I have this dream since believing Jesus as my Savior : seeing my family believe in Jesus as well.
Saya berasal dari keluarga non Kristen. Salah
satu mimpi terbesar saya adalah melihat keluarga saya percaya Kristus dan kami
pergi ke gereja bersama. Kadang, saya merasa sirik melihat satu keluarga yang
pergi ke gereja bersama dan berdoa bersama. Walaupun saya percaya, setiap
keluarga punya prosesnya masing-masing.
Setelah menerima Kristus untuk
pertama kali,
saya begitu menggebu-gebu memberitakan Injil kepada adik-adik saya. Saya ingin
memberitahukan kabar gembira ini agar mereka tahu siapa Yesus itu dan ikut
mengalami apa yang saya alami : dipulihkan, merasa sangat dikasihi, lahir baru
dan merasakan damai sejahtera.
Saya menghabiskan waktu menjelaskan Injil,
menceritakan secara radikal bahwa agama-agama lain di luar Kristus tidak
menyelamatkan. Awal-awal saya menjadi orang percaya, saya menjadi
sangat radikal dan memberitakan Injil tanpa berhikmat. Hasilnya? Alih-alih membuat
keluarga saya percaya, saya malah dikira sok pintar.
Akhirnya saya mengerti dalam prosesnya bahwa yang
terpenting itu bukan hanya kata-kata melainkan disertai perbuatan. Seperti kata Yakobus : jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:17).
Setelah itu saya mengerti bahwa lebih baik saya
menunjukkan perubahan yang
nyata
daripada sekedar menginjili
mereka. Dimulai dari hal kecil seperti membereskan
tempat tidur sendiri tanpa disuruh, tidak mudah marah, tidak melawan orang tua,
menjadi kakak yang baik dan merubah sifat-sifat buruk lainnya. Seringkali
saya gagal, tapi Roh Kudus selalu membantu saya melalui proses ini.
Setelah tiap hari mendoakan keluarga saya dalam dua
tahun terakhir dan
tidak melihat ada
perubahan yang berarti, saya mulai kehilangan harapan. Pikiran-pikiran seperti
‘mungkin
mereka tidak akan pernah percaya Kristus’, ‘mungkin
usaha saya selama ini sia-sia’ dan banyak lagi kata mungkin menghinggapi pikiran saya.
Saya mulai bertanya-tanya pada Tuhan.
Kapan keluarga saya menjadi percaya?!
Akhirnya dari menuntut Tuhan untuk mempercepat
proses-Nya, saya capek sendiri dan tidak menuntut Tuhan lagi tapi menyerahkan semuanya di tangan-Nya. Saya
fokus menumbuhkan iman saya dan mengejar Tuhan, tentunya dengan tetap
mendoakan keluarga saya. Hanya saja, saya sudah tidak memaksa Tuhan untuk mempercepat prosesNya.
Kemudian suatu hari saat mendengar sebuah khotbah
di gereja, saya disadarkan satu hal.
Inti khotbahnya adalah ‘semakin
Anda mengalami pertumbuhan rohani, semakin besar efeknya
kepada orang-orang sekitar Anda’.
Selama saya fokus mengejar Tuhan, ternyata tanpa saya sadari adik-adik saya juga
mengalami pertumbuhan rohani luar biasa. Mereka jadi pergi ke gereja (yang
saya pikir awalnya tidak akan bertahan lama), bahkan iman mereka membuat saya
terkagum-kagum sekaligus malu. Iman mereka mengingatkan saya ketika pertama
kali saya bertobat; begitu menggebu-gebu mencari Tuhan. Bahkan suatu hari saya
berhasil membuat kami menyembah Tuhan dan berdoa bersama. Saya tidak akan pernah
melupakan perasaan hari itu. It felt
so unreal.
Tidak hanya itu, saya juga ditunjuk memimpin doa untuk
om saya. Om
saya menderita kanker paru-paru stadium akhir. Keadaannya sudah sangat parah. Tidak bisa makan,
minum bahkan tidur. Saat saya mengunjunginya, dia meminta saya berdoa untuknya.
Dia berkata setiap habis didoakan, dia merasa lebih baik. Karena itu,
keluarga saya meminta saya selalu mendoakannya setiap kali saya berkunjung.
Saya tidak pernah membayangkan saya akan memimpin doa di tengah-tengah keluarga
saya.
Akhirnya om saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juru Selamatnya. Sebelumnya, om menjalani suatu prosesi kesembuhan dari
kepercayaan yang keluarga saya anut, yang ternyata, malah membuat kondisinya
semakin parah. Puji Tuhan karena kuasa-Nya, setelah menerima perjamuan kudus,
kondisinya menjadi sedikit lebih baik. Setiap kali didoakan, baca Alkitab, om
saya malah menjadi bisa minum dan tidur selama beberapa jam yang sebelumnya
sama sekali tidak bisa ia lakukan.
Saya pikir melihat om saya, keluarga saya akan
percaya bahwa Yesus
lebih berkuasa dari ‘tuhan’ yang mereka sembah.
Tapi ternyata tidak.
Orang tua saya tetap belum percaya.
Yah, tapi saya percaya segala sesuatu akan ada prosesnya. Kalau
beberapa waktu lalu Anda berkata adik-adik saya akan percaya Kristus dan pergi
ke gereja atau saya akan memimpin doa
untuk om saya, mungkin saya tidak akan percaya. Rasanya itu tidak mungkin. Tapi
ternyata sekarang saya bisa pergi ke gereja bersama adik-adik saya.
Saya percaya suatu hari nanti saya tidak hanya pergi
ke gereja bersama adik-adik saya tapi bersama orang tua saya juga!
Dan saya ingin Anda juga tidak menyerah terhadap
mimpi Anda, walaupun itu terdengar tidak mungkin sekalipun.
Don’t stop believing!