Author : Meitri
Life is a mystery. Hidup adalah seperti sebuah misteri, seperti sebuah kotak yang tidak kita ketahui apa isi yang ada di dalamnya. Sepintar atau sehebat apapun manusia merancang, kita tidak dapat mengetahui 100% apa yang terjadi di depan. Kita tidak tahu kapan kita akan ada di lembah dan kapan kita akan ada di bukit. Semuanya adalah sebuah misteri, tapi bagi kita sebagai orang percaya setidaknya kita mengetahui siapa yang memegang hidup kita. Allah Bapa yang hanya menginginkan yang terbaik buat anak-anakNya.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberi kepadamu hari depan yang penuh harapan.” - Yeremia 29:11
Ayat diatas menggambarkan isi hati Tuhan untuk anak-anak-Nya. Akan tetapi pada kenyataannya, bukankah hidup kita sebagai anak-anak Tuhan tidak selalu mulus? Terkadang kita menemui batuan-batuan terjal atau lembah yang kelam. Apakah itu berarti ayat ini atau Tuhan kita gagal?
Saya rasa tidak.
Terkadang, kitalah yang tidak memahami rencana atau tujuan Tuhan yang tersembunyi dalam peristiwa-peristiwa dalam hidup kita atau istilah kerennya blessing in disguise.
Dua tahun lalu, saya mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki kanan saya patah dan harus menjalankan operasi pasang pen. Bukanlah sebuah kondisi yang menyenangkan. Sama sekali. Selain rasa sakit yang saya alami tentunya, saya juga merasa takut dan khawatir terhadap berbaga macam hal. Pasalnya, saat itu saya belum lama baru mulai bekerja dan kondisi saya tidak memampukan saya untuk berjalan dan beraktivitas dalam rentang waktu yang lama. Saya khawatir terhadap keberlangsungan kerja saya. Belum lagi, biaya operasi yang terbilang besar. Perasaan bersalah karena harus membebankan orang tua saya lagi pun sangat terasa. Pasalnya, saya saat itu tidak punya asuransi maupun BPJS kesehatan. Saat itu, saya merasa dunia saya runtuh dan saya bertanya-tanya mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi dalam hidup saya. Padahal, saya merasa bahwa saya sudah menjadi anak Tuhan yang cukup baik--saya pelayanan, pergi ke Gereja--namun mengapa Tuhan mengijinkan hal itu terjadi kepada saya?
Untungnya, saya punya teman yang menguatkan dan mengingatkan saya untuk tetap berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala keadaan. Awalnya saya bertanya-tanya, bagaimana saya bisa bersyukur dalam keadaan seperti ini. Namun saya akhirnya memutuskan untuk tetap berdoa. Saya merasa nothing to lose, toh kondisi saya sudah hancur.
Ternyata, Tuhan tidak meninggalkan saya! Meskipun saya tidak dalam kondisi baik--meskipun saya sedang dalam kondisi kecewa dengan Tuhan, namun Ia tetap menunjukkan pertolongan-Nya yang tepat. Pertama, saya tidak diberhentikan, bahkan saya diizinkan untuk beristirahat dan tetap diberikan gaji selama saya cuti! Kedua, saya tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali untuk proses operasi. Tuhan buka jalan buat saya dan keluarga saya sehingga kami tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali, loh. Ketiga, proses operasi berjalan lancar dan waktu pemulihan saya terbilang cepat.
Yes! Memang tidak ada yang mustahil buat Allah kita yang adalah spesialis jalan buntu. Master of Breakthrough--Baal Perazim adalah Nama-Nya.
Tuhan tidak berhenti sampai di situ saja. Ia ternyata punya maksud dan rencana yang lebih besar lagi buat hidup saya melalui peristiwa itu. Selama saya mengalami 'karantina' di rumah, saya merasa masa itu adalah sebuah masa peremukan dan pembentukan yang sangat luar biasa. Saya belajar untuk bergantung sama Tuhan sepenuhnya seperti layaknya seorang anak yang baru saja belajar berjalan dari Bapa-Nya. Saya belajar bergantung sama Tuhan untuk hal-hal kecil dalam hidup saya. Saya juga merasa Tuhan mengikis banyak hal buruk dalam hidup saya. Peristiwa itu merupakan salah satu peristiwa yang membentuk saya menjadi orang yang lebih berkenan di Hadapan Tuhan.
Sekarang, saya bersyukur karena Tuhan mengijinkan saya mengalami peristiwa tersebut. Peristiwa itu mengajarkan luar biasa banyak hal buat saya!
Saya sadar bahwa Tuhan punya rencana yang besar melalui peristiwa tersebut. Saya mungkin tidak mengetahui awalnya kenapa hal itu diijinkan terjadi, tetapi sekarang saya sadar bahwa peristiwa tersebut terjadi untuk membentuk saya dan mengajarkan saya banyak hal. Peristiwa tersebut juga sekaligus menguatkan saya dalam masa-masa sulit saya bahwa saat kita hidup dalam Tuhan maka akhirnya adalah happy ending.
PRAISE HIM! Puji Tuhan apapun keadaan kita. Sekalipun saat ini kita berada di lembah atau sekeliling kita masih gelap, tetap Puji Tuhan. Puji Tuhan sampai-sampai seolah-olah hati-Nya tergerak untuk segera turun tangan. Puji Tuhan karena seluruh hidup kita bergantung kepada Dia. Puji Tuhan karena kita percaya bahwa rancanganNya untuk hidup kita adalah rancangan keselamatan, apapun kondisi kita saat itu. Do praise God in advance, dan kita akan melihat bagaimana kuasa itu turun dan bekerja dalam hidup kita
Bangkit dan jadilah pejuang-pejuang Tuhan apapun kondisi kita saat ini. Seperti Pohon Badam yang selalu berbunga pada setiap musim, sekalipun di musim dingin. Di saat pohon-pohon yang lain seolah tidur, pohon ini tetap memilih untuk berjaga-jaga dan berbunga. Apapun kondisi kita saat ini, mungkin kita terpuruk, terluka, kecewa, atau bahkan putus asa, pilihlah untuk tetap berbunga untuk Tuhan dan Tuhan akan membela dan mengangkat kondisi kita.
Praise God in Advance.