Author: Meitri Angelina
Judul
diatas saya ambil dari sebuah film kristiani yang cukup popular. Facing the
Giant dapat, didefinisikan sebagai saat dimana kita melawan musuh terbesar kita.
Pada tulisan kali ini, Tuhan meminta saya untuk menuliskan perihal mengalahkan
musuh terbesar kita. Musuh terbesar kita yang saya maksudkan disini adalah dosa
dan kedagingan kita. Uhuk, sebelum saya melanjutan tulisan saya maka saya akan
terlebih dahulu mengakui dosa-dosa saya.
Saya
adalah seseorang yang saat anda melihatnya anda pasti berpikir bahwa saya
adalah anak baik-baik, aktif melayani Tuhan, dan sebagainya. Well, tapi dibalik
semua itu, saya bukanlah orang yang sebaik itu. Saya memiliki banyak keburukan
atau ‘cacing-cacing’ dalam hati saya. Cacing-cacing itu mungkin hanya terlihat
sebagai hal kecil namun pelan-pelan itu akan menggerogoti hati saya dan
membunuh saya. Saya memiliki dosa-dosa yang sulit sekali untuk saya kalahkan,
yaitu kesombongan, kemalasan, iri hati, tidak disiplin, cemburuan, egois dan
sebagainya. Saya bisa saja melanjutkan menuliskan dosa-dosa saya namun saya
takut saya akan menghabiskan lebih dari seluruh halaman ini untuk menuliskan
dosa-dosa saya.
Baik, salah satu dosa yang paling sulit saya
kalahkan adalah kesombongan. Saya sangat sangat rentan jatuh dalam kesombongan.
Walaupun, saya mungkin tidak terlihat sombong tapi yah sejujurnya adalah
kesombongan adalah musuh terbesar saya. Dalam relasi dengan Tuhan pun saya
kerap kali merasa sombong. Saya merasa sombong saat saya bertumbuh lebih cepat
dari orang lain, saya sombong saat Tuhan memberikan karunia-karunia kepada
saya. Sampai suatu saat, Tuhan berkata dengan nada sedih pada saya bahwa Tuhan tidak dapat bekerja dalam diri saya apabila saya
membiarkan kesombongan menguasai diri saya. Tuhan mengatakan bahwa kesombongan
akan menutup mata dan membuat pikiran saya tertutup. Setelah itu, saya
terus berusaha untuk mengalahkan kesombongan saya. Saya berhari-hari berusaha
mengalahkan kesombongan saya namun bukannya berhasil, kondisi saya malah
memburuk.
Saya
menemukan jawaban dari pertanyaan saya saat saya sedang berdoa. Saat itu saya
melihat saya bertelut dengan tangan saya mengangkat ke atas di depan Takhta
Bapa. Kemudian, saya mendengar Bapa mengatakan “ I will make you able”. Bapa mengatakan kepada
saya bahwa Ia akan memberikan kemampuan bagi saya untuk mengalahkan raksaksa di
dalam kehidupan saya, yaitu kesombongan saya. Saat itu, saya menyadari betapa bodoh dan
sombongnya saya, berpikir bahwa saya mampu mengalahkan dan menyelesaian masalah
saya sendiri. Saya kemudian menyadari bahwa apapun yang saya miliki dalam hidup
ini semata-mata karena berkat dari Bapa.
“Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
(Efesus 2: 8-9)
Vision
kali ini agak berbeda dengan vision sebelumnya. saya merasa seperti sedang
menonton film. Sehingga, saya bisa melihat secara keseluruhan. Saya melihat roh
saya bertelut di depan Takhta Bapa dan dengan taat menyembah Dia sambil
menunggu perintah-Nya. Selama selang waktu itu, saya mengisinya dengan
menyanyikan lagu worship. Saat itulah, penglihatan saya berganti. Saya melihat
seorang ksatria lengkap dengan perlengkapan perangnya bertarung dengan monster
raksaksa cokelat yang sangat besar. Saat itu, saya mengetahui bahwa pertarungan
itu merupakan pertarungan antara saya dengan kedagingan saya. Saya melihat ksatria
itu maju dan menusuk monster itu. Dalam satu kali tusukan, monster itu
terkalahan dan terbelenggu.
