap
sayang banget. ’Fatherly love’ may be a good way to phrase it, I think. Yap, Ia sungguh angkat kita
bila kita jatuh.
Kasih karunia Tuhan sungguh overwhelming. Adapun, respon kita terhadap kasih-Nya juga harus
tepat! Toh, kita mengasihi karena Ia mengasihi kita lebih dahulu, bukan. Soo, we
must contemplate about our actions and responds sometimes.
Saudara, coba ambil waktu dan perhatikan penggalan lirik
di atas. Apakah bagian-bagian yang tadi saya sebut ‘nohok’ benar-benar terjadi dalam hidup Saudara? Kalau dipikir lagi,
hal tersebut miris banget. Lah wong udah
tau kalo Sumber Kekuatannya Tuhan,
eh malah kabur tau kemana pas sebenernya
butuh..
Benar bukan bahwa hal yang saya katakan tadi itu tidak
lain tidak bukan daripada benar? Hehehe. Maaf untuk silat lidahnya.
Intinya, apakah mau kalau Saudara di pihak Tuhan dan
Saudara terus menerus ditinggalkan? Saya sih tentu tidak.. Pernahkah Saudara
berpikir bahwa kelalaian-kelalaian kita terhadap Tuhan yang kita sering anggap
sepele sebenarnya sangat-sangat berpotensi membuat sakit hati bila dihadapkan
pada hubungan antar pribadi, for the sake
of making it simple, seperti hubungan antar manusia? Tuhan adalah Pribadi, loh!
Nah. Salah satu penyakit kita adalah sering merasa
sanggup. Sering merasa harus mengambil kontrol atas semua hal dalam hidup.
Bukan, bukan berarti saya berkata kita harus rendah diri dan malas-malasan, NO. Tapi the point is, kita memang dituntut untuk serahkan kendali pada
Tuhan. Izinkan saya kembali mengutip lagu! Kali ini lagu luar biasa yang
dibawakan oleh orang-orang luar biasa selanjutnya adalah Oceans dari Hillsong.
“Spirit lead me where trust is without
borders
Let me walk upon the waters
Whenever You would call me
Take me deeper than my feet could ever
wander
And my faith will be made stronger
In the Presence of my Saviour”
Image credits go to imgarcade.com
Percaya, berserah. Kedua hal ini membutuhkan kita untuk ‘menenggelamkan’
diri dalam Hadirat-Nya. Dan arti dari tenggelam adalah tidak lain dari berada
dalam situasi yang tidak lagi bisa kita kontrol sepenuhnya. I mean, sejago-jagonya Saudara dapat
berenang, tentu ada batasan saat kita berada dalam air, bukan? We can’t breathe underwater anyway.. Nor
that we can move as freely as we can in the land.
Jadi.. Sepertinya kontemplasi yang dilakukan sudah cukup
panjang. Saatnya menarik kesimpulan. Apa yang bisa kita lakukan saat merasa
tidak sanggup? Berserah. Bukan cari jalan sendiri. Cari jalannya Tuhan. Ngotot, gumulkan, sampai tahu maunya
Tuhan. Cari dalam doa. Cari dalam pujian. Cari dalam secret place Saudara dengan Tuhan. Ikuti perkumpulan-perkumpulan
doa Saudara saat sedang dalam kesukaran, bukan justru ‘bolos’ dengan alasan
itu!
Pasti Tuhan punya jawaban. Jangan kehilangan harapan. Remember, He’s waiting for you at the usual place : your secret place of intimacy with God.
Ohya, tulisan ini merupakan pengantar untuk kedua tulisan setelahnya, "Secret Place" dan "Pentingnya Persekutuan". Kedua tulisan tersebut disadur dari kotbah yang dibawakan kedua kakak luar biasa yang telah berjasa banyak pada Gathering kami tahun ini, Kak Choki dan Kak Anno. Mereka hamba Tuhan luar biasa yang sangat peduli pada dua hal : pergerakan Tuhan dan kaum muda. Yap, Kak Choki dan Kak Anno adalah pelayan Tuhan yang bergerak khusus di kaum muda dan berkesempatan untuk melayani di Gathering kami. Terima kasih, kakak-kakak, dan puji Tuhan atas pelayanan mereka!
Ohya, tulisan ini merupakan pengantar untuk kedua tulisan setelahnya, "Secret Place" dan "Pentingnya Persekutuan". Kedua tulisan tersebut disadur dari kotbah yang dibawakan kedua kakak luar biasa yang telah berjasa banyak pada Gathering kami tahun ini, Kak Choki dan Kak Anno. Mereka hamba Tuhan luar biasa yang sangat peduli pada dua hal : pergerakan Tuhan dan kaum muda. Yap, Kak Choki dan Kak Anno adalah pelayan Tuhan yang bergerak khusus di kaum muda dan berkesempatan untuk melayani di Gathering kami. Terima kasih, kakak-kakak, dan puji Tuhan atas pelayanan mereka!