Hikmat
kemudian mengalir, saya memahami bahwa maksud dari monster tersebut kalah dalam
satu tusukan adalah saat Allah beserta saya maka tidak ada satu permasalahan,
monster, dan kuasa apapun yang tidak bisa kita kalahkan. Namun, perlu diingat
bahwa semua hal itu aalah pemberian Tuhan bukan karena usaha kita sendiri.
Sedangkan, maksud dari monster itu terbelunggu adalah kedangingan saya tetap
ada dalam saya , mengingat saya masih mahluk dunia ini, namun sekarang ia
terbelenggu sehingga kuasanya telah ditaklukan dalam Kuasa Tuhan. Namun, saya
tetap harus waspada dan berjaga-jaga setiap hari agar saya dapat mengalahkan
kedagingan saya. Meskipun simple, ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan dapat
membawa seseorang untuk jatuh ke dalam dosa yang besar.
Vision
saya tidak berahir sampai disitu, saya kemudian melihat flashback dari kejadian tadi dan saya melihat Tuhan kita Yesus
Kristus ternyata berdiri disamping saya, dengan ukuran berkali-kali lipat dari
monster itu. Ia menggengam tangan saya dan Dia menusuk monster itu. Saat itu,
saya menyadari bukan saya yang mengalahkan monster itu tapi Yesus. Akhir
cerita, saya melihat Tuhan kita Yesus Kristus memeluk saya dengan bangga. Saya terharu
melihatnya karena meskipun saya sudah berdosa dan telah dengan bodohnya
menjatuhkan diri saya ke dalam lubang dosa, Dia tetap menatap saya dengan
bangga sebagai anak Raja dan memeluk saya. Yes, He is the best Dad ever J
Jadi
apabila dapat saya rangkumkan, kita dengan segala kekuatan kita sendiri tidak
mampu untu mengalahkan monster dalam diri kita sendiri. Sehebat apapun anda,
sekaya apapun anda, atau sepintar apapun anda, anda tidak mampu mengalahkan
atau mengatasi masalah-masalah dalam hidup anda apabila bukan karena Tuhan
membantu anda. Apapaun yang anda miliki saat ini adalah semata-mata pemberian
Tuhan kepada anda. Kita saja yang kurang menyadarinya karena segala kesombongan
kita. Sehingga, satu-satunya cara yang dapat kita laukan untuk mengalahkan
monster dalam idup kita adalah meminta bantuan dan berserah kepada Tuhan (note:
saat saya diminta bertelut di hadapan Takhta Allah Bapa dalam waktu yang lama).
Dia yang akan memampukan kita untuk mengalahkan semua ‘monster-monster dalam
hidup kita. Sehingga dapat saya katakana, apapun ‘monster’ dalam hidup anda,
baik kesombongan, iri hati, kemalasan, perzinahan, dendam, kepahitan, dan iri
hati, He will make you able to defeat it. Yes, HE WILL MAKE YOU ABLE.
Anda hanya perlu meminta Anda dan saya adalah
pemenang sejak awal Tuhah menyerahkan dirinya untuk disalibkan bagi kita. Dosa
tidak lagi memiliki kuasa atas kita. Kitalah yang justru membiarkan diri kita
untuk dikalahkan oleh dosa. So, saya akan mengatakannya lagi dan silahkan anda
mengatakan dengan lantang kalimat ini:
saya
adalah pemenang oleh karena pengorbanan Yesus Kritus. Dosa tidak lagi memiliki
kuasa atas saya. Saya yakin dan percaya Tuhan Yesus Kristus akan memampukan
saya untuk mengalahkan dosa-dosa dan kedagingan saya. Saya adalah Anak Allah
yang Maha Tinggi oleh karena pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.
Saya tidak akan membiarkan diri saya jatuh ke dalam dosa lagi. Sekalipun saya
jatuh, saya percaya Tuhan akan mengangkat saya dari dosa.
Ayat validasi: 2
korintus 10:3; 2 korintus 10: 17-18; 2 korintus 12: 7; Efesus 2:8